membentuk pandangan, mewarnai perasaan dan akan ikut menentukan kecebderungan perilaku kita Azwar 2015:3. Berbeda dengan perilaku yang
sudah dalam bentuk tindakan yang tampak terhadap objek sikap.
2.1.1.4 Struktur Sikap
Struktur sikap menurut skema triadik terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif merupakan
representasi apa yang dipercayai, komponen afektif merupakan perasaan menyangkut aspek emosianal dan komponen konatif merupakan kecenderungan
bertindak. Mann dalam Azwar, 2015:24 menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi kepercayaan, persepsi dan stereotip yang dimiliki individu kepada sesuatu,
komponen afektif merupakan perasaan terhadap objek sikap, dan komponen konatif merupakan kecenderungan untuk bertindak terhadap sesuatu dengan cara-
cara tertentu.
2.1.2 Nilai Nasionalisme
2.1.2.1 Nilai
Sebelum kita melangkah menuju nilai-nilai nasionalisme terlebih dahulu kita memahami makna kata Nilai dan nasionalisme dari beberapa ahli. Max
Scheler dalam Wahana, 2004: 51 berpendapat bahwa nilai merupakan suatu kualitas yang tidak tergantung pada pembawanya, merupakan kualitas apriori
yang telah dapat dirasakan manusia tanpa melalui pengalaman inderawi terlebih dahulu. Nilai sebagai standar atau kriteria mengenai yang sepatutnya atau
seharusnya diingini dan sekaligus berfungsi sebagai suatu panduan untuk memilih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tindakan, tujuan dan perkembangan, serta pemeliharaan sikap seseorang Kohn dalam Aryani, 2010:83. Melihat pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa pengertian nilai adalah standar atau patokan untuk memilih sebuah perbuatan atau tindakan yang sebenarnya tidak tergantung pada pembawanya.
seperti contoh, seorang baik yang melakukan perilaku buruk, kita akan menilai perilaku itu buruk meskipun pelakunya dalah orang yang biasa berbuat baik.
Penilaian sikap atau perilaku buruk tersebut tentunya berdasarkan petokan atau standar sikap baik yang ada di masyarakat.
Scheler dalam Wahana, 2004: 71 berpendapat bahwa pikiran buta terhadap nilai; nilai diterima atau ditangkap melalui perasaan atau emosi.
Penangkapan nilai yang dilakukan oleh emosi atau perasaan tidak berdasarkan pengalaman inderawi terlebih dahulu. Bisa dikatakan bahwa penerimaan nilai
yang dilakukan oleh perasaan adalah suatu kejujuran, berbeda dengan pikiran yang kadang kala bisa dibuat-buat. Nilai adalah sesuatu yang dilakukan oleh
perasaan, sehingga nilai erat dengan pembawanya.
2.1.2.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri, atau kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, memepertahankan dan mengabdikan semangat kebangsaan Depdikbud dalam Aryani, 2010: 102. Kohn
1955: 11 mengartikan nasionalisme sabagai suatu paham bahwa kesetiaan tertinggi harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Peneliti berkesimpulan dari
dua pendapat diatas, bahwa nasionalisme adalah semangat yang dirawat dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rangka mempertahankan keutuhan bangsa, mencapai tujuan berbangsa dan mengabdikan diri untuk negaranya sebagai wujud kesetiaan seseorang kepada
negaranya.
2.1.2.3 Nilai Nasionalisme