ekologi serta terbuka terhadap zat beracun serta polutan berbahaya, merupakan elemen penting dalam membentuk kerentanan lingkungan.
Dengan meningkatnya kerentanan lingkungan seperti berkurangnya biodiversity, penurunan mutu tanah atau kelangkaan air bersih akan dengan mudahnya mengancam
jaminan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi masyarakat yang bergantung pada produksi lahan, hutan serta lingkungan laut untuk mata pencahariannya.
2.3. Karakteristik Kota yang Rawan Bencana Gempa
2.3.1 Pengertian dan jenis-jenis bencana Bencana dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tiba-tiba atau musibah
besar yang mengganggu susunan dasar dan fungsi normal dari suatu masyarakat atau komunitas. Bencana juga dapat dimaknai sebagai suatu kejadian atau serangkaian
kejadian yang memberi, meningkatkan jumlah korban atau kerusakan atau kerugian harta benda, infrastruktur, pelayanan-pelayanan yang penting atau sarana kehidupan
pada satu skala yang berada di luar kapasitas normal dari komunitas-komunitas Coburn et.al, 1994.
Secara sporadis bencana muncul masih dalam koridor penjelasan ilmiah namun prediksi bencana merupakan satu misteri ilmiah. Bencana datangnya tidak terduga,
sehingga yang paling diutamakan adalah proses minimalisasi bencana dan bagaimana cara menanggulangi sehingga bisa dilakukan tindakan preventif. Bencana alam,
dilihat dari penyebabnya dapat dibedakan atas sedikitnya tiga jenis yaitu: 1 bencana geologis, 2 klimatologis dan 3 ekstra-terestrial. Bencana alam geologis merupakan
bencana alam yang disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi meliputi
Universitas Sumatera Utara
gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Bencana alam klimatologis adalah bencana yang ditimbulkan oleh cuaca yang sudah dapat diprediksi kedatangannya,
arah, dan lokasi yang akan dilanda bencana. Bencana alam ekstra-terestrial adalah bencana yang terjadi akibat hantaman meteor atau benda dari angkasa luar yang
kedatangannya tidak dapat diprediksi Brahmantyo dan Puradimaja, 2005. Pengertian gempa bumi menurut Boen dalam Sudibyakto 2000 adalah suatu
gejala fisik yang ditandai dengan bergetarnya bumi dengan berbagai intensitas, getaran-getaran tersebut terjadi karena terlepasnya suatu energi secara tiba-tiba.
Namun gejala-gejala geologis tersebut juga dapat berakibat terjadinya bencana geologis lainnya selain gempa bumi seperti gunung meletus, tanah longsor, banjir dan
juga tsunami. Gempa bumi bisa disebabkan oleh berbagai sumber, antara lain: 1 letusan
gunung berapi erupsi vukalnik, 2 tubrukan meteor, 3 ledakan bawah tanah seperti uji nuklir, dan 4 pergerakan kulit Bumi Rusydi, 2004. Di bawah
lempengan bumi ada magma yang bergerak. Gerakan ini menghasilkan gaya yang dirasakan oleh lempengan terutama pada daerah sambungan antar lempeng. Gerakan
ini membuat tanah di atasnya dan juga magma di bawahnya bergetar. Getaran ini akan diteruskan sampai ke permukaan tanah yang disebut gempa bumi Rusydi,
2004. Bencana alam gempa bumi sampai sekarang belum bisa diprediksikan secara
akurat karena pengetahuan kita pada how the earthquake happens hanya sanggup memprediksi gempa dengan orde presisi ratusan atau bahkan ribuan tahun.
Universitas Sumatera Utara
Bencana yang mungkin terjadi setelah gempa bumi adalah tanah longsor, banjir dan kebakaran. Eisner and Gallion, 1994.
2.3.1. Kondisi geoteknik dan geologis kota rawan bencana gempa Kondisi fisik kota yang rawan bencana gempa disebabkan oleh keadaan
geoteknik dan geologis kota tersebut yang dilalui oleh jalur patahan. Wilayah Indonesia dipengaruhi oleh zona pertemuan empat lempeng besar dunia yaitu
lempeng Eurasia, Indo-Australia, Pasifik dan Philipina. Pengaruh dari pertemuan lempeng dunia ini kepada kondisi seismik tektonik kawasan Indonesia menjadikan
wilayah Indonesia memiliki kerawanan yang tinggi Wardani, et.al, 2005. Sesungguhnya kemungkinan terjadinya gempa bumi dapat diprediksikan
walaupun tempat dan waktu kejadian belum bisa dipastikan, dengan mengetahui sejarah kegempaan yang terjadi di suatu wilayah dapat diprediksikan masa
pengulangan gempa selanjutnya. Masa pengulangan terjadinya gempa-gempa besar dari beberapa penelitian memperlihatkan kurun waktu ratusan tahun pada lokasi yang
sama Canahar, et.al, 2005. Dengan mengetahui sejarah kegempaan yang ada, daerah yang dulunya pernah mengalami gempa dapat mempersiapkan daerahnya untuk
menghadapi gempa yang dapat datang kapan saja.
2.4. Konsep Kota yang Adaptif dan Berbasis Mitigasi Bencana