C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh praktikan di Ruang IIIMelati I pada tanggal 11 Juni – 16 Juni 2012 ada beberapa masalah
yang dijumpai diantaranya: pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan belum optimal berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan SAK , perawat kurang
optimal dalam pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga, suasana ruangan yang tidak nyaman bagi pasien anak. Untuk menyelesaikan
masalah tersebut, kelompok menyusun rencana tindakan yang disesuaikan dengan kemampuan kelompok. Rencana tindakan tersebut telah dilaksanakan dan
dievaluasi dan kemudian dbandingkan dengan teori yang ada. 1 Pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan belum optimal
berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan SAK Dokumentasi keperawatan merupakan suatu informasi lengkap
meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan keperawatan serta respon pasien terhadap asuhan yang diterimanya.
Pendokumentasian asuhan keperawatan sangat diperlukan karena
memiliki aspek legalitas dan menjadi aspek hukum untuk melindungi
setiap tindakan keperawatan, bila sesuatu hal tidak diinginkan terjadi. Pendokumentasian asuhan keperawatan juga sebagai bukti otentik telah
dilakukan tindakan keperawatan kepada pasien Capernito, 1999. Dalam kasus hukum, dokumentasi keperawatan menjadi landasan berbagai kasus
gugatan atau sebagai alat pembela diri perawat, dokter atau fasilitas Iyer Camp, 2004. Dokumentasi keperawatan juga bermanfaat dalam
penentuan akreditasi. Melalui dokumentasi keperawatan dapat dilihat
Universitas Sumatera Utara
sejauh mana peran dan fungsi keperawatan dalam memberikan askep pada pasien. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan
pemberian askep yang diberikan, guna pembinaan lebih lanjut. Untuk mengatasi masalah pendokumentasian tersebut, kelompok
membantu membuat rancangan format asuhan keperawatan dan Standar Asuhan Keperawatan berdasarkan 10 penyakit terbesar di ruangan anak
dengan pendekatan NIC NOC Nursing Interventions Classification Nursing Outcomes Classification dengan menggunakan metode check
list yang diharapkan dapat membantu mempermudah perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan.
2 Pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga kurang optimal
Menurut WHO 1954 dalam Notoatmodjo 2003 bahwa tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan dan
mencegah timbulnya penyakit, memperthankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit serta
membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan. Menurut Mach Foed 2005, pendidikan kesehatan merupakan proses
perubahan yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses
belajar. Perubahan tersebut mencakup antara lain pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui proses pendidikan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk membantu perawat dalam melakukan penyuluhan maka praktikan memberikan penyuluhan kesehatan secara terjadwal tentang
perawatan anak dengan diare pada tanggal 20 Juni 2012 oleh M. Isa Syahputra Yoga, pencegahan DBD dan perawatan anak yang menderita
DBD pada tanggal 21 Juni 2012 oleh Waslifour Glorya Daeli, nutrisi yang baik pada anak dengan anemia 22 Juni 2012 oleh Betty Manurung, latihan
ROM pada tanggal 22 Juni 2012 oleh Delima Siahaan. 3 Suasana ruangan yang tidak nyaman bagi pasien anak
Menurut Supartini 2004 bahwa ruangan anak idealnya dimodifikasi bernuansa anak sehingga dapat meningkatkan keceriaan,
perasaaan aman, dan nyaman bagi pasien anak. Modifikasi ruang perawatan dengan cara membuat situasi ruang rawat seperti di rumah dan
memiliki dekorasi bernuansa anak dengan adanya gambar dinding berupa gambar binatang, bunga, tirai dan sprei serta sarung bantal yang berwarna
ceria, dan dinding ruangan yang berwarna-warni. Untuk mengatasi masalah tersebut, kelompok menyediakan sebuah
bunga yang indah di tengah ruangan untuk mendukung suasana ruangan anak yang nyaman dan asri.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Landasan Teori 1. Pengertian
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer, dapat disertai atau tanpa
darah dan lendir sebagai akibat terjadinya proses inflamasi pada lambung dan usus yang terjadi selama 2 hari atau lebih.
2. Etiologi
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya diare, yaitu: a.
Faktor Infeksi 1
Infeksi enteral Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama diare, seperti: virus rotavirus, adenovirus, dll, bakteri E.coli, shigella sp, v.cholerae, dll dan parasit E. histolytica,
giardia lamblia, dll. 2
Infeksi parenteral Infeksi di luar saluran pencernaan, seperti Otitis Media Akut
OMA, tonsititis, tonsilopharingitis, bronchopneumonia, ensefalitis, dll.
3 Faktor Malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat
- Disakarida: intoleransi laktosa, maltosa, sukrosa
- Monosakarida: intoleransi glukosa, fruktosa, galaktosa
Universitas Sumatera Utara