2.1.5. Pendekatan saintifik
Dalam kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran menggunakan salah satu model pembelajaran terpadu menurut Robin Forgaty dalam Majid, 2014: 193,
yaitu model jaring laba-laba webbed model. Medol webbed ini mengangkat pendekatan tematis sebagai acuan utama bahan dan kegiatan pembelajaran. Proses
pembelajaran pada model ini menggunakan pendekatan saintifik. Kemdikbud dalam Majid, 2014: 193 memaparkan bahwa pendekatan saintifik juga sering
disebut dengan pendekatan pembelajaran ilmiah, dimana pendekatan saintifik dapat mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi,
bukan diberi tahu. Pendekatan saintifik memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah. Dengan pendekatan saintifik, siswa mampu merumuskan masalah, bukan
hanya menjawab masalah, selain itu siswa dilatih untuk berpikir analitis bagaimana siswa mengambil keputusan, bukan hafalan. Menurut Sudarwan
dalam Majid, 2014: 194, pendekatan saintifik memiliki 5 ciri yaitu : penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang
suatu kebenaran. Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan yang mendorong siswa
untuk berpikir secara analitis, dimana proses pembelajaran yang dilakukan melalui pengamatan, penalaran, dan penemuan siswa, dengan memperhatikan
kolaborasi dan kerjasama antar siswa dalam sebuah pemecahan masalah.
2.1.6. Penilaian Otentik
2.1.6.1 Pengertian Penilaian Otentik
Otentik atau autentik, dalam pembelajaran terpadu tematik integratif memungkinkan siswa untuk memahami konsep pembelajaran secara langsung,
bukan hanya sekedar pemberitahuan dari gurunya. Penilaian dengan caara portofolio merupakan salah satu bentuk dari penilaian otentik. Penilaian otentik
dikenal juga dengan berbagai istilah seperti penilaian kinerja performace assessment, penilaian alternatif alternative assessment, penilaian langsung
direct assessment dan penilaian realistis realistic assessment. Penilaian otentik dikatakan sebagai penilaian kinerja, karena siswa dalam hal-hal tertentu diminta
untuk melakukan tugas-tugas dengan aksi nyata. Penilaian otentik dikatakan sebagai penilaian alternatif, karena dapat difungsikan sebagai alternatif untuk
menggantikan penilaian tradisional. Penilaian otentik dikatakan sebagai penilaian langsung, karena memberikan lebih banyak bukti langsung dari aplikasi bermakna
pengetahuan dan keterampilan dalam konteks dunia nyata. Penilaian otentik dikatakan sebagai penilaian realistis karena penilaian dapat dihubungkan dengan
penerapan dalam kehidupan nyata. Menurut Nugiyantoro 2011: 23 penilaian otentik authentic assessment menekankan pada kemampuan siswa untuk
mendemonstrasikan pengetahuan yang mereka miliki secara nyata dan bermakna. Beberapa pengertian penilaian otentik menurut para ahli. Menurut Muller
dalam Nugiyantoro 2011: 23, penilaian otentik merupakan penilaian kinerja yang menuntut siswa unjuk mempraktikkan keterampilan dan kompetensi tertentu
yang merupakan penerapan akan pengetahuan yang dimilikinya. Sejalan dengan
itu, pusat kurikulum dalam Majid, 2014: 236 memaparkan bahwa penilaian otentik authentic assessment adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan
penggunaan inforrmasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat,
dan konsisten sebagai hasil pembelajaran siswa. Johnson dalam Majid, 2014: 236 mengatakan bahwa penilaian otentik memberikan kesempatan pada siswa
untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari dan kuasai. Johnson juga mengatakan bahwa penilaian otentik berfokus pada tujuan, melibatkan
pembelajaran secara langsung, membangun kerja sama, dan menanamkan cara berpikir tingkat tinggi. Pokey dan Siders dalam Majid, 2014: 236 menambahkan
bahwa penilaian otentik dapat diartikan sebagai upaya untuk mengevaluasi pengetahuan atau keahlian siswa yang mendekati konteks kehidupan nyata.
