Masih banyaknya ibu tidak bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif kemungkinan akibat kesibukan ibu
dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan adanya anak lebih dari satu membuat perhatian ibu terbagi untuk mengurusi
pekerjaan rumah tangga dan anaknya yang lain. Selain itu masih adanya anggapan bahwa ASI ibu tidak
cukup tidak keluar sehingga ibu memberikan makanan lain kepada bayinya menunjukkan bahwa ibu yang memiliki
pengetahuan rendah dan memiliki pemahaman yang kurang baik terhadap ASI bisa menjadi penyebab ibu tidak memberikan ASI
kepada bayinya.. Sedangkan faktanya adalah semakin sering ibu menyususi maka hal tersebut membuat produksi ASI semakin
banyak, sehingga tidak ada alasan ibu untuk tidak memberikan ASI.Selain itu adanya alasan ibu bahwa anak yang terus
menangis adalah pertanda bahwa anak belum cukup kenyang hanya dengan diberikan ASI saja juga menjadi penyebab ibu
tidak memberikan ASI secara eksklusif. Faktanya adalah kondisi bayi menangis itu bukan hanya karena lapar, namun ada hal lain
yang membuatnya menangis seperti karena keadaan tidak nyaman, tidak aman dan karena sakit.
6.3.5 Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif Pada bayi Usia 6-12 Bulan di Kelurahan Gerem Wilayah Kerja Puskesmas Grogol Kota Cilegon Tahun 2015
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang ibu ketahui tentang ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif,
dan cara pemberian ASI eksklusif yang mampu menunjang ibu dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik tentang ASI eksklusif sebanyak 62,5
35 responden, sedangkan responden dengan pengetahuan kurang baik tentang ASI eksklusif sebesar 37,5 21 responden.
Adapun proporsi ibu dengan pengetahuan baik lebih banyak yang melakukan pemberian ASI eksklusif 68,6
dibandingkan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif 31,4. Sedangkan pada kelompok ibu berpengetahuan kurang
lebih banyak yang tidak memberikan ASI eksklusif 85,7 dibandingkan dengan yang memberikan ASI eksklusif 14,
Analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square dalam penelitian ini diperoleh hasil P-value = 0,000 P-value
0,05 . Hasil tersebut berarti bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif.Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Novi Wahyuningrum 2007 di Desa Sadang Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
menyatakan ada hubungan yang signifikan antara penegtahuan
Ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Tri Rahayuningsih
2005 di Kelurahan Purwoyoso Kecamatan Ngalingan yang menyatakan ada hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan
ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif.. Berdasarkan hasil tersebut berarti dapat terlihat bahwa
mayoritas ibu di Kelurahan Gerem mampu memahami pengertian dan maksud dari program ASI eksklusif. Sehingga pengetahuan
ikut berpengaruh terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif di kelurahan Gerem.Responden yang memberikan ASI eksklusif
telah memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI, sehingga responden memutuskan untuk memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya.Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang ASI dapat memberikan pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif.
Secara teoritis Arisman 2004 mengemukakan bahwa gangguan proses pemberian Air Susu Ibu ASI pada prinsipnya
berakar pada kurangnya pengetahuan, rasa percaya diri, dukungan keluarga dan lingkungan. Jadi pengetahuan ibu tentang
ASI eksklusif yang baik akan mempengaruhi seorang ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Menurut peneliti, dalam hal ini tingkat pengetahuan mempunyai kontribusi dalam merubah perilaku seseorang untuk
berbuat sesuatu. Pengetahuan yang baik yang dimiliki ibu di Kelurahan Gerem terhadap ASI eksklusif akan memberikan