21 kerja. Dengan kata lain karyawan tersebut mampu memberikan kualitas
pelayanan yang baik bagi pelanggannya. Karyawan dengan tingkat pendidikan menengah dan rendah memang memiliki wawasan,
pengetahuan, keterampilan dan keahlian juga namun tidak sebaik karyawan dengan tingkat pendidikan lebih tinggi. Semakin rendah tingkat
pendidikan akan membawa kompetensi yang semakin rendah. Dengan demikian kemampuan dalam memberikan kualitas pelayanannya pun tidak
sebaik karyawan yang tingkat pendidikannya lebih tinggi.
3. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kualitas pelayanan ditinjau
dari jenis pekerjaan.
Pada rumah sakit jenis pekerjaan dibagi menjadi empat yaitu medis, paramedis perawat, paramedis non perawat, dan non medis.
Karyawan medis meliputi dokter baik dokter umum maupun dokter spesialis, sedangkan jenis pekerjaan paramedis perawat meliputi perawat
dan asisten perawat. Pada jenis pekerjaan paramedis non perawat meliputi apoteker, bagian laboratorium dan lain sebagainya yang sejenis, sedangkan
pada jenis pekerjaan non medis meliputi bagian administrasi, personalia, bagian keuangan dan lain sebagainya yang sejenis.
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kualitas pelayanan tentu saja memiliki derajat yang berbeda pada jenis pekerjaan medis, non medis,
paramedis perawat dan paramedis non perawat. Pada pekerjaan medis seperti dokter diduga derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap
kualitas pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan paramedis
22 perawat, paramedis non perawat, dan non medis. Hal ini disebabkan
karena jenis pekerjaan medis menuntut setiap sumber daya manusianya memiliki kompetensi untuk menjalin hubungan yang baik dengan pasien,
keakuratan diagnosa, keahlian menangani dan menyembuhkan pasien, dan sebagainya. Mereka juga harus membuat dan menjaga citra baik dari
rumah sakit dan bertanggung jawab atas kepuasan pasien. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut para pekerja medis
seperti dokter harus memiliki ilmu kedokteran yang tinggi, seni berkomunikasi yang baik, menguasai bimbingan dan konseling serta
mampu mengendalikan emosi agar tidak berdampak pada pasien. Kriteria jenis pekerjaan medis membuat para pekerjanya memerlukan kecerdasan
emosional yang tinggi agar mampu menciptakan kualitas pelayanan yang baik dibandingkan tenaga selain medis. Tingkat kecerdasan emosional
mereka tersebut diduga kuat berdampak positif pada kualitas pelayanan kepada pasien. Pekerjaan paramedis perawat, paramedis non perawat, dan
non medis memang penting dan dituntut memerlukan kecerdasan emosional juga, namun sebagian besar dari mereka tidak melakukan
kontak langsung dengan pasien sehingga tuntutan dan tanggung jawab pekerjaan tidak setinggi pekerjaan medis. Paramedis perawat memang
melakukan kontak langsung dengan pasien, namun tugas mereka hanya membantu dokter sehingga tidak bertanggung jawab langsung atas diri
pasien. Para karyawan non medis dan paramedis non perawat juga tidak bertanggung jawab atas diri pasien karena mereka tidak melakukan