Analisis Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI
Ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Tri Rahayuningsih
2005 di Kelurahan Purwoyoso Kecamatan Ngalingan yang menyatakan ada hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan
ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif.. Berdasarkan hasil tersebut berarti dapat terlihat bahwa
mayoritas ibu di Kelurahan Gerem mampu memahami pengertian dan maksud dari program ASI eksklusif. Sehingga pengetahuan
ikut berpengaruh terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif di kelurahan Gerem.Responden yang memberikan ASI eksklusif
telah memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI, sehingga responden memutuskan untuk memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya.Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang ASI dapat memberikan pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif.
Secara teoritis Arisman 2004 mengemukakan bahwa gangguan proses pemberian Air Susu Ibu ASI pada prinsipnya
berakar pada kurangnya pengetahuan, rasa percaya diri, dukungan keluarga dan lingkungan. Jadi pengetahuan ibu tentang
ASI eksklusif yang baik akan mempengaruhi seorang ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Menurut peneliti, dalam hal ini tingkat pengetahuan mempunyai kontribusi dalam merubah perilaku seseorang untuk
berbuat sesuatu. Pengetahuan yang baik yang dimiliki ibu di Kelurahan Gerem terhadap ASI eksklusif akan memberikan
pengaruh terhadap keberhasilan menyusui. Adapun responden dengan pengetahuan kurang baik yang tidak memberikan ASI
eksklusif kemungkinan disebabkan karena buku Kesehatan Ibu dan Anak KIA merreka yang menjadi salah satu sumber
pengetahuan mereka tidak dikembalikan oleh kader posyandu. Sehingga, ibu tidak memiliki kesempatan untuk membaca dan
memahami apa yang ada di buku KIA tersebut utamanya tentang menyusui ASI eksklusif.
Namun, dalam penelitian ini hanya sekedar tahu saja tidak menjamin perilaku terhadap pemberian ASI eksklusif bisa
berhasil, walaupun variabel lain sudah mendukung. Namun dukungan dari petugas kesehatan baik itu bidan desa dan kader
posyandu melalui penyuluhan terutama dalam hal pemberian ASI eksklusif sangat dibutuhkan ibu menyusui, agar manfaat ASI
dapat tersampaikan kepada ibu menyusui. Sehingga ibu lebih termotivasi untuk melakukan pemberian ASI eksklusif kepada
bayinya.. Menurut peneliti pengetahuan yang baik pada ibu dalam
penelitian ini tidak terlepas dari tingginya pendidikan responden, banyaknya responden yang melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan dan dibantu tenaga kesehatan. Sehingga ibu menyusui lebih banyak menerima informasi dan mahami tentang ASI
eksklusif yang kemudian dapat memotivasi dan mendorong ibu untuk mau melakukan tindakan pemberian ASI eksklusif. Hal
tersebut terbukti dari analisis crosstabs bahwa dari 35 ibu yang berpengetahuan baik 82,9 merupakan ibu dengan pendidikan
tinggi, 85,7 melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dan 100 persalinannya dibantu oleh tenaga kesehatan.