Menghitung pengukuran outer model
Berdasarkan tabel 4 diatas, tidak ada indikator dari konstruk yang memiliki loading factor dibawah 0,50. Maka dapat
disimpulkan bahwa indikator sikap terhadap penggunaan e-filing attitude towards using e-filing yang disimbolkan dengan ATU1,
ATU2, ATU3, ATU4, penggunaan e-filing sesungguhnya actual e- filing use
yang disimbolkan dengan AU1, AU2, AU3, minat perilaku menggunakan e-filing behavioral intention to use e-filing
yang disimbolkan dengan BI1, BI2, BI3, BI4, BI5, kerumitan complexity yang disimbolkan dengan Comp1, Comp2, Comp3,
persepsi kemudahan penggunaan perceived ease of use yang disimbolkan dengan PEOU3, PEOU4, PEOU5, PEOU6, dan
persepsi kegunaan perceived usefulness yang disimbolkan dengan PU1, PU2, dan PU3 merupakan indikator yang mampu menjelaskan
dan mendefinisikan konstruk penggunaan e-filing sesungguhnya Actual e-filing use, sikap peradap penggunaan e-filing Attitude
Toward using , minat perilaku menggunakan e-filing Behavioral
Intention to use e-filing , kerumitan Complexity, persepsi
kemudahan penggunaan Perceived Ease of Use dan persepsi kegunaan Perceived Usefulness serta masing-masing indikator
tersebut memenuhi convergent validity. Hasil model struktural yang diteliti menunjukkan hubungan
antara indikator dengan masing-masing variabel yang ditunjukkan dengan besarnya nilai bobot faktor. Variabel AU Actual Use di
ukur dari tiga item indikator yakni selalu mencoba menggunakan AU1 dengan bobot faktor 0,9545; melanjutkan menggunakan
AU2 dengan bobot 0,9243; selalu menggunakan AU3 dengan bobot 0,8802. Variabel ATU Attitude toward using diukur dari
empat indikator yaitu kenyamanan berinteraksi ATU1 dengan bobot faktor 0,9270; senang menggunakan ATU2 dengan bobot
faktor 0,8543; menikmati penggunaan ATU3 dengan bobot faktor 0,6597; tidak membosankan ATU4 dengan bobot faktor 0,6719.
Variabel Behavioral Intention BI diukur dari lima indikator yaitu mempunyai fitur yang bagus BI1 dengan bobot faktor 0,8615;
selalu mencoba menggunakan BI2 dengan bobot faktor 0,7414; merencanakan menggunakan dimasa depan BI3 dengan bobot
faktor 0,8411; berlanjut dimasa datang BI4 dengan bobot faktor 0,6830 dan mengharapkan penggunaan terus berlanjut BI4 dengan
bobot faktor 0,6124. Variabel Complexity Comp diukur dari tiga indikator yaitu banyak menyita waktu Comp1 dengan bobot faktor
0,9861; sulit dipadukan Comp2 dengan bobot faktor 0,7858; berbahaya bagi computer dan data Comp3 dengan bobot faktor
0,9861. Variabel Perceived ease of use PEOU diukur dengan empat indikator yaitu mudah dipelajari PEOU3 dengan bobot
indikator 0,7586; interaksi dengan e-filing jelas dan terpahami PEOU4 dengan bobot indikator 0,9179; mudah beradaptasi
PEOU5 dengan bobot indikator 0,9125; keseluruhan mudah
digunakan PEOU6 dengan bobot indikator 0,9787. Variabel Perceived usefulness
PU diukur dengan tiga indikator yaitu peningkatan performa kinerja PU1 dengan bobot indikator 0,9636;
peningkatan efektivitas kinerja PU2 dengan bobot indikator 0,9162; menyerdehanakan proses kinerja PU3 dengan bobot
indikator 0, 8800. Melihat hasil indikator dengan variabelnya telah
memenuhi Convergent validity karena semua loading factor berada diatas 0,5. Loading factor merupakan korelasi antara indikator
tersebut dengan variabelnya konstruknya semakin tinggi korelasinya, menunjukkan tingkat validitas yang lebih baik Sofyan,
2011;174.
2 Dicriminant validity
Discrimant validity merupakan pengukuran indicator dengan
indikator itu sendiri. Pengukuran discriminant validity dilakukan dengan cara membandingkan nilai square root of average variance
extracted Akar AVE setiap konstruk dengan korelasi dengan
korelasi antara konstruk tersebut terhadap konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE suatu konstruk lebih besar
dibandingkan dengan nilai korelasi konstruk terhadap konstruk lainnya dalam model maka dapat di simpulkan kosntruk tersebut
memiliki nilai
discriminant validity
yang baik
dan sebaliknya.Direkomendasikan nilai pengukuran AVE harus lebih
besar dari 0.5.
