Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

52

C. Kerangka Pikir

Anak tunagrahita ringan merupakan anak yang mempunyai tingkat kecerdasan IQ antara 50-70, dimana anak tersebut masih dapat diajarkan keterampilan menulis, membaca, dan menghitung sederhana. Anak tunagrahita ringan mengalami keterbatasan dalam memahami konsep abstrak, daya ingat rendah, serta konsentrasi yang rendah. Namun, anak tunagrahita ringan memiliki karakteristik fisik yang tidak jauh berbeda dengan anak pada umumnya. Oleh karena itu, di samping keterbatasan yang dimiliki, anak tunagrahita ringan masih bisa dididik dan dilatih untuk mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Untuk itu, anak tunagrahita ringan perlu diberikan keterampilan vokasional yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Aspek keterampilan vokasional yang dapat diajarkan pada anak tunagrahita ringan salah satunya yaitu keterampilan otomotif tambal ban. Tunagrahita ringan perlu belajar keterampilan tambal ban, hal ini dikarenakan melalui keterampilan tambal ban siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan tersebut yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berbekal keterampilan tersebut anak tunagrahita ringan dapat mengembangkan diri atau bekerja pada pihak lain dengan memperoleh penghasilan yang layak. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, pembelajaran keterampilan tambal ban kurang optimal. Hal tersebut ditandai dengan: 1 kemampuan anak dalam melakukan keterampilan tambal ban masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari masih rendahnya kemampuan anak melakukan langkah-langkah dalam menambal ban sepeda motor dengan baik dan benar; 2 pelaksanaan kegiatan pembelajaran 53 belum menggunakan metode yang tepat, sehingga partisipasi siswa masih minim; 3 Siswa juga sangat lemah untuk fokus belajar tambal ban, banyak yang melamun, bermain kesana-kemari sehingga proses belajar terganggu. Peneliti menanyakan kepada salah satu siswa tunagrahita ringan tentang keterampilan tambal ban, dapat diketahui bahwa siswa beranggapan bahwa mata pelajaran keterampilan otomotif tambal ban sulit untuk dikerjakan. Hal-hal di atas menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa tunagrahita dalam pembelajaran keterampilan otomotif tambal ban masih rendah. Siswa tunagrahita mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai pembelajaran keterampilan apabila tidak diulang-ulang dan dilatihkan secara langsung. Mengingat keterbatasan anak tunagrahita ringan tersebut maka metode yang digunakan harus menyesuaikan dengan kondisi anak. Kenyataan yang terdapat di sekolah luar biasa, dalam pembelajaran anak hanya memperhatikan guru melakukan langkah-langkah menambal ban sepeda motor. Guru belum memberikan bimbingan dan latihan kepada siswa. Dampaknya, siswa tunagrahita ringan masih mengalami kesulitan dan belum mempunyai keterampilan menambal ban dengan mandiri. Pencapaian hasil belajar keterampilan bagi anak tunagrahita ringan diperlukan latihan yang berulang-ulang. Upaya yang dilakukan untuk membantu siswa dalam menguasai keterampilan tambal ban dilakukan dengan metode latihan. Peneliti mengasumsikan metode latihan sebagai upaya untuk membantu anak tunagrahita ringan dalam mengenal, mempelajari, menggunakan peralatan tambal ban, serta menguasai langkah-langkah dalam menambal ban yang baik dan 54 benar. Penerapan metode latihan ini siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan otomotif dengan menggunakan metode latihan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan otomotif tambal ban pada siswa tunagrahita ringan. Berikut ini disajikan bagan dari kerangka pikir di atas pada bagan 1. Bagan 1. Kerangka Pikir tentang Peningkatan Keterampilan Otomotif Tambal Ban Melalui Metode Latihan Pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas X Anak Tunagrahita Ringan Anak Tunagrahita Ringan: Keterbatasan dalam memahami konsep abstrak, daya ingat rendah, konsentrasi yang rendah Tindakan: Penggunaan metode latihan pada pembelajaran keterampilan otomotif tambal ban Permasalahan: Hasil belajar siswa pada pembelajaran keterampilan otomotif tambal ban masih rendah, siswa belum menguasai ketrampilan tambal ban dengan baik dan benar Hasil belajar keterampilan otomotif tambal ban pada siswa tunagrahita ringan meningkat 55

D. Hipotesis Tindakan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SEBAGAI PERSIAPAN MENULIS PERMULAAN MELALUI KETERAMPILAN KOLASE PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 1 DI SLB NEGERI SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

3 39 115

PELAKSANAAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAYURAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS X DI SLB NGAMPRAH RAYA.

7 34 27

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT BATAKO MELALUI METODE DRILL BAGI TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VIII SMPLB C1 DI SLB N 1 SLEMAN.

0 1 127

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI SHAPING TERHADAP PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENGUKUR TEKANAN UDARA BAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS VIII DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

2 4 206

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS DASAR 3 DI SLB NEGERI 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 255

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP TUMBUHAN MELALUI METODE KARYAWISATA BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS V DI SLB BAKTI SIWI SLEMAN.

0 0 162

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SDLB DI SLB NEGERI 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 185

Meningkatkan Keterampilan Membuat Box File Melalui Metode Demonstrasi pada Anak Tunagrahita Ringan di Kelas VI SLB Binar Tarusan - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 13