Analisis penerimaan wajib pajak terhadap penggunaan e-filing sebagai sarana pelaporan pajak secara online dan realtime.

(1)

xv ABSTRAK

ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK SECARA

ONLINE DAN REALTIME

(STUDI KASUS DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA)

Septi Dharniati Ndraha NIM : 092114062 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Wajib Pajak terhadap e-filing di kota Yogyakarta, dengan menggunakan model yang pernah digunakan oleh Amoroso dan Gardner (2004) dalam penelitiannya terhadap penggunaan internet. Model tersebut menggunakan Technology Accaptance Model (Davis, 1989). Penggunaan model TAM didasarkan pada kenyataan bahwa sejauh ini TAM merupakan sebuah konsep yang dianggap paling baik dalam menjelaskan perilaku pengguna terhadap sistem teknologi informasi baru. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), sikap (attitude), minat (intention), penggunaan senyatanya (actual use) dan kerumitan (complexity).

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan petugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta dan mengirimkan kuesioner kepada Wajib Pajak yang sudah menggunakan e-filing. Analisis data dilakukan dengan PLS (Partial Least Square) dengan software Smart PLS 2.0 M3.

Hasil penelitian ini membuktikan 3 hipotesis diterima dan 2 hipotesis ditolak. Hipotesis 1 menunjukkan bahwa kerumitan (complexity) e-filing berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use). hipotesis 2 menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan (attitude to use) e-filing dan tidak berpengaruh positif terhadap minat menggunakan (intention to use) e-filing. Hipotesis 3 menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk menggunakan (attitude to use) e-filing. Hipotesis 4 menunjukkan bahwa sikap untuk menggunakan (attitude toward using) e-filing tidak berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan (intention to use) e-filing. Hipotesis 5 menunjukkan bahwa minat menggunakan (intention to use) e-filing berpengaruh positif terhadap penggunaan sesungguhnya (actual use) e-filing.


(2)

xvi ABSTRACT

THE ANALISIS OF TAXPAYER REVENUE TOWARD THE USE OF E-FILING AS THE MEANS OF ONLINE AND REALTIME TAX REPORT

(A Case study in Yogyakarta)

Septi Dharniati Ndraha NIM : 092114062 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

The purpose of this research was to know some factors which influence the taxpayer acceptance to e-filing in Yogyakarta. This research use the model which is used by Amoroso and Gardner (2004) in their research about using internet. That model use Technology Acceptance Model (Davis, 1989). The use of TAM model was based on the fact that TAM was the best concept to explain the user behavior about new information technology system. Some variables which are used in this research including perceived usefulness, perceived ease of use, attitude, intention, actual use, and complexity.

This research was a case study. The data was obtained by interviewing with the official of Pratama Tax Service in Yogyakarta and sent the question’s list to the taxpayers who use e-filing. The data analysis was made by PLS (Partial Least Square) with Smart PLS 2.0 M3 software.

The result of this research proved that 3 hypothesis were accepted whether 2 hypothesis were rejected. The first result showed that the complexity of e-filing has a significance negative effect to the perceived usefulness and the actual use. The second result showed that the perceived usefulness has a significance positive effect to the attitude use of e filing and it doesn’t have a significance positive effect to the intention use of e-filing. The third result showed that the perceived ease of use has a significance negative effect to the perceived usefulness and the attitude use of e-filing. The fourth result showed that the attitude toward using of e-filing hasn’t a significance positive effect to the intention use of e-filing. The fifth result showed that the intention use of e-filing has a significance positive effect to the actual use of e-filing.


(3)

ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP

PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK SECARA ONLINE DAN REALTIME

(Studi Kasus di Wilayah Kota Yogyakarta)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Septi Dharniati Ndraha NIM : 092114062

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP

PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK SECARA ONLINE DAN REALTIME

(Studi Kasus di Wilayah Kota Yogyakarta)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Septi Dharniati Ndraha NIM : 092114062

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

(8)

v

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus Pengharapanku,

Orang tua tercinta,

Frater Dion Lamere CMM

Abang dan adik-adik tersayang,

Teman dan Sahabat terkasih


(9)

vi

MOTTO

Permulaan Hikmat Adala

h Takut Akan TUHAN dan Mengenal Yang Maha Kudus Adalah

Penegertian Amsal 9;

Be the best that you can be, and GOD will take care of your critics Joel Osteen

Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa

b

erkecukupan didalam segala sesuatu dan malah berkelebihan didalam pelbagai kebajikan

(2 Korintus 9:8)

Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi

orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam

kesetiaanmu dan dalam kesucianmu Timotius 4 :

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan –

rancangan apa yang ada

pada-KU mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan

damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan

kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29; 11)


(10)

(11)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberkati serta menguatkan penulis dalam setiap proses kehidupan yang dijalani.

2. Romo Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

3. Ibu M. Trisnawati Rahayu, SE., M.Si., Akt. QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi yang

telah memberikan bimbingan dan bantuan selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

5. Papa tercinta Tahali Ndraha dan mama tercinta Riana Bawamenewi, abang Elfinus, adik Berkat, Ridha dan Niscaya yang selalu sabar, memotivasi, mendukung dan mendoakan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.


(12)

ix

6. Frater Dion Lamere CMM yang selalu membimbing dan memberi dukungan. 7. Drs. F.Soenamo, Ak., M.Sc, selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama

(KPP) Yogyakarta dan seluruh staf atas kerjasamanya dalam penyusunan skripsi ini.

8. Sahabatku Margareta Deciana dan Tasya Merlin Maitimu yang senantiasa mendoakan dan menyemangati penulis.

9. Teman-teman akuntansi (Michel, Yuli, Ratna, Indri, Tota, Chika, Yuni, Rosa, Feny, Sari, Tika, Dian) dan Gaby Ruga yang selalu membantu, memberi semangat dan dukungan dan juga teman-teman akuntansi 2009 semua yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

10.Teman-teman BEM FE ( bang Jo, mbak Sari, kak Titin, kak Elsa, Tina, kak Derma, Dhimas, mas Very, Risa, Octa, bang Leo, Hendra, Marro, mas Artha) yang memberi semangat dan dukungannya.

11.Teman-teman seperjuangan MPT (Mbak Vira, Dita, Natalia, ika, Domas, Fenike, Niken, Angga, Putri, Anis, yoga, Wahyu dan Tiara) yang telah memberikan masukan, semangat dan dukungan kepada penulis.

12.Adek-adek kos Pringgodani No. 10 (Winey, Dita, Afen, Mili, Stela dan Sari) dan Lola Permatasari Dihamri, yang selama ini menyemangati penulis.

13.Teman-teman Warrior Prayer dan komsel Faithfull and Excellent Woman GBI Keluarga Allah Yogyakarta yang dengan luar biasa mendoakan dan menyemangati penulis.


(13)

x

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas segala dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 05 April 2013


(14)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... xi

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Penerimaan Pemakai Terhadap Sistem Teknologi Informasi 9 B. Theory of Reasoned Action (TRA) ... 11

C. Thechnology Acceptance Model (TAM) ... 13

D. Persepsi 1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) ... 16

2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use)17 3. Sikap Terhadap Perilaku (Attitude Toward Behavvior) .. 17

4. Minat Perilaku (Behavioral Intention) ... 18

5. Penggunaan Senyatanya (Actual Use) ... 18

6. Kerumitan (Complexity) ... 18

E. E-filing ... 19

F. Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)... 24

G. Penelitian yang Relevan ... 26

H. Partial Least Square (PLS) ... 30

1. Model Pengukuran atau Outer Model ... 33

2. Model Struktural atau Inner Model ... 34

3. Uji Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43


(15)

xii

D. Data dan Metode Pengumpulan Data ... 44

E. Populasi dan Sampel ... 44

F. Devinisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 45

G. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 53

A. Profil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta ... 53

B. Struktur Organisasi ... 57

C. Visi, Misi dan Motto ... 58

D. Wajib Pajak ... 60

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Gambaran Umum Responden ... 61

B. Analisis Data ... 63

1. Merancang Model Struktural (Inner Model) ... 63

2. Merancang Model Pengukuran (Outer Model) ... 63

3. Menghitung Pengukuran Outer Model ... 64

a. Outer Model dengan indicator reflektif ... 65

1) Convergent Validity ... 65

2) Discriminant Validity ... 70

3) Uji Reliabilitas ... 73

b. Outer Model dengan indikator formatif ... 74

4. Pengujian Model Struktural (Inner Model) ... 76

5. Pengujian Hipotesis ... 78

C. Pembahasan ... 82

BAB VI PENUTUP ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Keterbatasan Penelitian ... 101

C. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi ... 60

Tabel 2 Distribusi Kuesioner Penelitian ... 62

Tabel 3 Outer Lodings (Convergent Validity)... 66

Tabel 4 Modifikasi Outer Loadings (Convergent Validity) ... 67

Tabel 5 Laten Variable Corelation ... 71

Tabel 6 AVE dan akar AVE ... 71

Tabel 7 Cross Loading ... 72

Tabel 8 Composite Reliability ... 73

Tabel 9 Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values) ... 75

Tabel 10 R Square ... 76


(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Theory of Reasoned Action (TRA) ... 12

Gambar 2 Hubungan Antara Komponen Dalam TAM ... 14

Gambar 3 Indikator Reflektif ... 31

Gambar 4 Indikator Formatif ... 32

Gambar 5 Skema Kerangka Pemikiran ... 36

Gambar 6 Struktur Organisasi KPP Pratama Yogyakarta ... 57

Gambar 7 Inner Model ... 63


(18)

xv ABSTRAK

ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK SECARA

ONLINE DAN REALTIME

(STUDI KASUS DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA)

Septi Dharniati Ndraha NIM : 092114062 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Wajib Pajak terhadap e-filing di kota Yogyakarta, dengan menggunakan model yang pernah digunakan oleh Amoroso dan Gardner (2004) dalam penelitiannya terhadap penggunaan internet. Model tersebut menggunakan Technology Accaptance Model (Davis, 1989). Penggunaan model TAM didasarkan pada kenyataan bahwa sejauh ini TAM merupakan sebuah konsep yang dianggap paling baik dalam menjelaskan perilaku pengguna terhadap sistem teknologi informasi baru. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), sikap (attitude), minat (intention), penggunaan senyatanya (actual use) dan kerumitan (complexity).

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan petugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta dan mengirimkan kuesioner kepada Wajib Pajak yang sudah menggunakan e-filing. Analisis data dilakukan dengan PLS (Partial Least Square) dengan software Smart PLS 2.0 M3.

Hasil penelitian ini membuktikan 3 hipotesis diterima dan 2 hipotesis ditolak. Hipotesis 1 menunjukkan bahwa kerumitan (complexity) e-filing berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use). hipotesis 2 menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan (attitude to use) e-filing dan tidak berpengaruh positif terhadap minat menggunakan (intention to use) e-filing. Hipotesis 3 menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk menggunakan (attitude to use) e-filing. Hipotesis 4 menunjukkan bahwa sikap untuk menggunakan (attitude toward using) e-filing tidak berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan (intention to use) e-filing. Hipotesis 5 menunjukkan bahwa minat menggunakan (intention to use) e-filing berpengaruh positif terhadap penggunaan sesungguhnya (actual use) e-filing.


(19)

xvi ABSTRACT

THE ANALISIS OF TAXPAYER REVENUE TOWARD THE USE OF E-FILING AS THE MEANS OF ONLINE AND REALTIME TAX REPORT

(A Case study in Yogyakarta)

Septi Dharniati Ndraha NIM : 092114062 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

The purpose of this research was to know some factors which influence the taxpayer acceptance to e-filing in Yogyakarta. This research use the model which is used by Amoroso and Gardner (2004) in their research about using internet. That model use Technology Acceptance Model (Davis, 1989). The use of TAM model was based on the fact that TAM was the best concept to explain the user behavior about new information technology system. Some variables which are used in this research including perceived usefulness, perceived ease of use, attitude, intention, actual use, and complexity.

This research was a case study. The data was obtained by interviewing with the official of Pratama Tax Service in Yogyakarta and sent the question’s list to the taxpayers who use e-filing. The data analysis was made by PLS (Partial Least Square) with Smart PLS 2.0 M3 software.

The result of this research proved that 3 hypothesis were accepted whether 2 hypothesis were rejected. The first result showed that the complexity of e-filing has a significance negative effect to the perceived usefulness and the actual use. The second result showed that the perceived usefulness has a significance positive effect to the attitude use of e filing and it doesn’t have a significance positive effect to the intention use of e-filing. The third result showed that the perceived ease of use has a significance negative effect to the perceived usefulness and the attitude use of e-filing. The fourth result showed that the attitude toward using of e-filing hasn’t a significance positive effect to the intention use of e-filing. The fifth result showed that the intention use of e-filing has a significance positive effect to the actual use of e-filing.


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi internet memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan informasi dunia. Saat ini, informasi menjadi kunci terpenting dalam kehidupan manusia. Pengaruh perkembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi tersebut sampai ke aspek-aspek lain di pemerintahan salah satunya adalah aspek perpajakan. Lembaga perpajakan menggunakan teknologi ini untuk memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan dan informasi kepada pelanggannya.

Serupa dengan perkembangan informasi, penerimaan pajak menjadi sumber pendapatan Negara yang semakin hari semakin penting. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara terbesar. Penerimaan pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Menurut Direktur Jendral Pajak, A. Fuad Rahmany, "Realisasi Penerimaan pajak lima tahun terakhir mengalami kenaikan diatas 15% tiap tahunnya”. Seiring dengan hal tersebut maka berbagai usaha telah dilakukan oleh segenap aparat Direktorat Jendral Pajak dalam meningkatkan penerimaan pajak dari wajib pajak dengan cara melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam sistem perpajakan.


(21)

Pembaharuan dalam sistem perpajakan ditandai dengan penerapan teknologi informasi terkini dalam pelayanan perpajakan. Peningkatan pelayanan perpajakan ini terlihat dengan dikembangkannya administrasi perpajakan modern dan teknologi informasi diberbagai aspek kegiatan. Perubahan mendasar yang berkaitan dengan modernisasi pajak terjadi diawal tahun 2005 yaitu dilaksanakannya jenis pelayanan kepada wajib pajak yang baru dalam rangka penyampaian surat pemberitahuan dan penyampaian perpanjangan surat pemberitahuan tahunan menggunakan elektronik (e-filing). Tepatnya pada tanggal 24 Januari 2005 bertepatan di Kantor Kepresidenan, Presiden Republik Indonesia bersama-sama dengan Direktorat Jendral Pajak meluncurkan produk e-filing atau Electronik Filing sytem yaitu sistem pelaporan/penyampaian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik (e-filing) yang dilakukan secara on-line dan realtime.

Dengan adanya sistem ini, para wajib pajak akan lebih mudah menunaikan kewajibannya tanpa harus mengantri di kantor-kantor pelayanan pajak sehingga dirasa lebih efektif dan efisien. Selain itu, pengiriman data Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, data akan dikirim langsung ke database Direktorat Jendral Pajak dengan fasilitas internet yang disalurkan melalui satu atau beberapa Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Dengan menggunakan e-filing dapat mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas.

Dengan adanya kemudahan untuk memenuhi kewajiban perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Selain itu, transisi dan


(22)

3

cara penyampaian dan Pelaporan SPT dapat memudahkan dan memberi manfaat bagi Direktorat Jendral Pajak (DJP) sendiri dalam pengelolaan perpajakan. Oleh karena itu perlu dukungan semua pihak secara terus menerus agar peningkatan pelayanan kepada wajib pajak terus berjalan dan sekaligus terciptanya administrasi perpajakan yang modern. Namun saat ini belum semua wajib pajak menggunakan e-filing karena kurangnya sosialisasi dari Direktorat Jendral Pajak atau wajib pajak belum bisa menerima sebuah teknologi baru dalam pelaporan pajaknya. Wajib Pajak menganggap bahwa dalam penggunaan sistem komputer dalam pelaporan SPT sangat membingungkan dan menyulitkan, hal ini dikarenakan kemampuan wajib pajak untuk menggunakan e-filing masih minim. Padahal pelaporan SPT secara komputerisasi memiliki manfaat yang lebih besar bagi wajib pajak maupun DJP. Selain kemampuan wajib pajak, adanya perbedaan persepsi mengenai kemudahan penggunaan, persepsi kegunaan, sikap, minat, pengguna e-filing sesungguhnya dan kerumitan menjadi penentu sistem ini dapat diterima atau tidak.

Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menguji perilaku penerimaan teknologi internet dalam hal ini e-filing dan mengambil sampel wajib pajak di wilayah KPP Pratama Yogyakarta karena Wajib Pajak yang menggunakan e-filing relatif masih sedikit.


(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apakah kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam penggunaan e-filing?

2. Apakah persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap terhadap penggunaan e-filing (attitude toward using) dan minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use)? 3. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)

berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using)?

4. Apakah sikap terhadap penggunaan e-filing (attitude towards using) berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use)?

5. Apakah minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual use)?


(24)

5

C. Batasan Masalah

Untuk saat ini fasilitas e-filing melalui Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) diberikan hanya untuk dua jenis SPT saja, yaitu SPT tahunan orang pribadi formulir 1770S dan 1770SS oleh sebab itu, untuk menghindari penafsiran yang tidak diinginkan atas hasil penelitian, maka peneliti memfokuskan pada wajib pajak orang pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan 1770S dan 1770SS.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Menguji pengaruh kerumitan (complexity) terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam penggunaan e-filing.

2. Menguji pengaruh persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap sikap terhadapa penggunaan e-filing (attitude toward using) dan minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use).

3. Menguji pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using).

4. Menguji pengaruh sikap terhadap penggunaan e-filing (attitude towards using) terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use).


(25)

5. Menguji pengaruh minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use) terhadap penggunaan filing sesungguhnya (actual e-filing use).

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu:

1. Bagi penulis

Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam penerapan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dengan keadaan sebenarnya yang terjadi dilapangan.

2. Bagi Direktorat Jendral Pajak

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam membantu penerapan sistem yang baik dan efektif untuk penggunaan e-filing.

3. Bagi wajib pajak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan wajib pajak mengenai sistem informasi dan penggunaan e-filing.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi tambahan pengetahuan kepustakaan dibidang informasi dan perpajakan.


(26)

7

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini disusun atas 6 (enam) bab agar mempunyai suatu susunan yang sistematis, dapat memudahkan untuk mengetahui dan memahami hubungan antara bab yang satu dengan yang lain sebagai suatu rangkaian yang konsisten. Adapun sistematika yang dimaksud adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang pendahuluan yang menguraikan latar belakang ditulisnya karya ilmiah ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan landasan teori yang melandasi tiap-tiap variabel, ringkasan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sejenis, kerangka pemikiran, dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang deskripsi dan devinisi operasional variabel-variabel penelitian, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pendumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM

Bab ini menguraikan tentang profil kantor pajak Pratama Yogyakarta, struktur organisasi KPP Pratama Yogyakarta, Visi, Misi dan Motto dan wajib pajak.


(27)

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang deskripsi data, analisis data, interpretasi hasil data dan argumentasi terhadap hasil penelitian.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data penelitian, selain itu, dalam bab ini juga berisi saran-saran bagi penelitian lainnya.


(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penerimaan Pemakai Terhadap Sistem Teknologi Informasi

Penerimaan pemakai terhadap sistem teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai kemauan yang nampak didalam kelompok pengguna untuk menerapkan sistem teknologi informasi tersebut dalam pekerjaannya. Semakin menerima sistem teknologi informasi yang baru, semakin besar kemauan pemakai untuk merubah praktik yang sudah ada dalam penggunaan waktu serta usaha untuk memulai secara nyata pada sistem teknologi informasi yang baru (Succi and Walter, 1999 dalam Shinta, 2009). Tetapi jika pemakai tidak mau menerima sistem teknologi informasi yang baru, maka perubahan sistem tersebut menyebabkan tidak memberikan keuntungan yang banyak bagi organisasi/perusahaan (Davis, l989; Venkatesh and Davis, 1996 dalan Shinta, 2009) menurutnya ada lima karakteristik dalam penerimaan teknologi yaitu:

a. Keuntungan relatif/relative advantage (teknologi menawarkan perbaikan).

b. Kesesuaian/compatibility (konsisten dengan praktek sosial dan norma yang ada pada pemakai teknologi).

c. Complexity (kemudahan untuk menggunakan atau mempelajari teknologi).

d. Trialability (kesempatan untuk melakukan inovasi sebelum menggunakan teknologi itu)


(29)

e. Observability (keuntungan teknologi bisa dilihat secara jelas). Sistem informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sistem efiling yang merupakan sebuah layanan pengiriman atau penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik untuk Wajib Pajak Orang Pribadi ke Direktorat Jendral Pajak melalui sebuah Application Service Provider (ASP) atau Penyedia Jasa Aplikasi dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara online dan realtime. Penerapan sistem e-filing ini dapat memudahkan Wajib Pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) di mana dan kapan saja. Selain itu, sistem e-filing ini dapat digunakan oleh Direktorat Jendral Pajak sebagai pengendalian dalam mencegah terjadinya praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Lina (2007) dalam Gita (2010) menyatakan bahwa jika pengguna memiliki pengalaman yang cukup memadai dalam menggunakan e-filing, maka kepercayaan diri pengguna tersebut terhadap penggunaan e-filing semakin tinggi sehingga akan menganggap pengoperasian e-filing cukup mudah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penerimaan dan penggunaan sistem e-filing oleh pemakai yang terlibat langsung dalam penggunaan sistem informasi harus diperhatikan dalam penyusunan, pengembangan, dan penerapannya agar sistem e-filing berhasil dan sukses walaupun reaksi pengguna sistem e-filing seringkali tidak dapat diprediksi. Sistem informasi yang baik dan bermutu dari e-flling akan berpengaruh terhadap kebiasaan dan perilaku pengguna dalam meningkatkan kinerja individu dan organisasi.


(30)

11

Menurut Malone (1997) dalam Gita (2010), berdasarkan teori keperilakuan, diajukan teori yang mengatakan bahwa teknologi informasi mampu mengubah hierarki dari pengambilan keputusan pada organisasi dengan cara menekan biaya yang diperlukan oleh informasi dan memperluas distribusi informasi. Terkait dengan e-filing, dengan diciptakannya e-filing dalam Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat merampingkan posisi-posisi dalam organisasi tersebut. Teknologi informasi mampu membawa informasi langsung dari unit-unit operasi ke atasan, dengan demikian mengurangi pekerja data yang terkait. Teknologi informasi juga dapat mendistribusikan informasi secara langsung kepada para pekerja di level yang lebih rendah.

Aspek keperilakuan dalam implementasi teknologi informasi juga berkaitan dengan penerimaan pengguna terhadap teknologi informasi yang diterapkan. Teori penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi informasi disebut Technology Acceptance Model (TAM). Beberapa model telah dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor diterimanya penggunaan teknologi informasi.

B. Theory of Reasoned Action (TRA)

TRA adalah model yang secara umum menjelaskan dan memprediksi tujuan berperilaku/behavioral intentions pada berbagai setting. Model ini didasarkan atas asumsi bahwa manusia membuat keputusan rasional didasarkan atas informasi yang tersedia pada mereka. Ada tiga komponen dalam model ini yaitu behavioral intention (BI), attitude (A), and subjective norm (SN), BI = A + SN (Fishbein & Ajzen, 1975 dalam Shinta, 2009).


(31)

Behavioral intention mengukur kekuatan tujuan untuk melakukan tindakan tertentu. Attitude menggambarkan perasaan positif atau negatif individu (menilai dampak/evaluative affect) tentang kinerja dari target suatu tindakan. Subjective norm mengarah pada persepsi seseorang tentang kebanyakan orang yang akan bertanya mengenai apakah dia harus atau tidak melakukan tindakan tersebut (Fishbein & Ajzen, 1980 dalam Jogiyanto, 2007).

Gambar 1: Theory of Reasoned Action (TRA)

Sumber : Ajzen dan Fishbein, 1980 dalam Jogiyanto, 2007)

Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) ini menjelaskan tahap-tahapan manusia melakukan perilaku. Pada tahap awal, perilaku (behavioral) diasumsikan ditentukan oleh minat (intention). Pada tahap berikutnya minat-minat dapat dijelaskan dalam bentuk sikap-sikap terhadap perilaku (attitude toward the behavioral) dan norma-norma subyektif (subjective norm). tahap ketiga mempertimbangkan sikap-sikap (attitudes) dan norma-norma subyektif (subjective norm) dalam bentuk kepercayaan-kepercayaan tentang konsekuensi melakukan perilakunya dan tentang

Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior)

Minat perilaku (behavioral

intention) Norma

subyektif (subjective

norm)

Perilaku (behavioral)


(32)

13

ekspektasi- ekspektasi normatif dari orang yang direferensi (referent) yang relevan. Secara keseluruhan, berarti perilaku seseorang dapat dijelaskan dengan pertimbangan-pertimbangan kepercayaan. Karena kepercayaan-kepercayaan seseorang mewakili informasi yang mereka peroleh tentang dirinya sendiri dan tentang dunia disekeliling mereka, ini berarti bahwa perilaku terutama ditentukan oleh informasi ini.

