Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya dengan menggunakan PLS 2.0 M3, menghasilkan pengaruh yang negatif pada
α = 0,05 1,96 sehingga penelitian ini menerima hipotesis alternatif H1b yang menyatakan bahwa kerumitan complexity berpengaruh negatif terhadap
penggunaan senyatanya actual use.
2. Persepsi kegunaan perceived usefulness berpengaruh positif terhadap
sikap terhadap menggunakan attitude toward using dan minat
keperilakuan behavioral intention.
Penerimaan hipotesis kedua H2a yang menyatakan bahwa persepsi kegunaan perceived usefulness berpengaruh positif terhadap sikap terhadap
menggunakan attitude toward using mengindikasikan bahwa jika wajib pajak merasa sistem e-filing berguna dan memiliki manfaat maka wajib pajak
akan merasa nyaman dan menikmati penggunaan e-filing. Menurut penelitian Davis, 1989; Chau, 1996; Igbaria et al., 1997; Sun, 2003 menunjukkan
bahwa konstruk persepsi kegunaan perceived usefulness mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap sikap terhadap menggunakan attitude
toward using , penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa
persepsi kegunaan perceived usefulness merupakan konstruk yang paling signifikan dan penting yang mempengaruhi sikap attitude didalam
menggunakan teknologi. Penerimaan H2a ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal ini
kuesioner yang telah diisi oleh responden. Statistik frekuensi respon terhadap
pernyataan untuk konstruk persepsi kegunaan e-filing perceived usefulness e-filing
yang terdiri dari 3 pernyataan yang mewakili dimensi peningkatan performa kinerja, peningkatan efektivitas kinerja, dan menyederhanakan
proses kinerja dan penyajian informasi dengan skala likert dapa dilihat pada lampiran. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah
setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 7,69 sampai 67,31. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang
diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 1,92. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 21,16 sampai 28,85. Dari presentase
jawaban respon dapat disimpulkan bahwa responden merasa percaya bahwa dengan menggunakan e-filing dapat meningkatkan performa kinerja,
peningkatan efektivitas kinerja, dan menyederhanakan proses kinerja pekerjaan wajib pajak.
Statistik frekuensi respon terhadap pernyataan untuk konstruk sikap terhadap menggunakan e-filing attitude towards using e-filing dapat diliahat
dari table. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar 9,62 sampai 57,69. Sedangkan
frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar 1,92 sampai 3,85. Jawaban untuk ke
arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 30,77 sampai 32,69. Dari presentase jawaban respon dapat disimpulkan bahwa wajib pajak merasa
bahwa e-filing mempunyai kegunaan sehingga wajib pajak akan merasa nyaman dalam menggunakan e-filing.
Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya dengan menggunakan PLS 2.0 M3, maka akan menghasilkan pengaruh yang
positif dan signifikan pada 0,05 sehingga penelitian ini menerima hipotesis alternatif H2a yang menyatakan bahwa persepsi kegunaan perceived
usefulness berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan attitude toward
using .
Pada hipotesis H2b dinyatakan bahwa persepsi kegunaan e-filing perceived usefulness berpengaruh positif terhadap minat perilaku
menggunakan e-filing behavioral intention to use e-filing. Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa nilai koefisien parameter pada hubungan persepsi
kegunaan e-filing perceived usefulness dengan minat perilaku menggunakan e-filing
behavioral intention to use e-filing adalah sebesar 0,1564 dan t tabel sebesar 1,2353 1,96 yang menunjukkan bahwa persepsi kegunaan e-filing
perceived usefulness tidak berpengaruh terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing behavioral intention to use. Secara deskriptif tidak
adanya pengaruh persepsi kegunaan e-filing perceived usefulness terhadap minat perilaku menggunakan e-filing behavioral intention to use e-filing
berkaitan dengan kecenderungan kekurang yakinan wajib pajak apakah sistem e-filing
bermanfaat. Disisi lain wajib pajak yakin bahwa mereka sepenuhnya mau terhadap system e-filing, sehingga perasaan mau menggunakan bukan
dikarenakan oleh persepsi kegunaan system e-filing, namun lebih dijelaskan oleh kerelaan dan kemauan wajib pajak untuk menggunakan system e-filing
dan kemampuan mereka untuk memutuskan mereka untuk menggunakan e-
filing . Dari hasil disimpulkan bahwa tinggi rendahya persepsi wajib pajak
terhadap kegunaan atau manfaat system e-filing tidak mempengaruhi keinginan mereka untuk menggunakan system. Hal ini mengindikasikan
bahwa wajib pajak menggunakan e-filing lebih dikarenakan oleh peraturan Direktorat Jendral Pajak yang mewajibkan untuk menggunakan system e-
filing dalam setiap pelaporan pajak. Peraturan ini tertuang dalam Peraturan
Dirjen Jendral Pajak Nomor : PER - 39PJ2011 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
Yang Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS Secara E-filing Melalui Website
Direktorat Jenderal Pajak www.pajak.go.id
. Oleh karena itu untuk meningkatkan minat para wajib pajak untuk terus menggunakan e-filing maka
DJP bertanggungjawab untuk mensosialisasikan secara lebih menyeluruh tentang manfaat dari e-filing ini.
Penerimaan H2b ini juga didukung oleh data lapangan, dalam hal ini kuesioner yang telah diisi oleh responden. Untuk presentase respon responden
terhadap konstruk minat perilaku menggunakan e-filing behavioral intention tto use e-filing
dapat dilihat dari lampiran. Berdasarkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah setuju diwakili oleh angka 4 dan 5 berkisar
5,77 sampai 59,62. Sedangkan frekuensi jawaban responden untuk merespon ke arah yang tidak setuju yang diwakili oleh angka 1 dan 2 berkisar
1,92 sampai 5,77. Jawaban untuk ke arah netral yang diwakili oleh angka 3 berkisar 28,85 sampai 53,85. Dari presentase jawaban respon dapat
disimpulkan bahwa wajib pajak dalam penggunaan e-filing menunjukkan
bahwa wajib pajak akan selalu mencoba menggunakan e-filing setiap kali akan melaporkan SPT.
Berdasarkan hasil uji hipotesis jika kedua variabel diuji pengaruhnya dengan menggunakan PLS 2.0 M3 menghasilkan, tidak ada pengaruh yang
positif pada α = 0,05 1,96 sehingga penelitian ini menolak hipotesis
alternatif H2b yang menyatakan bahwa persepsi kegunaan e-filing perceived usefulness berpengaruh positif terhadap minat perilaku
menggunakan e-filing behavioral intention to use e-filing.
3. Pengaruh persepsi kemudahan penggunaan e-filing perceived ease of use
e-filing terhadap persepsi kegunaan e-filing perceived usefulness e-filing dan sikap menggunakan
e-filing attitude toward using e-filing.
Hipotesis H3a dalam penelitian menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan e-filing perceived ease of use e-filing berpengaruh positif
terhadap persepsi kegunaan e-filing perceived usefulness e-filing. Dari analisis tabel 11 diketahui keofisien parameter sebesar -0,3390 pada pengaruh
persepsi kemudahan penggunaan e-filing perceived ease of use e-filing terhadap persepsi kegunaan e-filing perceived usefulness e-filing dengan
nilai t hitung sebesar 4,4827 1,96. Nilai koefisien parameter dan t-statistik ini menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan e-filing perceived
ease of use e-filing berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan e-filing
perceived usefulness e-filing. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini ditolak dan disimpulkan tidak adanya hubungan positif antara persepsi