Pembelajaran Konstruktivisme TINJAUAN PUSTAKA

38 kelompok untuk menjawab pertanyaan dan menetapkan hipotesis dari permasalah- an tersebut. Siswa merumuskan hipotesis yang artinya merumuskan kemungkin- an-kemungkinan jawaban atas masalah tersebut yang masih perlu diuji kebenaran- nya. Pada awalnya, saat siswa diminta merumuskan hipotesis, siswa masih bingung untuk merumuskannya dan rumusan hipotesisnya belum sesuai dengan fakta yang diberikan atau masih sederhana. Setelah melalui proses pembimbingan dan latihan pada setiap pertemuan, siswa pun mampu merumuskan hipotesis dengan baik. Perkembangan ini terlihat jelas pada pertemuan keempat, dimana setiap kelompok telah mampu merumuskan hipotesis dengan baik berdasarkan pengetahuan awal yang mereka miliki dan sesuai fakta yang telah diberikan. Tahap 4. Menguji kebenaran jawaban sementara. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan fakta di lapangan mengenai masalah yang diberikan sesuai dengan langkah penyelesaian pada LKS. Dalam pelaksanaanya, siswa melakukan percobaan, percobaan ini bertujuan memberi kesempatan siswa untuk memanfaatkan panca indera semaksimal mungkin untuk mengamati fenomena-fenomena yang terjadi. Diamati bahwa kegiatan ini mampu meningkatkan kemampuan psikomotor yaitu keterampilan menggunakan alat-alat dan bahan dalam praktikum serta kemampuan afektif khususnya keterampilan bertanya siswa. Kebiasaan siswa berbicara dalam kelompok dan motivasi untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mampu merangsang siswa untuk aktif bertanya dan mengeluarkan pendapat di kelas. Beberapa kelompok misal- nya, termotivasi untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Setiap siswa dari kelompok tersebut melakukan percobaan bersama-sama, aktif berdiskusi 39 untuk menjawab LKS, dan beberapa siswa aktif bertanya dan aktif menyampaikan jawaban atau pendapat bila diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat. Pada tahap ini siswa akan mencari tahu jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana dengan cara membuktikannya melalui praktikum dan menjawab pertanyaan yang ada pada LKS. Sehingga terjadi proses menuju kesetimbangan antara konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dengan konsep-konsep yang baru dipelajari, begitu seterusnya sehingga terjadi kesetimbangan antara struktur kognitif dengan pengetahuan yang baru ekuilibrasi. Sampai pada tahap empat ini siswa telah dibimbing menjadi pebelajar yang mandiri yang mampu memba- ngun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan dukungan Jerome Bruner terhadap discovery learning yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, dan keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui personal discovery penemuan pribadi Arends, 2008. Selanjutnya, siswa diminta untuk memprediksi sifat-sifat larutan dan pH larutan asam-basa. Dalam hal ini siswa diarahkan untuk memprediksi larutan berdasar- kan persamaan ciri-ciri yang diamati pada larutan-larutan sebelumnya. Pada awalnya siswa bingung dalam memprediksi, disinilah peneliti dituntut untuk mengarahkan siswa dengan baik agar dapat memprediksi sifat dan pH larutan berdasarkan ciri-ciri yang sama dengan larutan sebelumnya. Pada tahap ini siswa juga diberi pertanyaan mengenai keterampilan memprediksi pada LKS yang dibe- rikan untuk mengetahui tingkat keterampilan memprediksi siswa. Pada pelaksa- naannya, guru tidak mampu mengalokasikan waktu dengan baik sehingga kegia-