Jadi penilaian otentik dapat diartikan sebagai penilaian yang mengedepankan penilaian pada kinerja siswa dalam memperagakan keterampilan
yang ia miliki, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa tersebut. Hal ini mendorong siswa untuk mengkonstruksi pemahamannya sendiri terhadap suatu
materi atau pengetahuan tertentu, sehingga pengetahuan yang ia dapatkan dapat bertahan lama dalam memorinya.
2.1.6.2 Pengembangan Penilaian Otentik
Pengembangan penilaian menurut Mueller 2008 dalam Nugiyantoro 2011:30 terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh, yaitu: 1 penentuan
standar; 2 penentuan tugas otentik; 3 pembuatan ktriteria; 4 pembuatan rubrik.
2.2.Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Model pengembangan pembelajaran yang penulis gunakan merupakan pengembangan model desain instruksional yang digagas oleh Jerold. E. Kemp.
Menurut Kemp dalam Trianto, 2012: 81 pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan, dalam lingkaran ini tiap langkah
pengembangan berhubungan dengan aktivitas revisi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pengembangan
perangkat pembelajaran menurut Kemp yang telah dimodifikasi dikarenakan lebih lengkap dibandingkan perangkat pembelajaran lainnya. Berikut akan disajikan
bagan model desain pembelajaran dalam Morrison 2011: 12
Gambar 2.2 Bagan Desain Model pengembangan Perangkat Pembelajaran oleh Kemp dalam Morrison 2011: 12
Desain siklus pembelajaran model Kemp diatas, dapat di jabarkan satu persatu sebagai berikut:
1 Identifikasi Masalah Pembelajaran Instuctional Problems.
Tujuan dalam siklus ini adalah untuk mengidentifkasi adanya kesenjangan antara tujuan menuru kurikulum dengan fakta yang terjadi dilapangan.
Kensenjangan yang diamati dalam hal ini menyangkut model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai
pembelajaran. 2
Analisis Karakteristik Siswa Learner Characteristics. Siklus kedua ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal siswa
mengidenifikasi keterampilan-keterampilan khusus yang harus dapat siswa lakukan dan karakteristiknya memperhatikan ciri, kemampuan, dan
pengalaman siswa baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. 3
Analisis Tugas Task Analysis. Jika menurut Kemp,dkk 1994: 58 analisis tugas adalah kumpulan prosedur
untuk menentukan isi suatu pembelajaran, itu akan berbeda menurut pendapat Nur 2002: 3 yang menyatakan bahwa analisis tugas adalah alat yang
digunakan guru untuk mengidentifikasi bagaimana tercapainya sebuah pembelajaran. Meskipun demikian, pada dasarnya analisis tugas dilakukan
untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan prasyarat yang harus dipelajari dan diikuti oleh siswa untuk mempelajari suatu proses. Analisis ini
akan menghasilkan suatu diagram atau carta yang berisi hubungan antar keterampilan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain, analisis tugas bertujuan
untuk analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis prosedural, dan analisis pemrosesan informasi.
4 Merumuskan Indikator Instructional Objectives.
Pada hakikatnya indikator merupakan tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tugas analisis tujuan seperti yang telah di paparkan oleh Trianto
2012: 85. Pada tahap ini indikator dirumuskan dengan fungsi sebagai : 1 alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran; 2 alat kerja dalam perencanaan
evaluasi hasil belajar siswa; 3 panduan dalam belajar siswa. 5
Urutan Isi Content Sequencing Menentukan isi berdasarkan tingkat kesulitan supaya dapat membantu peserta
didik dalam memahami pembelajaran. 6
Strategi Pembelajaran Instructional Strategies Pemilihan strategi belajar yang sesuai dengan tujuan merupakan salah satu
tahapan yang harus dilaksanakan dalam pengembangan sistem pembelajaran menurut Kemp. Kegiatan ini meliputi pemilihan model, pendekatan, metode,
pemilihan format, yang dipandang dapat memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan khusus pembelajaran. tujuan pembelajaran
khuss dan kategori hasil belajar yang akan dicapai meliputi keterampilan intelektual, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap.
