mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah. Siswa yang mampu memecahkan suatu masalah yang mewakili kejadian yang nyata, sebenarnya dia
telah terlibat dalam perilaku berpikir. Pencapaian pemecahan suatu masalah mengakibatkan peserta didik belajar sesuatu yang dapat di generalisasikan pada
masalah yang lain. Dalam hal ini peserta didik telah mencapai suatu kemampuan baru yang didapatkan dari berpikir atau aturan tingkat tinggi. Berpikir rasionl dan
berpikir kritis adalah suatu perwujudan dari perilaku belajar terutama yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Berpikir rasional peserta didik dituntut
untuk menggunakan logika dalam menentukan sebab-akibat, menganalisis, menarik kesimpulan, dan bahkan menciptakan hukum teoritis. Sedangkan dalam
berpikir kritis, peserta didik dituntut untuk menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi
kekurangan maupun kelebihannya. Jadi Kurikulum SD 2013 ini bertujuan mendorong siswa utuk berpikir tingkat tinggi, rasional, dan kritis.
2.1.4. Pendekatan tematik integratif
Pendekatan tematik integratif merupakan yang muncul, setelah dibuat penyempurnaan pola pikir dari KTSP ke Kurikulum 2013. Pola pikir pada
kurikulum 2013 menunjukkan bahwa karakteristik pada kurikulum ini hampir sama dengan konsep pembelajaran kontekstual. Suprijono 2011: 79
mengungkapkan pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk mengaitkan pengetahuan siswa, sehingga mereka
berusaha menemukan sendiri hubungan antara materi tersebut dengan kehidupannya.
pembelajaran kontekstual juga sering disebut dengan Contextual Teaching and Learning CTL. Dalam hal ini, Sumiati dan Asra 2009: 14 menjabarkan
bahwa pembelajaran kontekstual lebih menyoroti pada bagaimana cara guru mengaitkan materi dengan penerapannya dalam kehidupan nyata siswa.
Pembelajaran kontekstual berfokus pada perkembangan ilmu yang berkaitan dengan dunia nyata siswa.
Berdasarkan uraian yang telah peneliti jabarkan, dapat di tarik kesimpulan, bahwa pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk lebih mengutamakan
pengetahuan dan pengalaman nyata dalam setiap pembelajaran, serta mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi, menggunakan pendekatan yang berpusat pada
siswa atau Student Centered. Suprijono 2011: 80-81 memaparkan bahwa pembelajaran kontekstual
memiliki tiga prinsip pokok yaitu: 1 adanya saling ketergantungan antar materi satu dengan lainnya keterkaitan antar materi, 2 pengenalan keberagaman
realitas kehidupan hal-hal yang dipelajari sangat dekat dan nyata bagi siswa, dan 3 pengaturan diri yang dapat membuat siswa berani mengekspresikan potensi
diri yang dimiliki self control. Selain memiliki prinsip pembelajaran, pembelajaran kontekstual juga
memiliki komponen yang penting dalam pembelajaran seperti yang dijabarkan oleh Nurhadi dalam Sagala, 2009: 88-91, yaitu komponen konstruktivisme,
bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian yang otentik.
Dalam pembelajaran tematik, terdapat beberapa karakteristik yang dapat membedakan dengan model pembelajaran yang lain, yaitu dalam pembelajaran
tematik lebih berpusat pada siswa Student centered. Hal ini lebih menempatkan siswa sebagai subjek, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Guru sebagai
fasilitator artinya guru hanya memberikan kemudahan pada siswa dalam proses kegiatan belajar di sekolah.
Pembelajaran tematik juga memberikan pengalaman langsung kepada siswa direct experiences. Direct experiences atau pengalaman langsung yang
dihadapkan siswa adalah sesuatu yang konkret yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, hal ini digunakan sebagai dasar untuk memehami hal-hal yang bersifat
abstrak dalam pembelajaran. Pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema- tema yang dekat dengan kehidupan peserta didik. Hal itu membuat peserta didik
mampu memahami konsep secara utuh, sehingga membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari Majid, 2014: 89-90
Menurut Hesti dalam Majid, 2014: 90 karakteristik pembelajaran tematik yaitu: 1 Holistik yaitu suatu gejala yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran tematik diamati dari berbagai bidang, bukan dari sudut yang terkotak-kotak, 2 Bermakna yaitu mengkaji fenomena dari berbagai aspek, 3
Otentik yaitu memungkinkan siswa memahami secara langsung mengenai konsep dan prinsip yang dipelajari, 4 Aktif, memlalui pendekatan inkuiri siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi.
2.1.5. Pendekatan saintifik