tersebut terbukti dari analisis crosstabs bahwa dari 35 ibu yang berpengetahuan baik 82,9 merupakan ibu dengan pendidikan
tinggi, 85,7 melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dan 100 persalinannya dibantu oleh tenaga kesehatan.
6.4 Analisis Hubungan Faktor Pemungkin dengan Pemberian ASI
Eksklusif 6.4.1
Analisis Hubungan Tempat Persalinan dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada bayi Usia 6-12 Bulan di Kelurahan
Gerem Wilayah Kerja Puskesmas Grogol Kota Cilegon Tahun 2015
Tempat persalinan berperan aktif dalam keberhasilan pelaksanaan menyusui secara optimal.Untuk itu kebijakan tempat
persalinan di pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun swasta dalam melaksanakan rawat gabung yang memudahkan
bagi ibu secara langsung dapat menyusui bayinya menjadi sangatlah penting Irianto,1998.Tempat persalinan memberikan
pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi karena merupakan titik awal bagi ibu untuk memilih apakah tetap
memberikan ASI eksklusif atau memberikan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan yaitu sebesar
76,8 43 responden, sedangkan responden yang melakukan persalinan di non fasilitas kesehatan yaitu sebesar 23,2 13
responden. Dari 43 responden yang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan di ketahui bahwa proporsinya lebih besar ibu
yang memberikan ASI eksklusif 60,5 dibandingkan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif 39,5. Sedangkan
diantara responden yang melakukan persalinan bukan di fasilitas kesehatan proporsinya lebih kecil yang memberikan ASI
eksklusif 7,7 dibandingkan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif 92,3.
Berdasarkan analisis statistik dengan uji chi square dalam penelitian ini diperoleh P-value sebesar 0,003 P 0,05 ,
sehingga ini berarti terdapat hubungan antara variabel tempat persalinan dengan pemberian ASI eksklusif.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitianyang dilakukan Utami 2012 yang menyatakan bahwa adanya
hubungan yang signifikan antara tempat persalinan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.Sehingga tempat persalinan
memiliki hubungan bermakna dengan pemberian ASI eksklusif. Menurut peneliti, dengan melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan maka persalinan akan dibantu oleh tenaga kesehatan baik bidan maupun dokter. Dimana bidan dan dokter
dianggapnya lebih berkompetensi dalam melakukan penolong persalinan pada ibu melahirkan.Terbukti bahwa dari 43
responden yang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan seluruhnya yakni 100 persalinnanya ditolong oleh tenaga
kesehatan.Sehingga dengan demikian ibu menyusui akan mendapatkan informasi dan pengetahuan serta dukungan dari
tenaga kesehatan dalam hal pemberian ASI eksklusif. Terbukti bahwa dari 43 ibu yang melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan seluruhnya mendapat dukungan petugas kesehatan dalam hal pemberian ASI eksklusif, sedangkan dari 13 ibu yang
melakukan persalinan bukan di fasilitas kesehatan sebagian besar responden yaitu 84,6 tidak memperoleh dukungan dari petugas
kesehatan dalam hal pemberian ASI eksklusif. Dari hasil tersebut terlihat bahwa ibu yang melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan akan cenderung memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Sehingga tempat persalinan ikut
berpengaruh terhadap perilaku pemberian ASI ekskusif di wilayah Kelurahan Gerem. Dengan melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan, maka proses persalinan ibu juga dibantu oleh petugas kesehatan. Sehingga ibu akan lebih banyak mendapat
informasi dan pengetahuan tentang ASI eksklusif dan kebermanfaatannya yang kemudian hal tersebut dapat mendorong
dan memotivasi ibu untuk melakukan pemberian ASI eksklusif kepada bayinya.
6.4.2 Analisis Hubungan Penolong Persalinan dengan Pemberian
ASI Eksklusif Pada bayi Usia 6-12 Bulan di Kelurahan Gerem Wilayah Kerja Puskesmas Grogol Kota Cilegon
Tahun 2015
Selain tempat persalinan, keberhasilan menyusui bayi juga sangat bergantung terhadap petugas kesehatan seperti
perawat, dokter, atau bidan.Karena penolong persalinan adalah orang pertama yang akan membantu ibu melahirkan untuk
meakukan inisiasi menyusu dini IMD. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden
yang melakukan persalinan dengan dibantu tenaga kesehatan yaitu sebesar 89,3 50 responden, sedangkan responden yang
melakukan persalinan dengan tidak dibantu tenaga kesehatan yaitu sebesar 10,7 6 responden. Dari 50 responden yang
melakukan persalinan dengan dibantu tenaga kesehatan di ketahui bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif yaitu 54
tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 46.Sedangkan diantara
responden yang melakukan persalinan dengan tidak dibantu tenaga kesehatan dalam hal ini seluruhnya 100 tidak
memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan analisis hasil uji chi square yang dilakukan, P-
value hubungan penolong persalinan dengan pemberian ASI eksklusif sebesar 0,024 P 0,05, sehingga berdasarkan uji