6.3.3 Analisis Hubungan Pendidikan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif Pada bayi Usia 6-12 Bulan di Kelurahan Gerem Wilayah Kerja Puskesmas Grogol Kota Cilegon Tahun 2015
Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan mutu hidup manusia. Secara umum, pendidikan orang tua
merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik, maka orang
tua lebih memahami cara pengasuhan anak dalam pemenuhan gizi anaknya.
Berdasrkan hasil penelitian diperoleh bahwa prosentase ibu dengan pendidikan tinggi yaitu sebesar 64,3, lebih besar
jika dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah yaitu sebesar 35,7 . Adapun tingkat pendidikan yang banyak
ditamatkan oleh responden adalah pendidikan SMA sebesar 60,7.
Proporsi ibu dengan pendidikan tinggi responden yang memberikan ASI eksklusif yaitu 23 orang 63,9 lebih besar
proporsinya dengan ibu berpendidikan rendah yang memberikan ASI eksklusif yaitu 4 orang 20. Sedangkan untuk proporsi ibu
dengan pendidikan rendah responden yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 16 orang 80 lebih besar proporsinya
dibandingkan dengan ibu berpendidikan tinggi yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 13 orang 36,1 . Analisis
yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh
hasil bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan pemberian ASI Eksklusif.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa ibu di kelurahan Gerem dengan pengetahuan tinggi cenderung memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya dibandingkan dengan ibu berpendidikan rendah.Dalam hal ini berarti pendidikan ibu ikut berpengaruh
terhadap pemberian ASI eksklusif. Ibu dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih
mudah menerima informasi baru khususnya tentang ASI eksklusif sehingga ibu tersebut dapat memiliki pengetahuan dan
perhatian yang baik terhadap kebutuhan gizi anak yang kemudian dengan bekal informasi dan pengetahuan tersebut
akhirnya mampu mempengaruhi perilaku seorang ibu untuk lebih memilih memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Adapun masih adanya ibu dengan pendidikan tinggi yang tidak memberikan ASI eksklusif di Kelurahan Gerem diakibatkan
adanya komunikasi antara ibu berpendidikan tinggi dengan ibu berpendidikan rendah yang saling bertukar pengalaman.Sehingga
ada kemungkinan ibu dengan pendidikan tinggi yang tidak memiliki pengetahuan baik terpengaruh oleh ibu-ibu responden
yang berpengetahuan rendah yang kebanyakan tidak memberikan ASI secara eksklusif.
6.3.4 Analisis Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI
Eksklusif Pada bayi Usia 6-12 Bulan di Kelurahan Gerem Wilayah Kerja Puskesmas Grogol Kota Cilegon Tahun 2015
Aktifitas ibu
selama masa
menyusui tentunya
berpengaruh terhadap intensitas pertemuan antara ibu dan anak.Ibu yang bekerja cenderung memiliki waktu yang sedikit
untuk menyusui anaknya akbat kesibukan bekerja.Sedangkan ibu yang tidak bekerja memilki waktu yang banyak untuk menyusui
anaknya. Berdasrkan hasil penelitian diperoleh bahwa prosentase
ibu bekerja yaitu sebesar 1,8, lebih kecil jika dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja yaitu sebesar 98,2 .
Adapun proporsi ibu tidak bekerja yang memberikan ASI eksklusif yaitu 27 orang 49,1 lebih kecil proporsinya
dibandingkan dengan ibu tidak bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 28 orang 50,9. Sedangkan untuk proporsi
ibu bekerja hanya ada 1 orang dan responden tersebut tidak memberikan ASI eksklusif.Analisis yang dilakukan dengan
menggunakan uji Chi Square diperoleh hasil bahwa tidakterdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa responden yang tidak bekerja ternyata 50nya masih tidak memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya.Sehingga dalam hal ini berarti pekerjaan tidak ikut berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif.
Masih banyaknya ibu tidak bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif kemungkinan akibat kesibukan ibu
dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan adanya anak lebih dari satu membuat perhatian ibu terbagi untuk mengurusi
pekerjaan rumah tangga dan anaknya yang lain. Selain itu masih adanya anggapan bahwa ASI ibu tidak
cukup tidak keluar sehingga ibu memberikan makanan lain kepada bayinya menunjukkan bahwa ibu yang memiliki
pengetahuan rendah dan memiliki pemahaman yang kurang baik terhadap ASI bisa menjadi penyebab ibu tidak memberikan ASI
kepada bayinya.. Sedangkan faktanya adalah semakin sering ibu menyususi maka hal tersebut membuat produksi ASI semakin
banyak, sehingga tidak ada alasan ibu untuk tidak memberikan ASI.Selain itu adanya alasan ibu bahwa anak yang terus
menangis adalah pertanda bahwa anak belum cukup kenyang hanya dengan diberikan ASI saja juga menjadi penyebab ibu
tidak memberikan ASI secara eksklusif. Faktanya adalah kondisi bayi menangis itu bukan hanya karena lapar, namun ada hal lain
yang membuatnya menangis seperti karena keadaan tidak nyaman, tidak aman dan karena sakit.