6.2 Gambaran Pemberian ASI Eksklusifbayi Usia 6-12 Bulan di
Kelurahan Gerem Wilayah Kerja Puskesmas Grogol Kota Cilegon Tahun 2015
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa tambahan makanan atau minuman lain seperti air putih, susu formula,
jeruk, madu, air teh, pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi tim kecuali vitamin, mineral, obat, dan ASI yang diperah yang diberikan selama 6
bulan Depkes RI, 2009. Pemberian ASI sangat penting bagi tumbuh kembang yang
optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasan bayi. Oleh karena itu pemberian ASI perlu mendapat perhatian para ibu dan tenaga kesehatan
agar proses menyusui dapat terlaksana dengan benar Siregar, 2004. Berdasarkan hasil analisis univariat dalam penelitian ini,
diketahui dari 56 responden yang diteliti responden yang memberikan ASI secara eksklusif yaitu 48,2, presentase tersebut lebih sedikit
dibandingkan responden yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 51,8 . Keadaan ini mencerminkan bahwa perilaku ibu terhadap
pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya cenderung masih relatif rendah dibandingkan dengan target perbaikan gizi masyarakat dalam Renstra
Kemenkes RI tahun 2015-2019 yakni 50bayi usia kurang dari 6 bulan harus diberikan ASI secara Eksklusif.
Dari hasil jawaban kuesioner yang disebarkan pada responden diperoleh keterangan bahwa mereka yang tidak bisa memberikan ASI
secara eksklusif kepada bayinya disebabkan karena beberapa alasan,
antara lain yaitu 51,72 beralasan karena bayi menangis terus dan rewel, 27,59 alasan karena bayi masih lapar. Sehingga ibu
beranggapan bahwa kondisi bayi yang menangis terus dan rewel diakbatkan karena bayi masih lapar yang kemudian hal tersebut memicu
ibu untuk memberikan makanan tambahan lain sebelum bayi berusia 6 bulan. Padahal faktanya adalah bahwa bayi yang menangis terus belum
tentu karena bayi lapar, namun diakibatkan oleh banyak hal seperti merasa tidak aman, tidak nyaman, karena sakit dan sebagainya. Selain
itu, 17,3 responden beralasan karena produksi ASI yang tidak cukup dan belum keluar, sehingga ibu beranggapan dengan kondisi tersebut ibu
tidak dapat memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya. Sedangkan faktanya adalah bahwa banyaknya frekuensi ibu yang sering menyusui,
maka akan meningkatkan produksi ASI yang dihasilkan ibu. Rendahnya pemberian ASI eksklusif di kelurahan Gerem banyak
faktor yang mempengaruhi. Antara lain adalah paritas ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, tempat persalinan, penolong persalinan, dukungan
petugas kesehatan dan dukungan keluarga khususnya suami. Pada saat peneliti ikut serta pada kegiatan posyandu di kelurahan
Gerem, peneliti menemukan bahwa saat kegiatan posyandu setiap ibu yang berkunjung ke posyandu mendapatkan MP-ASI berupa biskuit dan
susu kotak yang merupakan donasi dari perusahaan. Meskipun pada saat kunjungan bidan desa tidak menganjurkan ibu menyusui di kelurahan
Gerem untuk memberikan makanan lain saat bayi berusia 6 bulan, namun ada kemungkinan jika makanan itu diberikan kepada bayinya saat
sampai dirumah. Sehingga dimungkinkan hal tersebut juga menjadi penghambat dalam pemberian ASI eksklusif yang dilakukan ibu
menyusui di kelurahan Gerem
6.3 Analisis Hubungan Faktor Predisposisi dengan Pemberian ASI
Eksklusif 6.3.1
Analisis Hubungan Umur Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada bayi Usia 6-12 Bulan di Kelurahan Gerem
Wilayah Kerja Puskesmas Grogol Kota Cilegon Tahun 2015
Tidak semua wanita sama dalam menyusui. Sebagian mempunyai kemampuan yang lebih besar dari pada yang lain.
Pada umumnya wanita yang lebih muda kemampuannya lebih baik dari yang tua.Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya
perkembangan kelenjar yang matang pada pubertas dan fungsinya yang berubah sesudah kelahiran bayi Ebrahim, 1978.
Dalam penelitian ini variabel umur dibagi menjadi dua kategori yaitu 20 tahun atau 35 tahun dan 20
– 35 tahun.Berdasarkan hasil penelitian, 76,8 responden berusia 20
– 35 tahun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden berada dalam kelompok usia reproduksi dimana
usia tersebut adalah usia yang baik untuk melahirkan dan menyususi. Menurut Roesli 2000, usia 20-35 tahun merupakan
rentang usia yang aman untuk bereproduksi dan pada umumnya ibu pada usia tersebut memiliki kemampuan laktasi yang lebih
baik dibandingkan ibu yang berumur lebih dari 35 tahun.