Tabel 5. Latent Variable Correlation
ATU AU
BI COMP
PEOU PU
ATU 1
AU 0.8543
1 BI
0.2627 0.2685
1 COMP
-0.2012 -0.3056 -0.1452
1 PEOU
-0.491 -0.3564
-0.0708 0.1138
1 PU
0.7586 0.8944
0.2667 -0.2957
-0.3683 1
Sumber:
Output SmartPLS 2.0 M3
Tabel 6. AVE dan akar AVE
AVE Akar
AVE ATU
0,6189 0,7867
AU 0,8468
0,9202 BI
0,5682 0,7538
Comp 0,8542
0,9242 PEOU
0,8021 0,8956
PU 0,8475
0,9206 Sumber:
Output SmartPLS 2.0 M3
Dari tabel 5 dan 6 diatas, disimpulkan bahwa akar AVE konstruk Actual Use AU sebesar 0,9202 lebih tinggi dari nilai
korelasi antara konstruk AU dengan konstruk lainnya yaitu AU dengan ATU sebesar 0,8543. Akar AVE konstruk Attitude Toward
Using ATU sebesar sebesar 0,7867 lebih tinggi dari nilai korelasi
antara konstruk ATU dengan konstruk lainnya. Akar AVE konstruk Complexityi
Comp sebesar 0,9242 lebih tinggi dari nilai korelasi antara konstruk Comp dengan konstruk lainnya. Akar AVE
konstruk Perceived Usefulness PU sebesar 0,9206 lebih besar dari nilai korelasi antara konstruk PU dengan konstruk lainnya.
Discrimant validity indicator reflektif dapat dilihat pada cross loading
antara indicator dengan konstruknya: Tabel 7. Cross Loadings
ATU AU
BI COMP
PEOU PU
ATU1 0.9270
0.9116 0.2357
-0.1109 -0.4193
0.9197 ATU2
0.8543 0.8586
0.2621 -0.2154
-0.2419 0.8491
ATU3 0.6597
0.3064 0.1508
-0.1515 -0.5194
0.3173 ATU4
0.6719 0.3228
0.1432 -0.1938
-0.5562 0.3341
AU1 0.8629
0.9545 0.2470
-0.2103 -0.4400
0.9636 AU2
0.7868 0.9243
0.2706 -0.3312
-0.2661 0.9162
AU3 0.7130
0.8802 0.2179
-0.2835 -0.3002
0.8800 BI1
0.3096 0.2785
0.8615 -0.0329
-0.1316 0.2748
BI2 0.1006
0.1083 0.7414
-0.2656 0.0972
0.1028 BI3
0.2446 0.2576
0.8411 -0.1134
-0.0416 0.2585
BI4 0.0605
0.1169 0.6830
-0.1791 0.0364
0.1188 BI5
0.0965 0.1207
0.6124 -0.1198
-0.1222 0.1201
COMP1 -0.2157
-0.3196 -0.1669 0.9861
0.1026 -0.3093
COMP2 -0.0936
-0.1720 -0.0260 0.7858
0.1252 -0.1662
COMP3 -0.2157
-0.3196 -0.1669 0.9861
0.1026 -0.3093
PEOU3 -0.3221
-0.2632 -0.1204 0.1438
0.7586 -0.2705
PEOU4 -0.4015
-0.2953 -0.0337 0.0877
0.9179 -0.3131
PEOU5 -0.4173
-0.2424 -0.0347 0.0378
0.9125 -0.2494
PEOU6 -0.5656
-0.4314 -0.0727 0.1340
0.9787 -0.4416
PU1 0.8629
0.9545 0.2470
-0.2103 -0.4400
0.9636 PU2
0.7868 0.9243
0.2706 -0.3312
-0.2661 0.9162
PU3 0.7130
0.8800 0.2179
-0.2835 -0.3002
0.8802
Sumber:
Output SmartPLS 2.0 M3
Dari tabel 7 diatas, terlihat bahwa korelasi konstruk AU dengan indikator-indikatornya AU1, AU2 dan AU3 lebih besar
dibandingkan korelasi indikator AU AU1, AU2 dengan konstruk- konstruk lainnya ATU, BI, Comp, PEOU, PU demikina juga
korelasi konstruk ATU dengan indikator-indikatornya ATU1,
ATU2, ATU3, ATU4 lebih besar dibandingkan korelasi indikator- indikator ATU ATU1, ATU2, ATU3, ATU4 dengan konstruk
lainnya AU, BI, Comp, PEOU, PU. Begitu juga korelasi konstruk BI, Comp, PEOU dan PU dengan indikatornya masing-masing
lebih besar dibandingkan korelasi indikatornya dengan konstruk- konstruk lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten
memprediksi indicator pada blok mereka lebih baik baik dibandingkan dengan indicator di blok lainnya.
