1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Sebagai makhluk sosial, mereka tidak terlepas dari interaksi sosial
satu dengan yang lainnya. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai sebuah peristiwa di mana individu satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi satu
sama lain dan hadir bersama, mereka menciptakan sebuah hasil atau berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan membutuhkan suatu alat agar
mereka dapat menyampaikan apa yang ingin dikomunikasikan. Oleh karena itu, manusia menciptakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah terlepas dari suatu komunikasi, karena hal itu menunjukkan bahwa manusia merupakan makhluk
sosial yang selalu hidup berdampingan satu sama lain. Tuturan-tuturan yang terjadi dalam komunikasi sehari-hari tidak hanya bertujuan untuk
menyampaikan suatu informasi, tetapi juga untuk melakukan suatu tindakan tertentu, misalnya tuturan direktif. Tuturan direktif atau disebut juga tuturan
imperatif tersebut diungkapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Selain di kehidupan sehari-hari, tuturan direktif juga dapat ditemukan dalam sebuah
karya sastra seperti film, teater, komik dan lain-lain.
Film merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan tentang kehidupan nyata. Percakapan-percakapan yang terdapat dalam film juga
merupakan percakapan seperti yang umumnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu tuturan yang sering dijumpai pada percakapan sehari-hari
adalah tuturan direktif. Seperti pada contoh percakapan dalam film Ernest et Célestine berikut ini.
Gambar 1. Ernest dan Célestine menuju toko gigi palsu
1
Ernest et Célestine, 2012 Kutipan percakapan 1 tersebut terjadi di jalan ketika Célestine dan
Ernest sedang berjalan menuju sebuah toko gigi palsu. Karena Ernest tidak mengetahui toko gigi palsu tersebut, Célestine pun menunjukkan jalannya. Pada
percakapan tersebut, Célestine berkata dépêche-toi cepat. kalimat yang
diungkapkan oleh Célestine merupakan kalimat dengan struktur imperatif sehingga dapat diketahui bahwa kalimat tersebut merupakan salah satu tuturan
direktif. Selain itu, setelah mendengarkan ucapan tersebut Ernest yang sebelumnya hanya berjalan kemudian berlari untuk mempercepat langkahnya.
Célestine : Par ici, Ernest, dépêche-toi Voilà, cest ici Di sini
Ernest, cepat Ini dia tempatnya. Érnest
: Bien. Baiklah Célestine
: Arrêtes Tu fais trop de bruit. Fais-le plus doucement. Hentikan Kau membuat bising Pelan-pelan saja
Hal itu menunjukkan bahwa Célestine mengucapkan tuturan itu dengan maksud tertentu, yaitu meminta Ernest agar berjalan lebih cepat untuk menyusulnya.
Tuturan direktif dapat ditandai dengan reaksi yang dilakukan oleh mitra tutur setelah mendengar tuturan tersebut. Tuturan direktif memiliki jenis yang
berbeda-beda sesuai dengan konteks yang meliputinya. Seperti pada contoh berikut ini.
2 La mère des souris : Croyez-moi, les enfants. Cest dans les Comte que les ours sont amis avec les souris. Percayalah padaku,
anak-anak, kisah pertemanan beruang dan tikus itu hanya ada dalam dongeng.
Les enfants : tidak mau berinteraksi dan berteman dengan beruang
3 La mère des souris :Silence Silence Retournez à vos lits Silence Diam Diam Kembali ke tempat tidur kalian Diam
Les enfants : diam dan bergegas kembali ke tempat tidur masing-
masing. Ernest et Célestine, 2012
Pada tuturan 2, La mère des souris berkata “Croyez-moi, les enfants.
Cest dans les Comte que les ours sont amis avec les souris” dengan nada bicara
yang datar setelah melihat salah satu anaknya menggambar seekor beruang yang berteman dengan tikus, maka dapat diketahui bahwa tuturan tersebut
diungkapkan untuk memperingatkan anak-anaknya agar mereka tak berteman dengan beruang, karena hanya dalam dongeng seekor beruang berteman dengan
tikus sehingga setelah mendengar ucapan tersebut, anak-anak menjadi tidak mau berinteraksi dan berteman dengan beruang. Sebaliknya, tuturan Croyez-moi, les
enfants. Cest dans les conte que les ours sont amis avec les souris akan bermakna suruhan jika diucapkan ketika La mère des souris hanya ingin anak-
anaknya percaya bahwa pertemanan antara tikus dan beruang hanya ada dalam dongeng.
Tuturan 3 diungkapkan oleh La mère des souris ketika melihat anak- anaknya ribut dan bertengkar di depan tempat tidur mereka. Oleh karena itu
tuturan itu dimaksudkan untuk menyuruh anak-anak untuk diam, dan kembali ke tempat tidurnya dengan mengatakan “Silence Silence Retournez à vos lits
Silence ”. Pada tuturan 2 dan 3, keduanya merupakan tuturan direktif namun
memiliki jenis yang berbeda berdasarkan konteks yang meliputinya. Tuturan 2 merupakan peringatan agar anak-anaknya tidak berteman dengan beruang,
sedangkan tuturan 3 merupakan suruhan agar anak-anaknya diam dan kembali ke tempat tidur mereka masing-masing.
Dalam ilmu kebahasaan, cabang linguistik yang digunakan untuk menganalisis tuturan-tuturan seperti pada contoh yang telah diungkapkan adalah
analisis pragmatik. Dalam bidang pragmatik, salah satu kajian yang kerap dilakukan adalah pada tindak tutur. Tindak tutur dalam suatu kalimat
mengandung prinsip adanya kemungkinan untuk menyatakan secara tidak tepat apa yang dimaksud oleh penutur Verhaar, 2001:16.
Kajian tentang pragmatik dapat dilakukan dari berbagai macam tuturan dalam komunikasi yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari baik
komunikasi yang terjadi dalam kehidupan nyata maupun di dalam media lainnya seperti film. Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk meneliti tuturan
direktif dalam film Ernest et Célestine. Film ini merupakan sebuah film animasi yang menceritakan tentang persahabatan seekor tikus Celestine dan seekor
beruang Ernest. Persahabatan yang ditentang oleh para tikus dan beruang ini memicu konflik dalam film ini. Selain itu, kisah persahabatan ini banyak
menceritakan tentang sifat tolong menolong yang dimiliki oleh Ernest maupun Célestine.
Berdasarkan pada contoh-contoh yang telah diungkapkan. Tuturan seperti pada contoh tersebut banyak ditemukan dalam film Ernest et Célestine.
Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji tuturan direktif yang terdapat pada tuturan tokoh-tokohnya dengan menguraikan tindak tuturnya berdasarkan
bentuk dan jenisnya sesuai dengan konteks yang meliputi tuturan tersebut.
B. Identifikasi Masalah