50 menjelaskan bagian yang perlu dikerjakan siswa, serta memusatkan
perhatian siswa agar siswa mampu berkonsentrasi pada keterampilan yang sedang dilatihkan. Setelah itu, guru perlu memberikan feedback kepada
siswa pada bagian apa siswa mampu atau mengalami kesulitan dalam latihan keterampilan. Salah satu hal yang penting diperhatikan adalah
pemberian latihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, potensi, minat dan kesanggupan anak tunagrahita ringan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang penggunaan metode latihan telah dilakukan sebelumnya. Salah satunya adalah penelitian dari Septian Saptaringga 2014: 1 tentang
“Implementasi Metode Latihan KeterampilanDrill Pada Pembelajaran Keterampilan
Otomotif untuk
Siswa Difabel
Tunarungu di
SMALB”.Penggunaan metode latihan pada penelitian tersebut dapat membantu siswa tunarungu dalam meningkatkan kemampuan keterampilan dalam
pembelajaran keterampilan otomotif. Peningkatan prestasi belajar tersebut dapat terlihat dari tahap base line A1, tahap intervensi B, dan tahap baseline A2 yaitu
persentase pada analisis dalam kondisi yang menggambarkan peningkatan secara signifikan dan stabil dari fase baseline A1 dengan rata-rata 32 ke fase
intervensi dengan rata-rata 87 kemudian fase baseline A2 dengan rata-rata 99 .
Penelitian dari Ely Haryeti, Asep Ahmad Sopandi, Mega Iswari 2013: 537-
547 yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Membuat Palai Rinuak
51 Pepes Ikan Melalui Metode Latihan Pada Anak Tunagrahita Ringan”. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa metode latihan efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan membuat palai rinuak pada anak tunagrahita ringan
kelas D.V di SDLB Negeri 64 Surabayo Lubuk Basung. Hal ini terbukti dari hasil data penelitian yang menunjukkan nilai tertinggi yang diperoleh anak, sedangkan
sebelum diberikan intervensi kemampuan anak hanya menguasai 33,3 . Setelah anak diberikan intervensi dengan pembelajaran dengan menggunakan metode
latihan kemampuan anak sudah maksimal yaitu mencapai 100 . Artinya anak sudah bisa melakukan semua langkah dengan baik dan benar.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, metode latihan dapat memberikan peningkatan pada pembelajaran keterampilan otomotif untuk siswa tunarungu.
Serta lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan membuat palai rinuak pada siswa tunagrahita ringan kelas V. Dari penelitian sebelumnya, belum dilakukan
penerapan metode latihan pada pembelajaran keterampilan otomotif tambal ban untuk siswa tunagrahita ringan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut. Penelitian dengan penggunaan metode latihan diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan otomotif tambal ban pada siswa tunagrahita ringan kelas X di SLB Negeri 1 Sleman. Penggunaan metode latihan dalam proses
pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran, partisipasi siswa dalam pembelajaran, serta hasil belajar siswa
dalam menguasai keterampilan otomotif tambal ban.
52
C. Kerangka Pikir