7 Cara Penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran Designing the Message
Menyampaikan pesan pembelajaran dengan pemilihan gambar atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran yang dapat membantu peserta didik
memahami pengetahuan.
8 Instruksi Pengembangan Development of Instruction
Instruksi pengembangan dilakukan setelah menyelesaikan analisis dan rancangan, proses ini menghasilkan bahan ajar yang akan digunakan seperti
video pembelajaran ataupun materi yang akan diberikan. 9
Penyusunan Instrumen Evaluasi Evaluation Instruments Penyusunan instrument alat evaluasi digunakan untuk mengukur ketuntasan
indikator dan ketuntasan penguasaan sisa setelah proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab benar. Penilaian hasil belajar atau
yang sering disebut dengan evaluasi merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran.
10 Evaluasi Sumatif Summative Evaluation
Evaluasi sumatif berfungsi untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir
unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu. 11
Evaluasi Formatif Formative Evaluation Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses pengembangan yang
berfungsi sebagai pemberi informasi bagi pengajar atau tim pengembang seberapa baik program yang telah berfungsi. Penilaian formatif dilaksanakan
selama pengembangan dan uji coba. 12
Evaluasi Penegasan Confirmative Evaluation Evaluasi penegasan dilakukan untuk mengetahui apakah semua telah selesai
atau belum sesuai dengan keadaan yang sebenarnya Morrison, 2011: 17.
13 Revisi Perangkat Pembelajaran Revision
Dalam sebuah langkah pengembangan kegiatan revisi adalah hal yang dilakukan secara terus-menerus guna mendapatkan hasil yang maksimal.
Seperti yang pernah di paparkan oleh Kemp bahwa setiap langkah rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Revisi dilakukan
berdasarkan masukan dan penilaian dari validator yang telah melakukan validasi terhadap perangkat pembelajaran yang telah dibuat.
Produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini adalah RPPTH, materi ajar, Instrumen penialain, dan LKS. RPPTH merupakan
rencana atau rancangan kegiatan yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang
telah dijabarkan dalam silabus, serta perangkat pembelajaran tematik integratif yang disusun sesuai dengan standar Kurikulum SD 2013. Perangkat
pembelajaran ini berisi materi dan soal-soal latihan sebagai pedoman guru dalam mengajar.
14 Perencanaan Planning
Pengaturan rancangan usaha berbeda pada tingkatan komleksitas dan jumlah dari perencanaan dan pengaturan yang diperlukan untuk sebuah pengaturan
proyek pembelajaran yang ditentukan oleh jangkauan dari proyek pembelajaran tersebut.
15 Pelaksanaan Implementation
Perencanaan yang matang dan keterlibatan orang lain selama proses perancanagn instruksi dapat meningkatkan pelaksanaan dan penerapan
instruksi tersebut. Pelaksanaan seperti evaluasi formatif, dimulai pada awal proses desain instruksional. Perencanaan pelaksanaan lebih awal dapat
membantu memastikan peluncuran program instruksional berjalan dengan lancar.
16 Manajemen Proyek Project Management
Manajemen proyek sangat penting dilakukan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Upaya yang dibutuhkan untuk proyek ditentukan oleh ruang
lingkup manajemen proyek. 17
Pelayanan Pendukung Support Services Pelayanan pendukung yang dimaksud seperti staf tata usaha, kebijkan kepala
sekolah, guru mitra dan tenaga – tenaga terkait lainnya. Selian itu anggaran
atau dana, fasilitas, bahan, perlengkapan juga merupakan salah satu pelayanan pendukung yang dapat membantu berlangsungnya pengembangan.
2.2.1. Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan