pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
Notoatmodjo, 2003.
Pengetahuan ibu tentang ASI merupakan salah satu faktor yang penting dalam kesuksesan proses menyusui. Thaib et al
dalam Abdullah et al 2004 menyatakan bahwa tingkat pengetahuan, pendidikan, status kerja ibu, dan jumlah anak dalam
keluarga berpengaruh positif pada frekuensi dan pola pemberian ASI. Penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati 2004 di
Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang menunjukkan bahwa persentase kegagalan pemberian ASI Eksklusif lebih tinggi terjadi
pada para ibu dengan pengetahuan tentang ASI yang kurang daripada para ibu yang memiliki pengetahuan tentang ASI yang
lebih baik.
2.6.6 Kondisi Kesehatan
Akre 1994 berpendapat bahwa berhasil atau tidaknya pemberian ASI secara eksklusif dipengaruhi oleh faktor fisik ibu
dan faktor bayi.Yang termasuk faktor fisik ibu menurutnya adalah penyakit pada ibu, ibu yang menderita sakit atau kelelahan
sehingga tidak memberikan ASI kepada bayinya dapat menyebabkan gagalnya ASI eksklusif. Sedangkan faktor bayi
adalah berbagai kondisi bayi yang membuatnya sulit menyusu kepada ibunya antara lain adanya kelainan metabolisme sejak lahir,
bibir sumbing dan bayi berat lahir rendah BBLR WHO, 1998.
Hampir semua ibu dapat menyusui bayinya sejak awal kelahiran bayi hingga 6 bulan dan meneruskan menyusui hingga
usia 2 tahun WHO, 2009. Namun, sejumlah kecil kondisi kesehatan ibu dan bayi dapat membenarkan alasan ibu tidak
menyusui secara permanen atau sementara. Berdasarkan Peraturan pemerintah No. 33 Tahun 2012
tentang ASI, Setiap ibu harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya terkecuali jika Ibu tersebut mengalami
indikasi medis, ibu tidak ada dan ibu terpisah dari bayi. Indikasi medis yang tidak memungkinkan pemberian ASI eksklusif antara
lain : a Bayi yang hanya dapat menerima susu dengan formula khusus,
yaitu Bayi dengan kriteria: 1. Bayi dengan galaktosemia klasik, diperlukan formula
khusus bebas galaktosa 2. Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup maple maple
syrup urine disease, diperlukan formula khusus bebas leusin, isoleusin, dan valin
3. Bayi dengan fenilketonuria, dibutuhkan formula khusus bebas fenilalanin, dan dimungkinkan beberapa kali
menyusui, di bawah pengawasan. b Bayi yang membutuhkan makanan lain selain ASI selama
jangka waktu terbatas, yaitu:
1. Bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500 seribu lima ratus gram berat lahir sangat rendah;
2. Bayi lahir kurang dari 32 tiga puluh dua minggu dari usia kehamilan yang sangat prematur; danatau
3. Bayi baru lahir yang berisiko hipoglikemia berdasarkan gangguan
adaptasi metabolisme
atau peningkatan
kebutuhan glukosa seperti pada Bayi prematur, kecil untuk umur
kehamilan atau
yang mengalami
stress iskemikintrapartum hipoksia yang signifikan, Bayi yang
sakit dan Bayi yang memiliki ibu pengidap diabetes, jika gula darahnya gagal merespon pemberian ASI baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kondisi medis ibu yang tidak dapat memberikan ASI
Eksklusif karena harus mendapat pengobatan sesuai dengan standar. Kondisi ibu tersebut antara lain:
a ibu yang dapat dibenarkan alasan tidak menyusui secara permanen karena terinfeksi Human Immunodeficiency Virus.
b ibu yang dapat dibenarkan alasan menghentikan menyusui sementara waktu karena:
1. penyakit parah yang menghalangi seorang ibu merawat Bayi, misalnya sepsis infeksi demam tinggi hingga tidak
sadarkan diri; 2. infeksi Virus Herpes Simplex tipe 1 HSV-1 di payudara;
kontak langsung antara luka pada payudara ibu dan mulut