38 Keterangan:
Y
i
= Variabel kualitas pelayanan α
= Konstanta X
1
= Variabel kecerdasan emosional X
2
= Variabel tingkat pendidikan X
1
X
2
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel tingkat pendidikan
β
1
β
2
β
3
= Koefisien regresi besaran pengaruh u
i
= Pengganggu regresi Untuk menguji tingkat signifikansi koefisiensi regresi dari interaksi
variabel X
1
X
2
terhadap Y
i
, maka dilakukan pembandingan nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dengan taraf signifikansi α
yang digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Hipotesis penelitian ini akan diterima bila nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
lebih rendah dari taraf signifikansi α 0,05.
c. Hipotesis 3
1 Rumusan hipotesis
Ho = Tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap kualitas pelayanan ditinjau dari jenis pekerjaan
Ha = Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap kualitas pelayanan ditinjau dari jenis pekerjaan.
2 Pengujian hipotesis 3
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow Gujarati, 1995:512 dengan
rumus sebagai berikut : Y
i
= α
+ β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
1
X
2
+ u
i
Keterangan: Y
i
= Variabel kualitas pelayanan
39 α
= Konstanta X
1
= Variabel kecerdasan emosional X
2
= Variabel jenis pekerjaan X
1
X
2
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel jenis pekerjaan
β
1
β
2
β
3
= Koefisien regresi besaran pengaruh u
i
= Pengganggu regresi Untuk menguji tingkat signifikansi koefisiensi regresi dari interaksi
variabel X
1
X
2
terhadap Y
i
, maka dilakukan pembandingan nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dengan taraf signifikansi α
yang digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Hipotesis penelitian ini akan diterima bila nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
lebih rendah dari taraf signifikansi α 0,05.
40
BAB IV GAMBARAN UMUM RSU PANTI BAKTININGSIH
A. Sejarah
Dalam rentang waktu tahun 1961-1965, Pemerintah Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta, bercita-cita mendirikan sebuah pusat pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah ini yang memadai.
Pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah berwujud poliklinik dan rumah sakit bersalin. Namun keinginan luhur ini selalu dirintangi oleh
aktivis PKI, yang senantiasa tidak sependapat dalam usaha-usaha peningkatan kesejahteraan rakyat. Sehingga keinginan luhur ini
mengalami kemacetanterhenti beberapa waktu yaitu sebagai puncak kemacetan itu meletus G 30 SPKI tahun 1965. Tetapi pada tahun 1966,
seiring dengan konsensus nasional, Bangsa Indonesia membasmi PKI. Antara tahun 1966-1970, Pemerintah Kelurahan Sendangmulyo
bersama Dewan Perwakilan Rakyat Kelurahan Gotong Royong DPRKGR memutuskan untuk tetap melanjutkan cita-cita yaitu
mendirikan pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang berwujud Poliklinik dan Rumah Sakit Bersalin. Kemudian untuk pengelolaannya,
karena pemerintah Kelurahan Sendangmulyo dan pihak lain tidak bersedia, maka pemerintah Kelurahan dan DPRKGR menyerahkan kepercayaan
kepada pihak Proki Klepu. Dalam hal ini Paroki Klepu menerima kepercayaan itu demi kesejahteraan masyarakat. Atas kepercayaan itu,
41 Pemerintah Kelurahan Sendangmulyo menyediakan tanah Kas Desa yang
terletak di sebelah utara Pastoran Katolik Klepu seluas 3000 m2. Penyerahan tanah Kas Desa kepada Yayasan terjadi pada hari Jumat,
tanggal 5 Mei 1967, Nomor : 2PV’67, dari Bapak Martawidjana selaku Lurah Pemerintah Kelurahan Sendangmulyo, Bapak H.J. Hardjawardaja
selaku ketua DPRKGR Kelurahan Sendangmulyo, yang diketahui oleh Bapak R. Prodjosastramihardja selaku Camat Minggir.
Tanah Kas Desa persil no.226, K1.II itu kemudian ditukar dengan sebidang tanah lain milik Paroki Klepu. Pengesahan penggunaan tanah kas
desa untuk YKKR dari Dinas Agraria DIY nomor : 27PDAgr.1969, tertanggal 15 Desember 1969. Untuk memperkuat penggunaan status
tanah, selanjutnya Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, lewat Surat Keputusan SK No. 11970, tertanggal
2 Januari 1970, mengukuhkan tanah Kas Desa yang sudah ditukar tersebut untuk tempat membangun sebuah Poliklinik dan Rumah bersalin.