3 Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha dan
nilai composite reliability. Untuk dapat dikatakan suatu konstruk reliable, maka nilai
cronbach’s alpha harus 0,6 dan composite reliability
harus 0,7. Tabel 8. Composite reliability
Composite Reliability
ATU 0,8641
AU 0,9430
BI 0,8662
Comp 0,9456
PEOU 0,9415
PU 0,9433
Sumber:
Output SmartPLS 2.0 M3
Hasil output composite reliability pada tebel 8 diatas, untuk konstruk AU Actual Use adalah sebesar 0,9430; konstruk ATU
Attitude Toward Using sebesar 0,8641; konstruk BI Behavioral Intention
sebesar 0,8662; konstruk Complexity sebesar 0,9454; konstruk PEOU Perceived Ease Of Use sebesar 0,9415; dan
konstruk PU Perceived Usefulness sebesar 0,9433. Semua nilai composite reliability
tersebut berada diatas 0,70. Jadi dapat disimpulkan bahwa konstruk AU, ATU, Comp, dan PU memiliki
reliabilitas yang baik.
b.
Outer model dengan indikator formatif
Outer model dengan indikator formatif dievaluasi berdasarkan
pada substantive content-nya yaitu dengan membandingkan besarnya relative weigh
t dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut Solimun, 2007.
Menurut Jogiyanto 2009 konstruk dengan indicator formatif tidak dapat dianalisis dengan melihat convergent validity dan
composite reliability . Oleh karena konstruk formatif pada dasarnya
merupakan hubungan regresi dari indicator ke konstruk maka cara menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan
signifikansi dari koefisien regresi tersebut. Selanjutnya Imam ghozali 2011 juga menyatakan bahwa
indikator formatif tidak ada uji reliabilitas dan uji validitasnya, tapi dapat dilakukan dengan melihat nilai t statistik apakah signifikan atau
tidak dengan perhitungan bootsraping.
Chin 1998 menyarankan menggunakn weight setiap indicator sebagai kriteria menilai seberapa besar kontribusi indicator tersebut
terhadap konstruk. Nilai weight untuk semua indicator formatif adalah semua signifikan yang mengindikasikan bahwa indicator memberikan
kontribusi dalam pembentukan konstruk. Tabel 9. Outer Weights Mean, STDEV, T-Values
Original Sample
O Sample
Mean M
Standard Deviation
STDEV
T Statistics |OSTERR|
ATU1ATU
0.4303 0.4317
0.0407 10.5666
ATU2 - ATU
0.3854 0.3915
0.0389 9.9206
ATU3 - ATU
0.1978 0.1911
0.0373 5.2973
ATU4 - ATU
0.2103 0.2029
0.0346 6.0705
AU1 - AU
0.3152 0.3186
0.0249 12.6505
AU2 - AU
0.4213 0.4174
0.0461 9.1396
AU3 - AU
0.3518 0.3525
0.0437 8.0489
BI1 - BI
0.4190 0.4350
0.1417 2.9571
BI2 - BI
0.1547 0.1277
0.1558 0.9933
BI3 - BI
0.3755 0.3676
0.1075 3.4928
BI4 - BI
0.1537 0.1338
0.1653 0.9297
BI5 - BI
0.1691 0.1327
0.1811 0.9337
COMP1 - COMP
0.4177 0.4248
0.0416 10.0344
COMP2 - COMP
0.2243 0.2003
0.1228 1.8259
COMP3 - COMP
0.4177 0.4248
0.0416 10.0344
PEOU1 - PEOU
-0.4112 -0.2355
0.3405 1.2076
PEOU2 - PEOU
-0.2452 -0.1146
0.2246 1.0919
PEOU3 - PEOU
0.1359 0.0776
0.1096 1.2392
PEOU4 - PEOU
0.1643 0.1118
0.1168 1.4062
PEOU5 - PEOU
0.1532 0.1038
0.1133 1.3525
PEOU6 - PEOU
0.2308 0.1474
0.1743 1.3235
PU1 - PU
0.4024 0.4015
0.0179 22.5319
PU2 - PU
0.3581 0.3608
0.0165 21.7153
PU3 - PU
0.3228 0.3209
0.0166 19.4365
Sumber:
Output SmartPLS 2.0 M3
Tabel outer weight diatas menunjukkan hasil regresi masing- masing indikator terhadap variabel latennya. Suatu konstruk formatif
dinyatakan lulus uji validitas konstruk ketika semua indikatornya memiliki nilai T-statistik lebih besar dari 1,96 tingkat signifikan 5.
Dari tebel diatas terlihat ada konstruk formatif yang tidak memenuhi nilai T-statistik diatas 1,96. Ada kemungkinan indicator diatas
signifikan pada α 10 atau 20.