Tingkat Pendidikan LANDASAN TEORETIK

18 tergantung pada tenaga medisnya yaitu dokter, yang selanjutnya para tenaga paramedis perawat dan paramedis non perawat. Selain itu para tenaga medis dan paramedis ini juga dibantu oleh tenaga manajemen di bidang ketenagakerjaan atau personalia. Selain itu mereka juga dibantu oleh tenaga kebersihan untuk menjaga ketertiban, kenyamanan, keamanan dan lingkungan rumah sakit. Dari sekian jenis pekerjaan tersebut, pekerjaan paramedis dan non medis memang penting, tetapi pimpinan dan tanggung jawab serta baik buruknya rumah sakit diberikan oleh mereka yang lulusan fakultas kedokteran.

F. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kualitas pelayanan ditinjau

dari usia. Kualitas pelayanan jasa dalam suatu organisasi jasa banyak dipengaruhi oleh proses interaksi dan komunikasi yang berlangsung selama penyampaian jasa. Dalam proses tersebut, sikap dan perilaku karyawan akan menjadi penentu kualitas jasa yang diberikan kepada pelanggan. Sementara kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi, baik emosinya sendiri maupun emosi orang lain, dengan tindakan konstruktif, yang mempromosikan kerja sama, yang mengacu pada produktivitas bukan pada konflik. Kecerdasan emosional yang tinggi penting dimiliki oleh orang yang bekerja, karena karyawan yang mempunyai kecerdaan emosional 19 yang tinggi mampu mengendalikan emosi dan diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam bekerja. Derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap kualitas pelayanan diduga kuat berbeda pada seseorang yang memiliki tingkat usia yang berbeda. Dari segi usia, diduga kuat derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap kualitas pelayanan lebih tinggi pada usia dewasa. Hal ini disebabkan karena karyawan yang berusia dewasa mampu mengelola dan mengendalikan emosi dalam bekerja. Secara mendasar, mereka lebih lama dan berpengalaman dalam menghadapi berbagai karakter dan sifat pelanggan. Sementara pada karyawan usia muda, diduga derajat kecerdasan emosional terhadap kualitas pelayanan lebih rendah daripada karyawan usia dewasa. Hal ini disebabkan mereka masih berubah-ubah dalam mengelola serta mengendalikan emosi dalam bekerja. Seseorang yang masih baru dalam bekerja dan berusia muda, masih membutuhkan waktu untuk belajar mengenai lingkungan kerjanya dan dalam menghadapi berbagai karakter pelanggan. Dengan demikian, diduga derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap kualitas pelayanan pada karyawan usia muda lebih rendah dibandingkan dengan karyawan usia dewasa.

2. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kualitas pelayanan ditinjau

dari tingkat pendidikan. Kualitas pelayanan memiliki dimensi yang perlu diperhatikan demi terciptanya keunggulan layanan. Keunggulan layanan ini bisa tercipta melalui pengintegrasian empat hal yaitu : kecepatan, ketepatan, 20 keramahan, dan kenyamanan layanan. Kualitas pelayanan karyawan ditentukan oleh proses interaksi dan komunikasi yang berlangsung selama proses penyampaian jasa. Dalam proses interaksi dan komunikasi tersebut sumber daya manusianya dituntut untuk mampu mengelola emosi dengan baik dan mampu menerapkan secara efektif dalam kehidupan sehari-hari. Pengaruh yang diberikan kecerdasan emosional terhadap kualitas pelayanan tentu saja memiliki derajat yang berbeda pada karyawan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, menengah, dan dasar. Pada karyawan dengan tingkat pendidikan tinggi, diduga pengaruh kecerdasan emosional terhadap kualitas pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan dengan tingkat pendidikan menengah dan dasar. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kompetensi, keterampilan, keahlian, dan wawasan di antara ketiganya. Karyawan dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki wawasan dan pengetahuan yang lebih luas, lebih memiliki keterampilan dan keahlian dibandingkan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Dengan wawasan, pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang luas, maka orang akan lebih menghargai diri sendiri dan orang lain. Maksud dari menghargai diri sendiri adalah mampu mengenali emosional yang dirasakan dan mampu mengelolanya dengan tepat. Seseorang yang mampu menghargai serta mengenali keadaan emosional sendiri maka dia akan terbuka dan menghargai keadaan emosional orang lain. Penghargaan dan keterbukaan ini selanjutnya akan membuat seseorang mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain termasuk dalam menjalin relasi

Dokumen yang terkait

Hubungan status sosial ekonomi dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan di Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih : studi kasus RSU. Panti Baktiningsih, Klepu.

0 2 173

Pengaruh jenis pekerjaan dan usia pada hubungan antara kecerdasan emosional dan kualitas pelayanan karyawan : studi kasus karyawan rumah sakit Panti Rini Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 0 143

Pengaruh harga, promosi, kualitas pelayanan terhadap loyalitas pasien : studi kasus Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu.

0 5 146

Pengaruh jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan locus of control terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan.

0 2 166

Analisis kepuasan pasien rawat inap terhadap kualitas pelayanan kesehatan ditinjau dari status sosial ekonomi : studi kasus Rumah Sakit Panti Baktiningsih Klepu.

0 1 172

Analisis kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan tenaga medis ditinjau dari jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan : studi kasus rumah sakit umum Panti Rapih Baktiningsih.

0 0 145

Hubungan status sosial ekonomi dengan pemahaman pelayanan jasa kesehatan di Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih studi kasus RSU. Panti Baktiningsih, Klepu

0 10 171

Pengaruh jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan locus of control terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan - USD Repository

0 0 164

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DITINJAU DARI USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JENIS PEKERJAAN

0 0 151

PENGARUH JENIS PEKERJAAN DAN USIA PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 0 141