C. Technology Acceptance Model (TAM)

TAM merupakan adaptasi dari Theory of Reasoned Action Model (TRA) yang secara khusus telah disesuaikan dengan model penerimaan system informasi oleh pengguna (user) (Davis et al. 1986). TAM memiliki dua sisi yaitu sisi pertama atau yang biasa disebut keyakinan (beliefs) yang terdiri atas persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived easy of use) dan sisi yang kedua terdiri dari sikap (attitude), minat perilaku menggunakan (behavioral intention to use) dan perilaku penggunaan (usage behavioral) (Straub, 1995 dalam Shinta, 2009). Berikut adalah gambar tentang TAM:


(33)

Gambar 2 : Hubungan antar komponen dalam TAM Sumber: Davis (1986) dalam Szana (1996).

TAM menjelaskan hubungan antara keyakinan (beliefs) yang terdiri atas persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dengan sikap (attitude), tujuan (intention) pemakai serta pengguaan nyata dari sistem. Perspesi kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan oleh Davis et al. (1986) sebagai suatu tingkat dimana seseorang percaya bahwa penggunaan system secara khusus akan meningkatkan kinerjanya. Sedangkan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai suatu tingkat dimana seseorang percaya bahwa penggunaan sistem secara khusus akan mengarah pada suatu usaha.

Wiyono (2008) menggunakan konstruk asli TAM yang dibuat oleh Davis (1989), yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi

Perveived Usefulness (PU) External Variables Perceived Ease Of Use (PEOU) Attitude Toward Using (ATU) Behavioral Intention to Use (BI) Actual System Use (AU)


(34)

15

kemudahan penggunaan (perceived ease of use), sikap (attitude), minat perilaku (behavioral intention), penggunaan senyatanya (actual use) dan ditambahkan beberapa konstruk eksternal yaitu, pengalaman (experience), kerumitan (complexity), Jenis kelamin (Gender), kesukarelaan (voluntariness). Sun (2003) dalam Gardner dan Amoroso (2004) melakukan studi analisa untuk hasil-hasil penelitian modal TAM. Dari hasil studi analisa diperoleh hasil bahwa persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) menunjukkan hubungan yang signifikan dengan persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) pada 15 hasil penelitian, tapi ada 2 hasil penelitian yang menunjukkan tidak signifikan. Faktor gender dan pengalaman merupakan faktor eksternal yang berdampak pada persepsi kegunaan (Perceived Usefulnes). Sun, Heshan dan Zhang, Ping., (2006) dalam Shinta (2009) juga melakukan studi analisa lagi pada 54 artike jurnal diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Construct berbeda-beda, sebagai contoh beberapa studi menggunakan attitude sedangkan yang lain menggunakan behavioral intension dan actual usage sebagai indikator penerimaan pemakai.

2. Untuk beberapa hubungan utama hasilnya tidak konsisten, sebagai contoh pada beberapa penelitian perceived ease of use mempunyai hubungan yang signifikan dengan behavioral intention sedangkan pada beberapa penelitian yang lain tidak.


(35)

D. Persepsi

Persepsi adalah bagaimana seseorang melihat atau menginterprestasikan suatu kejadian, objek dan manusia. Individu bertindak berdasarkan pada persepsinya tanpa memperhatikan apakah persepsi tersebut akurat atau tidak dalam meggambarkan kenyataan. Penjelasan mengenai kenyataan mungkin akan sangat berbeda dari individu yang satu dengan individu yang lain. Persepsi didefinisikan dalam kamus besar bahasa Indonesia (1995) sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahuai beberapa hal melalui panca indera. Persepsi bersifat sangat subyektif dan situasional karena bergantung pada suatu kerangka ruang dan waktu. Persepsi ditentukan oleh faktor personal (sikap, motivasi, kepercayaan, pengalaman dan pengharapan) dan faktor situasional (waktu, keadaan sosial dan tempat kerja).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, persepsi merupakan suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian dan pendapat tehadap suatu objek berdasarkan informasi yang diterima. Persepsi dalam penelitian ini adalah suatu proses penilaian seseorang terhadap sistem e-filing.

1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)

Persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa pengguna suatu sistem tertentu akan dapat meningkatkan kinerjanya (“as the extent to which a person

believes that using a technology will enhance her or his performance”) (Davis, 1989 dalam Jogiyanto, 2007)


(36)

17

2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use)

Suatu sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika sistem tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahan dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Persepsi kemudahan penggunaan (perveived ease of use) merupakan tingkat dimana seseorang percaya bahwa teknologi mudah untuk dipahami. Davis (1989) mengungkapakan kemudahan yang dipersepsikan adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu dapat menjadikan orang tersebut bebas dari uasaha (free of effort). Bebasa dari usaha yang dimaksud adalah bahwa saat seseorang menggunkan sistem, ia hanya memerlukan sedikit waktu untuk mempelajari sistem tersebut karena sistem tersebut sederhana, tidak rumit, dan mudah dipahami, sudah dikenal (familiar).

3. Sikap Terhadap Menggunakan (Attitude Toward Using)

Menurut Davis et al. (1989), “sikap (attitude) merupakan cermin perasaan suka atau tidak suka tentang kinerja dari target perilaku yang telah dilakukan (“an individual’s positive or negative feelings about performing the target behavioral”)”. Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavioral) juga didefinisikan oleh Mathieson (1991), “sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem (“the

user’s evaluation of the desirability og his or her using the system”.)”. Mathieson, (1991) juga menemukan variabel attitude secara statistik signifikan untuk menjelaskan variabel behavior intention to use. Shinta


(37)

(2009) juga mendapatkan hasil yang sama yaitu variabel attitude mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel behavior intention to use.

4. Minat Perilaku (Behavioral Intention)

Minat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Minat-itensi berhubungan dengan perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan volitional dan dapat memprediksi mereka dengan akurasi yang tinggi. Akan tetapi, minat-minat dapat berubah menurut waktu. Semakin lebar interval waktu, semakin mungkin terjadi perubahan-perubahan di minat-minat. Suatu pengukur dari minat yang diperoleh sebelum perubahan terjadi tidak dapat diharapkan memprediksi perilaku secara akurat. Akurasi dari prediksi biasanya akan menurun dengan jumlah waktu yang terjadi antara pengukuran minat tersebut dengan observasi dari perilaku.

5. Penggunaan Sesungguhnya (Actual Use)

“Penggunaan sesungguhnya (actual use) adalah kondisi nyata penggunaan sistem (Davis, 1989)”. Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan (Natalia Tangke, 2004).

6. Kerumitan (Complexity)

Kerumitan (complexity) didefinisikan sebagai seberapa sulit suatu teknologi komputer untuk dipahami dan digunakan yang dipersiapkan oleh


(38)

19

pemakai (Rogers dan Shoemaker, 1971). Davis (1989) dan Igbaria et al. (1996) mengukur kerumitan ini dalam bentuk waktu yang dihabiskan untuk melakukan tugas-tugas, integrasi dari hasil Komputer kedalam pekerjaan yang sedang dilakukan, dan vulnerability. Thompson et al. (1991) menemukan bahwa semakin rumit suatu inovasi, semakin rendah tingkat penerimaan inovasi tersebut.

E. E-Filing

E-filig adalah sebuah layanan pengiriman atau penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik ke Direktorat Jendral Pajak melalui sebuah ASP (Application Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi) dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara online real time, sehingga Wajib Pajak (WP) tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua formulir laporan dan menunggu tanda terima secara manual. Online berarti bahwa Wajib Pajak dapat melaporkan pajak melalui internet dimana saja dan kapan saja, sedangkan kata realtime berarti bahwa konfirmasi dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat diperoleh saat itu juga apabila data-data Surat Pemberitahuan (SPT) yang diisi dengan lengkap dan benar telah sampai dikirim secara elektronik.

