Hasil-hasil penelitian yang menunjukkan kecilnya tingkat kesuksesan pernikahan dan banyaknya faktor yang mempengaruhi ketidakbahagiaan lesbian
dalam mixed orientation marriage membuat lesbian yang mampu menjalin pernikahan heteroseksual selama lebih dari tiga tahun menjadi sebuah kasus yang
sangat unik dan jarang terjadi. Oleh sebab itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan studi eksploratif terhadap individu tersebut dengan menggunakan
pendekatan studi kasus.
E. Kerangka Penelitian
Heteroseksisme dan penolakan terhadap homoseksualitas memaksa homoseksual, termasuk lesbian, untuk menyembunyikan identitas orientasi
seksualnya. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah dengan menikahi lawan jenisnya. Meskipun demikian, memutuskan untuk menikah bukan berarti terlepas
dari masalah. Banyaknya konflik-konflik di dalam diri maupun konflik-konflik dengan pasangan membuat pernikahan tersebut seringkali didominasi dengan
ketidakbahagiaan, ketidakpuasan dan akhirnya berakhir dengan perceraian. 80 mixed orientation marriage berakhir dengan perceraian dan hanya
ada 15 mixed orientation marriage yang mampu bertahan dalam durasi lebih dari tiga tahun. Jika dilakukan perbandingan, usia pernikahan perempuan lesbian
dengan laki-laki cenderung jauh lebih singkat daripada laki-laki gay dengan perempuan. Selain itu, prevalensi perempuan lesbian yang bercerai dari suaminya
jauh lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki gay yang bercerai dari istrinya. Hal ini dikarenakan perempuan lesbian yang menikah dengan lawan jenis
cenderung tidak bahagia dalam pernikahan mereka. Maka, dapat terlihat bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lesbian yang mampu menjalin pernikahan heteroseksual selama lebih dari tiga tahun adalah sebuah kasus yang sangat jarang terjadi sehingga peneliti tertarik
untuk melakukan studi eksploratif terhadap individu tersebut dengan menggunakan pendekatan studi kasus.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mendapatkan data yang menyeluruh, detail dan mendalam. Peneliti akan mengungkap kehidupan pernikahan yang
dijalani oleh lesbian yang terlibat mixed orientation marriage. Gambaran yang utuh atas kehidupan pernikahan yang dijalani oleh lesbian yang terlibat mixed
orientation marriage tidak dapat dicapai hanya dengan melihat fase hidup saat ini, tetapi juga perlu dipahami mengenai latar belakang dan motif yang mendasari
pernikahan, hingga rencana dan harapan individu lesbian terhadap pernikahannya. Peneliti akan melihat perjalanan hidup sebelum menikah serta gambaran
kondisi keluarga, komunitas dan masyarakat. Pemahaman akan hal-hal tersebut akan membawa kita pada kajian penelitian pertama, yaitu alasan yang mendasari
subjek untuk menikah. Setelah hal tersebut didapatkan, peneliti kemudian berpindah pada kajian selanjutnya, yaitu kehidupan sehari-hari subjek saat ini. Hal
ini akan terbagi menjadi beberapa subtopik, yaitu relasi individu lesbian dengan suaminya, konflik intrapersonal dan interpersonal, cara menyelesaikan konflik-
konflik tersebut, serta dampak psikologis yang dirasakan setelah menikah dengan lawan jenis. Terakhir, studi akan ditutup dengan pengungkapan atas pandangan
individu lesbian terhadap pernikahannya di masa yang akan datang. Hal tersebut akan dituangkan dalam pemaparan atas tujuan, rencana dan harapan yang
individu lesbian lekatkan pada pernikahannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti berharap bahwa hasil penelitian mampu menjadi sebuah referensi dan pembelajaran, baik bagi individu-individu yang terlibat dalam masalah
serupa, maupun bagi terapis-terapis pernikahan. Selain itu, dengan mengetahui gambaran secara menyeluruh kehidupan lesbian dalam mixed orientation
marriage, diharapkan masalah-masalah terkait hal ini bisa diselesaikan secara lebih konteksual.
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Creswell 2009 mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif adalah
sarana untuk mengeksplor dan memahami makna yang dilekatkan oleh individu atau kelompok terhadap masalah sosial atau manusia. Bogdan dan Taylor dalam
Barsrowi Suwandi, 2008 mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif karena data yang ingin ditemukan tidak dapat
dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Selain itu, penelitian kualitatif sangat berguna ketika peneliti tidak
mengetahui variabel apa yang paling penting untuk diteliti. Hal ini dikarenakan topik yang akan diteliti merupakan topik yang tergolong baru dan topik tersebut
tidak pernah diteliti melalui sudut pandang orang tertentu dalam penelitian ini adalah lesbian Morse dalam Creswell, 2009.
Penelitian mengenai lesbian yang terlibat dalam mixed orientation marriage ini secara khusus menggunakan metode kualitatif studi kasus. Creswell
2009 mengatakan bahwa studi kasus adalah strategi penelitian di mana peneliti mengeksplorasi secara mendalam program, acara, kegiatan, proses, atau satu atau
lebih individu. Kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI