Hipotesis Kedua Uji Hipotesis

pembelajaran pada SMA Negeri se-Kota Yogyakarta. Sel dalam crosstabulation pada variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses pembelajaran semula terdapat 3 kategori yaitu sangat baik, baik dan cukup telah digabungkan ke dalam kategori terdekat dengan tujuan agar nilai expected count atau frekuensi harapan dalam sel crosstabulatian untuk setiap pertemuan silang antara kategori dalam kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses pembelajaran dan pengalaman diklat menjadi 5. Penggabungan yang dilakukan pada variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses pembelajaran adalah sebagai berikut: untuk kategori baik kode angka 2 digabungkan dengan kategori cukup kode angka 3. Penggabungan tersebut kemudian diberi kode angka 2 dengan kategori baik. Dalam tabel 4.15 diketahui nilai Chi-Square x² hitung sebesar 2,345 dengan df = 1 lebih kecil dari x² tabel 3,481 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,126 lebih besar dari α 0,05 sehingga H 02 diterima dan H a2 ditolak yang artinya tidak ada pengaruh yang positif pengalaman diklat terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses pembelajaran. Tabel 4.15 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Pengalaman Diklat Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pembelajaran pada SMA Negeri se-Kota Yogyakarta Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig. 2- sided Exact Sig. 2- sided Exact Sig. 1-sided Pearson Chi-Square 2,345 a 1 ,126 Continuity Correction b 1,832 1 ,176 Likelihood Ratio 2,361 1 ,124 Fishers Exact Test ,156 ,088 Linear-by-Linear Association 2,327 1 ,127 N of Valid Cases 133 a. 0 cells 0,0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,31. b. Computed only for a 2x2 table

3. Hipotesis Ketiga

a. Rumusan Hipotesis = Tidak ada pengaruh positif frekuensi guru mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 standar proses pembelajaran. = Ada pengaruh positif frekuensi guru mengakses internet guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 standar proses pembelajaran. b. Langkah-Langkah Pengujian Hipotesis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji Chi- Square, terlebih dahulu disusun tabel kontingensi sebagai berikut: Tabel 4.16 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Frekuensi Mengakses Internet Terhadap Kemapuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pembelajaran pada SMA Negeri se- Kota Yogyakarta FrekuensiMengaksesInternet KemampuanMengimplementasikanPermendikbudNomor22Ta hun2016TentangStandarProsesPembelajaran Crosstabulation Kemampuan Mengimpleme ntasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pembelajaran Total Sangat Baik Baik Frekuensi Mengakses Internet Jarang Count 13 12 25 Expected Count 11,3 13,7 25,0 Sangat Jarang Count 47 61 108 Expected Count 48,7 59,3 108,0 Total Count 60 73 133 Expected Count 60,0 73,0 133,0 Pada tabel 4.16 menunjukkan tabel kontingensi dan frekuensi harapan pengaruh frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses pembelajaran pada SMA Negeri se-Kota Yogyakarta. Sel dalam crosstabulation pada variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses pembelajaran semula terdapat 3 kategori yaitu sangat baik, baik dan cukup serta pada variabel frekuensi mengakses internet yang semula terdapat 5 kategori, yaitu sangat sering, sering, cukup, jarang, dan sangat jarang telah digabungkan ke dalam kategori terdekat dengan tujuan agar nilai expected count atau frekuensi harapan dalam sel crosstabulation untuk setiap pertemuan silang antara kategori dalam kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses pembelajaran dan frekuensi mengakses internet menjadi 5. Penggabungan yang dilakukan pada variabel kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses pembelajaran adalah sebagai berikut: untuk kategori baik kode angka 2 digabungkan dengan kategori cukup kode angka 3. Penggabungan tersebut kemudian diberi kode angka 2 dengan kategori baik. Sedangkan penggabungan yang dilakukan pada variabel frekuensi mengakses internet adalah sebagai berikut: untuk kategori sangat sering kode angka 1, sering kode angka 2, cukup kode angka 3 dan jarang kode angka 4 digabungkan menjadi satu dan diberi kode angka 1 dengan kategori jarang.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pada guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta 2017.

0 2 215

Pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah, frekuensi mengakses internet, dan pangkat golongan guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar P

0 0 234

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pada

0 3 213

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

0 0 3

Lampiran Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

0 1 15

Pengaruh kemampuan teknologi informasi, pengalaman pendidikan dan pelatihan, dan frekuensi mengakses internet guru terhadap kemampuan guru mengimplementasikan PerMendikbud Nomor 23 tahun 2016 tent

0 0 277

Pengaruh pengalaman mengajar, tingkat pendidikan guru, dan kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi PerMendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian pada

0 4 268

Pengaruh kesibukan guru di sekolah, frekuensi mengakses internet, pangkat golongan terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

0 0 218

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar, dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan PerMendikbud Nomor 23 tahun 2016

0 0 246

Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses

0 0 11