E-filing ini sengaja dibuat agar tidak ada persinggungan Wajib Pajak dengan aparat pajak dan kontrol Wajib Pajak bisa tinggi karena merekam sendiri SPT nya. E-filing ini bertujuan mencapai transparansi dan bisa menghilangkan praktek-praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).


(39)

Direktorat Jenderal Pajak telah mengeluarkan sebuah peraturan mengenai e-filing ini yaitu Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-47/PJ./2008 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara Elektronik (e-filing) melalui

Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).

Wajib Pajak tidak perlu lagi datang ke Kantor Pelayanan Pajak jika sudah menggunakan fasilitas e-filing sehingga penyampaian SPT menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini karena pengiriman data SPT dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta dikirim langsung ke database Direktorat Jenderal Pajak dengan fasilitas internet yang disalurkan melalui satu atau beberapa perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. E-filing mempermudah penyampaian SPT dan memberi keyakinan kepada Wajib pajak bahwa SPT itu sudah benar diterima Direktorat Jenderal Pajak serta keamanan jauh lebih terjamin.

Alat kelengkapan e-filing meliputi Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), Surat permohonan memperoleh e-FIN, e-FIN atau Electronic Filling Identification Number, Digital Certificate, e-SPT, bukti penerimaan E-SPT. Penjelasan mengenai alat kelengkapan e-filling adalah sebagai berikut:

ASP atau Application Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi adalah perusahaan yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang dapat menyalurkan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik langsung ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Surat Permohonan


(40)

21

memperoleh e-FIN adalah surat yang diajukan oleh Wajib Pajak sebagai permohonan untuk melaksanakan e-filing.

e-FIN atau Electronic Filling Identification Number adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat terdaftar kepada Wajib Pajak (WP) yang mengajukan permohonan e-filing. E-FIN ini tidak sama dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Digital Certificate adalah sebuah sertifikat berbentuk digital yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk kepentingan pengamanan data SPT. Sertifikat ini mirip dengan sertifikat yang diberikan oleh pihak yang berkompeten untuk menjamin validitas transaksi saat melakukan pembayaran secara on-line. Sertifikat ini digunakan untuk proteksi data SPT dalam bentuk encryption (pengacakan) sehingga hanya bisa dibaca oleh sistem tertentu (dalam hal ini sistem penerimaan SPT ASP dan Direktorat Jenderal Pajak) dengan nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tertentu pula.

e-SPT adalah Surat Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang berbentuk formulir elektronik (Compact Disk) yang merupakan pengganti lembar manual SPT. E-SPT ini tersedia untuk berbagai jenis laporan dan dapat diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana wajib pajak terdaftar. E-SPT ini juga dapat dibeli melalui layanan pajak.

Bukti Penerimaan SPT Elektronik adalah bukti penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) yang dikirimkan lewat Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) secara


(41)

on-line. Fungsi bukti penerimaan ini adalah sama dengan bukti penerimaan SPT secara off line.

Berikut ini merupakan prosedur penggunaan e-filling adalah sebagai berikut:

1. Wajib Pajak menyampaikan Surat Permohonan memperoleh e-FIN atau melaksanakan e-filing kepada Direktorat Jenderal Pajak yaitu kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.

2. Direktorat Jenderal Pajak via Kantor Pelayanan Pajak memberikan e-FIN 3. Wajib Pajak mendaftar ke Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) dan meminta Digital

Certificate ke Direktorat Jenderal Pajak melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) 4. Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak memberikan

Digital Certificate melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)

5. Wajib Pajak melakukan e-filing ke Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang diteruskan ke Kantor Pelayanan Pajak

6. Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak memberikan bukti penerimaan e-SPT yang mengandung informasi berupa : NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), tanggal transaksi, jam transaksi, Nomor Transaksi Penyampaian SPT (NTPS), Nomor Transaksi Pengiriman ASP (NTPA), nama ASP.

Wajib Pajak menyampaikan print out dari Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) berupa induk SPT yang sudah diberi bukti penerimaan elektronik, ditandatangani dan dilampiri sesuai ketentuan Kantor Pelayanan Pajak. Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-filing) dapat dilakukan


(42)

23

selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan standar waktu adalah Waktu Indonesia Bagian Barat. Dengan demikian, Surat Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik (e-filing) pada akhir batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang telah jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu.

Untuk saat ini fasilitas e-filing melalui www.pajak.go.id diberikan hanya untuk 2 jenis SPT saja, yaitu:

1) SPT Tahunan OP Formulir 1770S

Bagi wajib pajak yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja; dari dalam negeri lainnya; dan/atau yang dikenakan Pajak Penghasilan final dan/atau bersifat final) dan;

2) SPT Tahunan OP Formulir 1770SS

Bagi wajib pajak yang mempunyai penghasilan hanya dari satu pemberi kerja dengan jumlah penghasilan bruto dari pekerjaan tidak lebih dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) setahun dan tidak mempunyai penghasilan lain kecuali penghasilan berupa bunga bank dan/atau bunga koperasi). Melaporkan SPT kini bisa dilakukan 24 jam sehari dan 7 hari seminggu dan dapat dilakukan di mana saja sepanjang Anda terhubung dengan internet dan dapat mengakses ke www.pajak.go.id Anda Tidak perlu membayar untuk layanan pengiriman SPT melalui website ini.


(43)

F. Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)

Dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan secara online (e-Filing) Wajib Pajak dapat menggunakan jasa dari Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Syarat-syarat perusahaan penyedia jasa aplikasi yang dapat ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak, yaitu :

1. Berbentuk badan

2. Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi

3. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP)

4. Menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak Perusahaan penyedia jasa aplikasi yang memenuhi syarat-syarat di atas, dapat mengajukan permohonan kepada Direktorat Jenderal Pajak agar ditunjuk sebagai perusahaan penyedia jasa aplikasi yang dapat menyalurkan Surat Pemberitahuan secara online (e-Filing).

Terdapat 4 perusahaan penyedia jasa aplikasi yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak, antara lain :

1. PT. Garuda Mitra Utama (www.laporpajak.com) 2. PT. Mitra Pajakku (www.pajakku.com)

3. PT. Travelgare Indonesia (www.layananpajak.com) 4. PT. Sarana Prima Telematika (www.SPT.co.id)

Menurut keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.KEP-05/PJ/2005 Tentang Tatacara Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik


(44)

(e-25

Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), yang dimaksud dengan :

a. Surat Pemberitahuan adalah Surat Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan Tahunan yang berbentuk formulir elektronik dalam media komputer (e-SPT).

b. Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-Filing) adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan yang dilakukan melalui sistem online yang real time.

c. Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) adalah Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak

d. Electronic Filing Identification Number (EFIN) adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan secara e-Filing.

e. Sertifikat (Digital Certificate) adalah alat yang berfungsi sebagai pengaman data Wajib Pajak dalam setiap proses e-Filing melalui suatu ASP kepada Direktorat Jenderal Pajak.

f. Kode Aktivasi adalah kode yang diberikan kepada Wajib Pajak untuk mengaktifkan software e-SPT.

g. NTPA (Nomor Transaksi Pengiriman ASP) adalah bukti penerimaan Surat Pemberitahuan secara elektronik oleh ASP.


(45)

h. NTPS (Nomor Transaksi Penyampaian SPT) adalah bukti penerimaan Surat Pemberitahuan secara elektronik yang menyatakan bahwa Surat Pemberitahuan telahditerima oleh Direktorat Jenderal Pajak.

G. Penelitian Yang Relevan

Davis et al. (1989) mengembangkan model Technology Acceptance Model (TAM) untuk meneliti faktor-faktor determinan dari penggunaan Teknologi Informasi oleh pengguna. Menurut Davis, penggunaan Teknologi Informasi dipengaruhi oleh minat (intention) pemanfaatan Teknologi Informasi. Dalam penelitian Davis, minat ini dipengaruhi oleh perceived usefulness dan perceived ease of use.

DeLone dan McLean (1992) melakukan studi yang mendalam mengenai kesuksesan sistem informasi menyatakan bahwa kesuksesan sistem informasi dipengaruhi oleh perceived information quality dan perceived system quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user satisfaction. User satisfaction juga merupakan prediktor yang signifikan bagi intended use dan perceived individual impact.

