Relasi Seksual Relasi Dengan Suami

b. Relasi Seksual

Kedua subjek mengaku tidak dapat menikmati hubungan seksualnya dengan suami dan merasa tidak nyaman akan kontak fisik tersebut. Bahkan subjek II mengatakan bahwa hubungan seksual membuatnya merasa tertekan, sedih dan sakit hati. “Jadi.. emm nggak bisa menikmati lah. Nggak nggak bisa menikmati yang kayak gitu.” Subjek I, Line 188-190 “Tertekan banget sih.. tapi.. ya gimana ya.. Yang namanya nggak nyaman ngelakuin kayak gitu tuh.. rasanya kayak.. antara sedih dan.. sakit dan.. ya gimana nggak nyaman banget rasanya..” Subjek II, Line 209-213 Meskipun kedua subjek sama-sama menilai hubungan seksual dengan suami sebagai sesuatu yang negatif, keduanya cenderung menyikapinya secara berbeda. Perasaan negatif membuat subjek II selalu berusaha untuk menolak dan menghindari hubungan seksual dengan suami. Akan tetapi, terkadang, suami benar-benar memaksa sehingga ia pun tidak bisa mengelak. Hal ini membuat subjek II seringkali merasa bahwa ia “diperkosa” oleh suami. Apalagi, suami pernah melakukan hubungan seks terhadap subjek II saat subjek II sedang tidur. Subjek merasa sangat tidak terima karena suami memperlakukannya seperti barang. Meskipun merasa sangat tersiksa karena hubungan seksual yang dilakukan dengan suami, subjek merasa tidak dapat meminta perlindungan atau dukungan darimanapun. Hal ini dikarenakan budaya Indonesia mengatakan bahwa memang sudah menjadi tugas seorang istri untuk menuruti perkataan dan melayani permintaan suami. “Ya namanya di Indonesia lah ya.. Yang namanya istri ya cuman.. yaudah kamu harus nurut apapun yang suamimu bilang.. yaudah ngangkang tinggal ngangkang aja.” Subjek II, Line 204-207 Sikap subjek II ini sangat berbeda dengan sikap subjek I. Subjek I tetap mau berhubungan seksual dengan suami karena merasa bahwa hal tersebut merupakan kewajibannya sebagai istri dan sebuah risiko yang harus ditanggungnya karena memilih menikah. “Aku tetep ngejalanin yang.. apa.. kewajiban aku yang kayak gitu.. tetep.. walaupun nggak sesuai sama hatiku.. hatiku menentang.. aku tetep jalanin.. karena aku udah mengambil keputusan untuk menikah kan.. dan aku terima resiko itu.” Subjek I, Line 181-186 Saat berhubungan seksual, kedua subjek cenderung pasif, cuek dan tidak merespons suaminya sama sekali. Subjek I juga mengatakan bahwa suami juga menilainya tidak excited dan cenderung berekspresi kosong saat sedang berhubungan seksual. “Katanya tuh aku nih.. apa ya.. kayak nggak excited gitu.. Pasif lah istilahnya. Nggak banyak ngapa-ngapain. Ya aku sadar sih kalau aku emang sering gak ngerespons dia.. Bahkan ekspresipun katanya kayak kosong banget gitu.” Subjek I, Line 199-203 “Saat aku sama suami have sex gitu kan.. kita nggak.. aku bener- bener masa bodoh gitu loh.. nggak.. bener-bener cuek.. cuek banget kayak gitu tuh yang bener-bener nggak bisa ngerasain apa- apa.. nggak ngerespon gitu tuh.” Subjek II, Line 233-237

5. Konflik Dengan Suami