Untuk mengelola Poliklinik dan Rumah Bersalin, Paroki Klepu berupaya mendirikan Yayasan. Pada tanggal 16 Juli 1969, di hadapan
Notaris R.M Soerjanto Partaningrat., SH secara resmi berdirilah sebuah Yayasan. Nama Yayasan dipilihnya : ‘’YAYASAN KESEJAHTERAAN
KESEHATAN RAKYAT YKKR SANTO FRANSISKUS’’. Yayasan berkedudukan di Klepu, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Yogyakarta.
Setelah pembangunan gedung poliklinik dan rumah bersalin mendekati selesai, 2 orang petugas paramedis yaitu perawat Sr. M.
42 Aloysia, F.Ch, Sr. M. Bernarda, F.Ch sebagai Bidan, pada bulan Februari
1971 sudah datang di Klepu untuk bertugas. Dua petugas paramedis untuk cikal bakal di Klepu itu, dikirim oleh Pimpinan Kongregasinya yang
Induknya di Palembang Sumatera Selatan. Suster-suster itu diutus ke Tanah Jawa, khususnya ke Klepu yang jaraknya dari ibukota Propinsi DIY
kurang lebih 19 km ke arah barat. Selain bertugas melayani kesehatan masyarakat, juga sekaligus mengembangkan Charitas di Klepu.
Pada tahun 1971, bangunan gedung sudah mendekati selesai, permohonan ijin pelayanan kesehatan mulai diproses. Kemudian pada hari
Selasa 16 Maret 1971 BPH Seksi II dan DPRD Kabupaten Sleman meninjau Gedung calon Poliklinik dan Rumah Bersalin Klepu. Lalu pada
hari Selasa Wage, 6 April 1971, Yayasan menerima Nota Dinas dari Bapak Kepala Dinas kesehatan Rakyat DKR Sleman yang
ditandatangani oleh Bapak dr. Sugiyatmo, yang isinya bahwa ‘’Ijin buka Poliklinik dapat dikabulkan”. Selanjutnya pada hari Senin Kliwon, 12
April 1971 Panitia Peresmian pembukaan poliklinik terbentuk. Panitia meliputi unsur pengurus Yayasan dan Pengurus Harian Paroki PHP
Klepu. Panitia memutuskan Nama Poliklinik dan Rumah Sakit Bersalin adalah Panti Baktiningsih. Namun, dengan terbitnya Surat keputusan SK
Menteri kesehatan RI No.: 920MEN.KESPERXII86, tertanggal 17 Desember 1986, tentang upaya pelayanan kesehatan Swasta di Bidang
Medik, kemudian dilengkapi dengan SK Dirjen Pelayanan Medik No. : 098Yan.MedRSKS1987, tertanggal 5 Februari 1987, tentang petunjuk
43 pelaksanaan peraturan Menteri Kesehatan RI No. :
920MEN.KESPERXII1986; seperti status BP-BKIA-RB Panti Baktiningsih Klepu, mau tidak mau harus mengikuti dan mentaati SK
Menteri Kesehatan. Dengan demikian status BP-BKIA-RB berubah status menjadi Rumah Sakit Klas Pratama sampai sekarang.
B. Visi, Misi, Tujuan, dan Motto RSU Panti Baktiningsih Klepu
1. Visi
Atas dasar cinta kasih memberikan pelayanan kesehatan yang manusiawi, profesional, berkinerja tinggi, bermutu, sesuai dengan
harkat dan martabat manusia. 2.
Misi a.
Melaksanakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, demi memuliakan nama Tuhan, dalam kegembiraan, kesederhanaan, dan
terutama cinta kasih. b.
Mendayagunakan seluruh sarana dan prasarana yang tersedia. c.
Memberikan dan meningkatkan pelayanan yang optimal. 3.
Tujuan Tujuan dari RSU Panti Baktiningsih adalah Mewujudkan cinta kasih
melalui pelayanan terhadap sesama tanpa membedakan suku, bangsa, agama, golongan, dan budaya bertdasarkan semboyan ‘Layanilah
Sesamamu dengan Sabar dan Penuh Kasih’. •
Membudayakan hidup sehat secara utuh dan menyeluruh.