Penelitian tentang sistem e-filling juga telah dilakukan yaitu mengenai penerimaan Wajib Pajak terhadap penggunaan e-filling dengan menggunakan model Technology Acceptance Model (TAM) yang berbeda variabel. Studi yang dilakukan Wiyono (2008) terhadap para Wajib Pajak yang telah mencoba atau menggunakan e-filling di Indonesia menunjukkan hasil bahwa sikap penggunaan e-filling berpengaruh signifikan terhadap minat perilaku penggunaan e-filling. Kerumitan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan


(46)

27

senyatanya, sedangkan kerumitan tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan. Pengalaman tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan maupun minat perilaku. Jenis kelamin hanya berpengaruh signifikan pada persepsi kemudahan. Persepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap sikap dan persepsi kegunaan. Sedangkan persepsi kegunaan terhadap penggunaan actual tidak signifikan pada tingkat kepercayaan. Persepsi kegunaan berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan 90% terhadap sikap Wajib Pajak. Persepsi kegunaan berpengaruh signifikan terhadap minat perilaku Wajib Pajak. Sedangkan minat perilaku, persepsi kegunaan, dan kesukarelaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan e-filling.

Gita (2010) juga melakukan studi empiris terhadap perilaku penerimaan wajib pajak terhadap penggunaan e-filling di wilayah kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Information quality mempunyai pengaruh positif terhadap user Satisfaction, System quality berpengaruh positif terhadap user satisfaction, Information Quality berpengaruh positif terhadap use, System quality berpengaruh positif terhadap use, User Satisfaction berpengaruh positif terhadap use, Use berpengaruh positif terhadap user satisfaction, Use memiliki pengaruh yang positif terhadap individual impact, User satisfaction berpengaruh positif terhadap individual impact, Individual impact berpengaruh positif terhadap organizational impact.


(47)

Penelitian Tjhai (2003) menggunakan variabel kesesuaian tugas (job fit) sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi oleh akuntan publik. Tjai juga menggunakan variabel kerumitan, variabel yang juga digunakan oleh Wiyono (2008) serta Amoroso dan Gadner (2004) sebagai faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi.

Kharisma (2011) melakukan penelitian terhadap karyawan perusahaan penggunaan software akuntansi MYOB. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kharisma menunjukkan hasil bahwa pengalaman tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan maupun persepsi kemudahan penggunaan. Kerumitan tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan maupun persepsi kemudahan penggunaan. Sedangkan kesesuaian tugas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan memliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi kegunaan. Persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh signifikan terhadap sikap terhadap penggunaan. Persepsi kegunaan berpengaruh signifikan terhadap minat perilaku penggunaan. Sikap terhadap penggunaan berpengaruh signifikan terhadap minat perilaku penggunaan. Minat perilaku penggunaan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan senyatanya.

Shinta (2009) melalukan penelitian penerimaan Sistem Informasi iCons pada karyawan PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Di Kota Semarang dengan menggunakan Technology Acceptance Mode. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Self-Efficacy mempunyai hubungan yang


(48)

29

positif dengan perceived usefullnes dalam penggunaan sistem informasi iCons. Self-Efficacy mempunyai hubungan yang positif dengan perceived ease of use sistem informasi iCons. Perceived ease of use tidak berhubungan dengan Perceived usefulness dalam penggunaan sistem informasi iCons. Perceived ease of use tidak berhubungan dengan attitude dalam penggunaan sistem informasi iCons. Perceived usefullness mempunyai hubungan yang positif dengan attitude dalam penggunaan sistem informasi iCons. Perceived usefulness tidak berhubungan dengan Behavioral Intention to use sistem informasi iCons. Attitude tidak mempunyai hubungan dengan behavioral intention to use sistem informasi iCons. Internalization tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use sistem iCons. Internalization tidak berpengaruh terhadap attitude pengguna sistem iCons. Internalization tidak berpengaruh terhadap perceived ease of use pengguna sistem iCons. Internalization tidak berpengaruh terhadap perceived usefullness pengguna sistem iCons. Identification tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use sistem informasi iCons. Identification berpengaruh positif terhadap attitude sistem informasi iCons. Identification berpengaruh positif terhadap perceived ease of use pengguna sistem iCons. Identification berpengaruh positif terhadap perceived usefullness pengguna sistem iCons. Compliance tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use informasi pada iCon.


(49)

H. Partial Least Square (PLS)

Partial Least Square merupakan metode analisis yang powerful karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian proposisi (Ghozali, 2006).

PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu konstruk dan konstruk yang lain, serta hubungan suatu konstruk dan indikator

–indikatornya. PLS didefinisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model dan outer model. Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk dan konstruk yang lain, sedangkan outer model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk dan indkator-indikatornya. Konstruk terbagi menjadi dua yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk eksogen merupakan konstruk penyebab, konstruk yang tidak dipengaruhi oleh konstruk lainnya . konstruk eksogen memberikan efek kepada konstruk lainnya, sedangkan konstruk endogen merupakan konstruk yang dijelaskan oleh konstruk eksogen. Konstruk endogen adalah efek dari konstruk endogen (Yamin dan Kurniawan, 2009) dalam Denny (2012).

1. Ciri-ciri model Indikator reflektif:

a. Arah hubungan kausalitas dari konstruk ke indikator.

b. Antar indikator diharapkan saling berkorelasi (instrumen harus memiliki internal consistency reliability).


(50)

31

c. Menghilangkan satu indikator, tidak akan merubah makna dan arti konstruk yang diukur.

d. Kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator. Contoh Indikator reflektif :

Gambar 3 : Indikator Refleksif Sumber : Wiyono (2011: 397) 2. Ciri-ciri model indikator formatif :

a. Arah hubungan kausalitas dari indikator ke konstruk.

b. Antar indikator diasumsikan tidak berkorelasi (tidak diperlukan uji reliabilitas konsistensi internal).

c. Menghilangkan satu indikator berakibat merubah makna dari konstruk. d. Kesalahan pengukuran berada pada tingkat variabel laten (zeta)

VARIABEL LATEN


(51)

Contoh Indikator formatif :

Gambar 4: Indikator Formatif Sumber : Wiyono (2011: 397) 1. PEMODELAN di dalam PLS:

a. Inner model  model struktural yang menghubungkan antar konstruk. b. Outer model model pengukuran yang menghubungkan indikator

dengan konstruknya.

2. Langkah – langkah dalam PLS :

a. Merancang Model Struktural (inner model). b. Merancang Model Pengukuran (outer model). c. Mengkonstruksi Diagram Jalur.

d. Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan. e. Estimasi: Koef. Jalur, Loading dan Weight. f. Evaluasi Goodness of Fit.

g. Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping).

Tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linear agregat dari

indikator-VARIABEL LATEN


(52)

33

indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variable laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi (Ghozali, 2006).

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali, 2006).

1. Model Pengukuran atau Outer Model

Model ini digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari indikator. Indikator dalam penelitian ini adalah reflektif karena indikator varibel laten mempengaruhi indikatornya, untuk itu digunakan 3 cara pengukuran, yaitu:


(53)

a. Convergent validity : dinilai berdasarkan korelasi antara item skor/komponen skor dengan konstruk skor yang dihitung dengan PLS, Korelasi dikatakan tinggi jika melebihi 0,70.

b. Discriminant validity : dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik dari pada ukuran blok lainnya. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50 (Fornnel dan Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2006). Jika semua indikator di standardized, maka ukuran ini sama dengan average communalities dalam blok. Fornnel dan Larcker (1981) menyatakan bahwa pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component score variabel laten dan hasil lebih konservatif di bandingkan dengan composite reability (ρс). Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50.

c. Composite realibility : dengan mengunakan output yang dihasilkan PLS. Nilai dari composite realibity harus diatas 0,70

2. Model Struktural atau Inner Model

Inner model (inner relation, structural model dan substantive theory) menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-GeisserQ-square test untuk


(54)

35

predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural.

I. Pengembangan Hipotesis

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Andrianto Sugiartono Wiyono (2008) tentang Evaluasi Penerimaan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan e-filing Sebagai Sarana Pelaporan Pajak Secara On-line dan Realtime. Konstruk-konstruk pada penelitian tentang e-filing ini terdiri dari satu konstruk eksternal yang dikembangkan oleh Andrianto Sugiartono Wiyono (2008) dan Amoroso dan Gardner (2004) yaitu kerumitan (complexity), 4 (empat) konstruk original TAM yang dikembangkan oleh Davis et al. (1989).

