Kemampuan Berpikir Kreatif Kajian Pustaka

18 materi tersebut. Dalam penelitian pengembangan ini minat belajar peserta didik diukur dengan menggunakan angket. Peningkatan minat peserta didik dilihat berdasarkan perbedaan hasil angket minat awal yang dibagikan sebelum proses pembelajaran, dan hasil angket minat akhir yang dibagikan pada akhir pembelajaran.

3. Kemampuan Berpikir Kreatif

Johnson 2009: 183 mengungkapkan berpikir kreatif adalah kegiatan mental yang memupuk ide-ide asli dan pemahaman-pemahaman yang baru. Johnson menambahkan bahwa berpikir kreatif merupakan sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemugkinan-kemungkinan baru, membuat sudut pandang yang menakjubkan, serta membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Kutlu Gokdere 2015 : 589 menjelaskan bahwa individu yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif yaitu mereka yang bisa melihat kejadian dengan sudut pandang yang berbeda, dapat mempertanyakan, menganalisis dan mempersatukan. Bakir Oztekin 2014: 231 menyatakan kemampuan berpikir kreatif berkenaan dengan kemampuan menghasilkan atau mengembangkan sesuatu yang baru, yaitu sesuatu yang tidak biasa yang berbeda dari ide-ide yang dihasilkan kebanyakan orang. Oon-Seng Tan, et al., 2009: 7 menjelaskan bahwa tindakan kreatif dapat dianggap baik sebagai fenomena mental atau intelektual yang dikenal sebagai berpikir kreatif atau berpikir divergen atau sebagai proses 19 yang menghasilkan produk sosial dan budaya seperti musik serta karya seni, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam konteks pengajaran perguruan tinggi, berpikir kreatif dengan sengaja dan secara aktif melibatkan para peserta didik membawa ide-ide yang baru, mengembangkan kemungkinan yang sudah ada, dan menemukan atau membayangkan sesuatu yang baru. Newbil Baum 2012: 17 menjelaskan ada enam tahapan dalam berpikir kreatif diantaranya memeriksa ide dan mengumpulkan fakta, menanggapi secara terbuka, mengidentifikasi kekurangan, mengidentifikasi kelengkapan, menghasilkan ide baru, dan mengelola proses. Beberapa pendekatan yang terlibat dalam kemampuan berpikir kreatif menurut Coughlan 2007: 4 sebagai berikut : refleksi, mencari kemungkinan jawaban lebih dari satu, berpikir bebas tetapi masuk akal, memperlaukukan semu ide-ide yuang ada, seolah-olah ide tersebut berisis sesuatu yang berpotensi, dan menyadari bahwa pendekatan ini melibatkan banyak saran yang tidak bisa dijalankan semuanya. Berfikir kreatif biasanya didefinisikan sebagai berpikir divergen. Hal ini dijelaskan Guilford Kaufman, et al., 2008: 17 menjelaskan empat aspek dalam berpikir divergen, yaitu : 1. Fluency : the number of responses to a given stimuli, “the total number of ideas given on any divergent thinking exercise”. 2. Originality : the uniqueness of responses to agiven stimuli, “the unusualness ... of an examinee’s or respondent’s ideas”. 20 3. Flexibility : the number andor uniqueness of categories of responses to a given stimuli, or more broadly, “a change in the meaning, use, or interpretation of something”. 4. Elaboration : the extension of ideas within a specific category of responses to a given stimuli, “to fill [ideas] out with details”. Indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif menurut Lilisari Tanwil 2013: 67 dalam pembelajaran fisika diantaranya mengembangkan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik, membangkitkan keingintahuan peserta didik, memandang informasi dari sudut pandang yang berbeda, memprediksi informasi yang terbatas, merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesis yang berdasarkan fenomena yang diamamti serta menguji hipotesis. Raiyn dan Tilchin 2015: 51 menambahkan kemampuan berpikir kreatif dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kreatif yang harus dimiliki untuk memecahkan masalah diantaranya mengidentifikasi masalah, memproduksi banyak ide, memproduksi banyak ide yang mencirikan fleksibel, memproduksi ide yang jarang, dan mengembangkan ide yang dimilik. Rule, et al. 2011: 1 menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kreatif digunakan untuk memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dengan cara mengeluarkan ide-ide yang inovatif. Pembelajaran kreativitas dalam sains oleh Harlen Qualter 2004: 90 diajarkan dengan cara mendorong pertanyaan, keterbukaan pikiran, berani mengambil risiko, antusiasme dan kenikmatan. Liliasari Tawil 21 2013;67 menambahkan bahwa implementasi kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran meliputi indikator-indikator diantaranya mengembangkan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik, membangkitkan rasa ingin tahu, memandang informasi dari sudut pandang yang berbeda, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, dan menguji hipotesis. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah kegiatan mental yang memunculkan pendapat asli dan informasi-informasi yang baru dari sudut pandang lain. Dalam penelitian pengembangan ini kemampuan berpikir kreatif peserta didik diukur dengan menggunakan tes tertulis. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dilihat berdasarkan perbedaan hasil tes awal kemampuan berpikir kreatif pretest yang dibagikan sebelum proses pembelajaran, dan hasil tes akhir kemampuan berpikir kreatif posttest yang dibagikan pada akhir pembelajaran.

4. Media Pembelajaran

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS PERCOBAAN FISIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

0 16 309

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA.

0 0 41

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS MEDIA PERMAINAN JUMANJI UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN MATERI FISIKA DAN PENCAPAIAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK SMA.

1 11 344

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS SIBI PADA MATERI KALOR SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK TUNARUNGU.

0 0 2

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS MEDIA PERMAINAN DOMINO UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN MATERI FISIKA DAN PENCAPAIAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK SMA.

0 0 2

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS MEDIA PERMAINAN MONOPOLI UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN MATERI FISIKA DAN PENUMBUHAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK SMA.

0 0 2

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS MEDIA PERMAINAN MONOPOLI UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN MATERI FISIKA DAN PENUMBUHAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK SMA.

0 0 2

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS SIBI PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU.

0 0 3

Pengembangan Model Pembelajaran Fisika berbasis Malcom’s Modeling Method untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Motivasi Belajar Peserta Didik.

1 6 2

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENGUKUR PENGUASAAN MATERI FISIKA DAN PENCAPAIAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK SMA.

0 0 2