Gambar 5: Skema Kerangka Pemikiran Sumber: Gambar diolah

kerumitan (complexity)

Persepsi Kemudahan

(Perceived Ease of use)

Persepsi Kegunaan (perceived usefulness) Minat Perilaku (Behavioral intention) Penggunaan Senyatanya (Actual use) Sikap

penggunaan (Attitude towards using)


(55)

1. Pengaruh kerumitan (complexity) terhadap persepsi kegunaan

(usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use)

Kerumitan didefinisikan sebagai seberapa sulit suatu teknologi komputer untuk dipahami dan digunakan yang dipersepsikan oleh pemakai (Rogers dan Shoemaker, 1971). Davis (1996) dan Igbaria et al. (1996) mengukur kerumitan ini dalam bentuk waktu yang dihabiskan untuk melakukan tugas-tugas, integrasi dari hasil komputer kedalam pekerjaan yang sedang dilakukan, dan vulnerability.

Thompson et al. (1991) menemukan bahwa semakin rumit suatu inovasi, maka semakin rendah tingkat peneriamaan inovasi tersebut. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Gardner dan Amoroso (2004) menemukan bahwa kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use). Penggunaan suatu teknologi informasi dapat di tunjukan dalam konteks penerimaan atas inovasi, jika suatu inovasi semakin sulit untuk dipahami dan digunakan maka akan menurunkan fungsi dan kegunaan dari suatu inovasi tersebut yang mempengaruhi keputusan pemakai untuk menggunakan. maka hasil ini mendukung sebuah hubungan yang negatif antar kompleksitas dengan penggunaan teknologi informasi. Peneliti ingin menguji kembali hubungan antara kerumitan terhadap penggunaan sesungguhnya dan persepsi kegunaan.

H1a: Kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan e-filing.


(56)

37

H1b: Kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam penggunaan e-filing.

2. Pengaruh persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap sikap

untuk menggunakan e-filing (attitude toward using) dan minat

perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use)

Persepsi kegunaan (perveived usefulness) adalah sejauh mana individu percaya bahwa dengan menggunakan teknologi dapat membantu meningkatkan kinerja tugasnya (Gardner & Amoroso, 2004). Davis (1989) mendefinisikan persepsi kegunaan (perceived usefulness) sebagai tingkatan sejauh mana seseorang yakin bahwa menggunakan sebuah sistem akan meningkatkan kinerjanya. Penelitian Davis, et al (1989) menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) dengan pemakaian (usage) mempunyai hubungan yang kuat.

Dari definisinya, diketahui bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan menggunakannya.

Pernyataan Sun (2003) mendukung hasil penelitian Davis (1989) bahwa hubungan perceived usefulness dengan attitude, behavior intention to use mempunyai hasil yang konsisten. ini dapat dilihat dari hasil


(57)

penelitiannya, 8 studi memperoleh hasil bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) mempunyai hubungan yang signifikan dengan attitude, 13 studi memperoleh hasil bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) mempunyai hubungan yang signifikan dengan behavior intention to use.

Wiyono (2008) menguji pengaruh persepsi kegunaan terhadap penggunaan e-filing diwalayah kota semarang. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa sikap dan minat dipengaruhi oleh persepsi kegunaan (Perceived usefulness). Dalam penelitian ini peneliti ingin menguji kembali hubungan antara persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap sikap menggunakan (attitude toward using) dan minat perilaku menggunakan (behavioral intention to use). Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H2a: Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using) H2b: Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif

terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use)


(58)

39

3. Pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)

terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk

menggunakan e-filing (attitude toward using).

Persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) didefinisikan sebagai suatu tingkat kepercayaan individu bahwa dengan menggunakan teknologi akan membawa mereka terbebas dari usaha secara fisik dan mental (Gardner & Amoroso, 2004). Menurut konsep TAM, attitude secara bersama-sama dipengaruhi oleh perceived usefullness, perceived ease of use dan variabel eksternal seperti commitment to system use dan self efficacy, (Warsaw et al, 1989 dalam Shinta, 2009)

Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness), sikap (attitude), minat (intention), dan pengguna sesungguhnya (actual use) (Chau, 1996). Davis et al. (1989) membuktikan bahwa persepsi kemudahan penggunaan (Perceived ease of use) mempunyai dampak baik secara langsung atau tidak langsung pada persepsi kegunaan (perceived usefulness), melalui attitude.

Menururt Davis (1989), persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) menjelaskan persepsi user terhadap usaha yang diperlukan untuk memanfaatkan sebuah sistem. Davis (1989) menambahkan jika seseorang cenderung menggunakan sebuah sistem, apabila mereka percaya bahwa sistem akan membantu dalam mencapai


(59)

kinerja yang diinginkan. Meskipun demikian, kepercayaan terhadap manfaat sistem tidak akan membantu dalam pemanfaatan apabila mereka meyakinan bahwa sistem sulit digunakan sehingga usaha ekstra yang dikeluarkan untuk mencapai kinerja tidak sepadan dengan hasil yang dicapai. Hal ini menunjukkan bahwa perceived ease of use mempengaruhi perceived usefulness dan attitude. Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H3a : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan e-filing.

H3b : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using).

4. Pengaruh sikap menggunakan e-filing (attitude towards using)

terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral

intention to use)

Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan oleh Davis et al. (1989) sebagai perasaan positif atau negatif dari

seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan (“an

individual’s positive or negative feelings about performing the target

behavior”). Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) juga didefinisikan oleh Mathieson, (1991) sebagai evaluasi pemakai tentang


(60)

41

ketertarikannya menggunakan system (“the user’s evaluation of the desirability of his or her using the system”) dan juga menemukan variabel sikap (attitude) secara statistik signifikan untuk menjelaskan variabel minat perilaku menggunakan (behavior intention to use). Wiyono (2008) juga mendapatkan hasil yang sama yaitu variabel sikap (attitude) mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel minat perilaku menggunakan (behavior intention to use). Sun (2003) melakukan penelitian untuk menganalisis TAM. Dia menemukan hasil bahwa dari hasil-hasil penelitian sebelumnya untuk hubungan attitude dengan behavior intention to use menunjukkan hasil bahwa dari hasil penelitan terdapat 3 penelitian yang signifikan sedangkan yang tidak signifikan ada 4 penelitian.

Kharisma (2011) secara empris juga membuktikan bahwa attitude mempengaruhi minat perilaku penggunaan MAYOB (behavioral intention to use). Hal ini menunjukkan bahwa perilaku seseorang mempengaruhi mereka dalam memutuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan sebuah sistem/teknologi. Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Sikap menggunakan e-filing (attitude towards using) berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use e-filing).


(61)

5. Pengaruh minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral)

terhadap penggunaan e-filing sesunggunnya (actual use)

Minat perilaku ( bahavioarl intention) adalah suatu keinginan (minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau minat (behavioral intention) untuk melakukannya.

Kesulitan untuk mengukur penggunaan senyatanya membuat banyak penelitian berhenti sampai pada minat perilaku meskipun minat perilaku merupakan pengukur kekuatan dari minat seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa minat perilaku (behavioral intention) merupakan pemrediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem (Davis et al., 1989; Taylor dan Todd, 1995; Venkatesh dan Davis, 2000 dalam Jogiyanto, 2007).

Kharisma (2011) juga membuktikan bahwa minat perilaku (behavioral intention) mempengaruhi pengguna senyatanya (actual use) MYOB. Hal ini menunjukkan bahwa minat seseorang mempengaruhi mereka dalam memutuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan sebuah sistem/teknologi. Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H5: Minat perilaku untuk penggunaan e-filing (behavioral intention to use e-filing) berpengaruh positif terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-filing use).


(62)

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitan ini yaitu studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan pada suatu objek dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus. Objek dalam penelitan ini yaitu wajib pajak di wilayah kota Yogyakarta. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitan ini hanya berlaku pada kota Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Untuk mengetahui wajib pajak yang sudah menggunakan e-filing maka peneliti melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Panembahan Senopati No.20, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2013.

C. Data Yang Diperlukan Dari KPP Pratama Yogyakarta

1. Wajib pajak yang sudah menggunakan e-filing 2. Nama wajib pajak

3. Alamat Wajib Pajak

D. Data dan Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah Data primer, yaitu informasi yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data penelitian ini


(63)

diperoleh dengan metode pembagian kuesioner kepada wajib pajak yang sudah menggunakan e-filing.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu untuk bisa mengetahui siapa saja wajib pajak di kota Yogyakarta yang sudah menggunakan e-filing, peneliti melakukan wawancara langsung dengan petugas atau pejabat kantor pelayanan pajak kota Yogyakarta dan untuk data utama dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dengan cara mengirim kuesioner kepada wajib pajak yang sudah menggunakan e-filing sesuai dengan informasi yang diperoleh penulis dari kantor pelayanan pajak secara langsung dan melalui e-mail.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002 ; hal. 72). Populasi dalam penelitian ini adalah para Wajib Pajak orang pribadi di Yogyakarta. Alasan penggunaan setting penelitian di Yogyakarta adalah karena penelitian ini lebih berfokus terhadap perilaku penerimaan Wajib Pajak orang pribadi terhadap penggunaaan e-filing dan ingin mengetahui keefektifan penggunaan e-filing di Kota Yogyakarta.


(1)

PATH COEFFICIENT(Mean, STDEV,T-Values)

Original Sample

(O)

Sample Mean

(M)

Standard Deviation (STDEV)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|) ATU -> BI 0.1274 0.1401 0.1592 0.1592 0.8004 BI -> AU 0.2290 0.2624 0.0585 0.0585 3.9155 COMP -> AU -0.2723 -0.2691 0.0774 0.0774 3.5203 COMP -> PU -0.1555 -0.1505 0.0633 0.0633 2.4579 PEOU -> ATU -0.3109 -0.1950 0.2535 0.2535 1.2267 PEOU -> PU -0.7289 -0.4415 0.5985 0.5985 1.2179 PU -> ATU 0.6208 0.6132 0.0736 0.0736 8.4320 PU -> BI 0.1575 0.1826 0.1570 0.1570 1.0035


(2)

Lampiran 11. Calculate dengan PLS Algorithm dan Boothstraping setelah uji indikator

OUTER LOADINGS (CONVERGENT VALIDITY)

ATU AU BI COMP PEOU PU

ATU1 0.9270

ATU2 0.8543

ATU3 0.6597

ATU4 0.6719

AU1 0.9545

AU2 0.9243

AU3 0.8802

BI1 0.8615

BI2 0.7414

BI3 0.8411

BI4 0.683

BI5 0.6124

COMP1 0.9861

COMP2 0.7858

COMP3 0.9861

PEOU3 0.7586

PEOU4 0.9179

PEOU5 0.9125

PEOU6 0.9787

PU1 0.9636

PU2 0.9162


(3)

CROSS LOADINGS (DISCRIMINANT VALIDITY)

ATU AU BI COMP PEOU PU ATU1 0.9270 0.9116 0.2357 -0.1109 -0.4193 0.9197 ATU2 0.8543 0.8586 0.2621 -0.2154 -0.2419 0.8491 ATU3 0.6597 0.3064 0.1508 -0.1515 -0.5194 0.3173 ATU4 0.6719 0.3228 0.1432 -0.1938 -0.5562 0.3341 AU1 0.8629 0.9545 0.2470 -0.2103 -0.4400 0.9636 AU2 0.7868 0.9243 0.2706 -0.3312 -0.2661 0.9162 AU3 0.7130 0.8802 0.2179 -0.2835 -0.3002 0.8800 BI1 0.3096 0.2785 0.8615 -0.0329 -0.1316 0.2748 BI2 0.1006 0.1083 0.7414 -0.2656 0.0972 0.1028 BI3 0.2446 0.2576 0.8411 -0.1134 -0.0416 0.2585 BI4 0.0605 0.1169 0.6830 -0.1791 0.0364 0.1188 BI5 0.0965 0.1207 0.6124 -0.1198 -0.1222 0.1201 COMP1 -0.2157 -0.3196 -0.1669 0.9861 0.1026 -0.3093 COMP2 -0.0936 -0.1720 -0.0260 0.7858 0.1252 -0.1662 COMP3 -0.2157 -0.3196 -0.1669 0.9861 0.1026 -0.3093 PEOU3 -0.3221 -0.2632 -0.1204 0.1438 0.7586 -0.2705 PEOU4 -0.4015 -0.2953 -0.0337 0.0877 0.9179 -0.3131 PEOU5 -0.4173 -0.2424 -0.0347 0.0378 0.9125 -0.2494 PEOU6 -0.5656 -0.4314 -0.0727 0.1340 0.9787 -0.4416 PU1 0.8629 0.9545 0.2470 -0.2103 -0.4400 0.9636 PU2 0.7868 0.9243 0.2706 -0.3312 -0.2661 0.9162 PU3 0.7130 0.8800 0.2179 -0.2835 -0.3002 0.8802


(4)

AVE, Composite Reliability, R Square, Cronbach's Alpha

AVE Composite Reliability

R Square

Cronbachs Alpha

Commu-nality

Redun-dancy ATU 0.6189 0.8641 0.7725 0.8128 0.6189 0.1073

AU 0.8468 0.9430 0.1447 0.9095 0.8468 0.0591

BI 0.5682 0.8662 0.0755 0.8221 0.5682 0.0239

COMP 0.854 0.9456 0 0.9147 0.854 0

PEOU 0.8021 0.9415 0 0.9152 0.8021 0

PU 0.8475 0.9433 0.2008 0.9095 0.8475 0.0735

LATEN VARIABLE CORRELATION

ATU AU BI COMP PEOU PU

ATU 1 0 0 0 0 0

AU 0.8543 1 0 0 0 0

BI 0.2627 0.2685 1 0 0 0

COMP -0.2012 -0.3056 -0.1452 1 0 0

PEOU -0.491 -0.3564 -0.0708 0.1138 1 0


(5)

OUTERS Weight (Mean, STDEV,T-Values)

Origina l Sample

(O)

Sample Mean

(M)

Standard Deviation (STDEV)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|) ATU1 <- ATU 0.9270 0.9293 0.0131 0.0131 70.9053 ATU2 <- ATU 0.8543 0.8603 0.0307 0.0307 27.8427 ATU3 <- ATU 0.6597 0.6496 0.1103 0.1103 5.9823 ATU4 <- ATU 0.6719 0.6619 0.1070 0.1070 6.2767 AU1 <- AU 0.9545 0.9550 0.0111 0.0111 86.2480 AU2 <- AU 0.9243 0.9247 0.0192 0.0192 48.2358 AU3 <- AU 0.8802 0.8782 0.0376 0.0376 23.4372 BI1 <- BI 0.8615 0.8347 0.1280 0.1280 6.7313 BI2 <- BI 0.7414 0.6893 0.1584 0.1584 4.6806 BI3 <- BI 0.8411 0.8046 0.1406 0.1406 5.9843 BI4 <- BI 0.6830 0.6191 0.2209 0.2209 3.0918 BI5 <- BI 0.6124 0.5545 0.2372 0.2372 2.5819 COMP1 <- COMP 0.9861 0.9843 0.0199 0.0199 49.6111 COMP2 <- COMP 0.7858 0.7708 0.1004 0.1004 7.8264 COMP3 <- COMP 0.9861 0.9843 0.0199 0.0199 49.6111

PEOU3 <- PEOU 0.7586 0.7561 0.1033 0.1033 7.3407 PEOU4 <- PEOU 0.9179 0.9182 0.0269 0.0269 34.1274 PEOU5 <- PEOU 0.9125 0.9094 0.0330 0.0330 27.6139 PEOU6 <- PEOU 0.9787 0.9799 0.0042 0.0042 230.7972

PU1 <- PU 0.9636 0.9643 0.0068 0.0068 141.5985 PU2 <- PU 0.9162 0.9183 0.0201 0.0201 45.5624 PU3 <- PU 0.8800 0.8770 0.0410 0.0410 21.4831


(6)

PATH COEFFICIENT(Mean, STDEV,T-Values)

Original Sample

(O)

Sample Mean

(M)

Standard Deviation (STDEV)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|) ATU -> BI 0.1285 0.1386 0.1406 0.1406 0.9140 BI -> AU 0.2290 0.2611 0.0872 0.0872 2.6272 COMP -> AU -0.2723 -0.2706 0.0827 0.0827 3.2934 COMP -> PU -0.2571 -0.2546 0.0863 0.0863 2.9797 PEOU -> ATU -0.2022 -0.1936 0.0411 0.0411 4.9170 PEOU -> PU -0.3390 -0.3465 0.0756 0.0756 4.4827 PU -> ATU 0.7841 0.7867 0.0495 0.0495 15.8269 PU -> BI 0.1564 0.1769 0.1266 0.1266 1.2353