Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

36 sekaligus merupakan indikator kesiapan siswa untuk menempuh tahap-tahap berikutnya. Tahap 2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Siswa mencari data misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain. Selama pembelajaran siswa dikelompokkan secara heterogen dan diberi LKS eksperimen. Siswa dikondisikan untuk duduk berdasarkan kelompoknya. Pada tahap ini setelah siswa merumus- kan masalah, guru mendorong siswa agar mendapatkan informasi yang sesuai dan sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan penjelasan dari permasalahan yang diajukan atau menjabarkan masalah dengan jelas dan spesifik. Fakta yang terjadi pada kelas eksperimen sesuai dengan kegiatan akomodasi yang dikemukakan Piaget yaitu terjadi penyesuaian stuktur kognitif siswa terhadap situasi baru. De- ngan kata lain, karena siswa sudah mengalami asimilasi pada tahap satu, siswa ingin memahami konsep baru atau permasalahan yang timbul melalui kegiatan akomodasi. Pada awalnya ditahap dua ini, setelah siswa dikelompokkan siswa mulai melaku- kan banyak hal untuk mencari infomasi misalnya ada yang membaca buku, men- cermati LKS, berdiskusi dengan teman kelompoknya, dan lain-lain. Selama diskusi, ada dua kelompok yang membagi lembar-lembar LKS dan dikerjakan secara individu sehingga kegiatan diskusi tidak berjalan dengan baik, tetapi lebih banyak siswa yang mengerjakan LKS secara bersama-sama. Lewat diskusi kelompok, banyak pendapat yang muncul dari setiap siswa sehingga mereka dapat mempertimbangkan jawaban yang benar dari beberapa pendapat tersebut sehingga 37 jawaban dari kelompok yang mengerjakan LKS secara bersama-sama lebih leng- kap dan benar. Kemudian guru membimbing siswa agar siswa bekerjasama untuk mengerjakan LKS, kemudian seluruh kelompok siswa mengerjakan LKS bersa- ma-sama dan kegiatan diskusipun dapat berlangsung. Semakin lama kegiatan diskusi siswa semakin baik pada setiap pertemuan dan jawaban yang diberikan siswa semakin lengkap, detail, dan benar. Pengelompokan siswa yang dilakukan pada tahap ini ternyata memberi pengaruh besar bagi perkembangan potensi siswa. Siswa menjadi lebih aktif berdiskusi ketika mereka berada dalam kelompok dan bekerjasama dengan temannya. Siswa yang pendiam justru aktif berbicara ketika berada dalam diskusi kelompoknya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Vygotsky dalam Arends 2008 yang mendefi- nisikan tingkat perkembangan potensial sebagai tingkat yang dapat difungsikan atau dicapai oleh individu dengan bantuan orang lain, seperti teman sejawat yang kemampuannya lebih tinggi. Selain itu, pengelompokkan siswa dapat meningkat- kan rasa ingin tahu siswa dengan cara bertanya kepada temannya yang lain ataupun dengan gurunya dan juga berani menyampaikan pendapat. Tahap 3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah. Pada tahap ini, setelah melalui kegiatan asimilasi dan akomodasi siswa akan mengalami ketidak- seimbangan struktur kognitif coqnitive disequilibrium yaitu ada fakta-fakta yang telah dimiliki siswa sebelumnya pengetahuan lama siswa yang tidak sesuai dengan pengetahuan baru siswa. Pelaksanaan pada kelas eksperimen, guru meminta siswa untuk memberikan hipotesis awal terhadap jawaban atas perma- salahan yang dikemukakan. Siswa kembali berdiskusi dan bekerja sama dalam 38 kelompok untuk menjawab pertanyaan dan menetapkan hipotesis dari permasalah- an tersebut. Siswa merumuskan hipotesis yang artinya merumuskan kemungkin- an-kemungkinan jawaban atas masalah tersebut yang masih perlu diuji kebenaran- nya. Pada awalnya, saat siswa diminta merumuskan hipotesis, siswa masih bingung untuk merumuskannya dan rumusan hipotesisnya belum sesuai dengan fakta yang diberikan atau masih sederhana. Setelah melalui proses pembimbingan dan latihan pada setiap pertemuan, siswa pun mampu merumuskan hipotesis dengan baik. Perkembangan ini terlihat jelas pada pertemuan keempat, dimana setiap kelompok telah mampu merumuskan hipotesis dengan baik berdasarkan pengetahuan awal yang mereka miliki dan sesuai fakta yang telah diberikan. Tahap 4. Menguji kebenaran jawaban sementara. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan fakta di lapangan mengenai masalah yang diberikan sesuai dengan langkah penyelesaian pada LKS. Dalam pelaksanaanya, siswa melakukan percobaan, percobaan ini bertujuan memberi kesempatan siswa untuk memanfaatkan panca indera semaksimal mungkin untuk mengamati fenomena-fenomena yang terjadi. Diamati bahwa kegiatan ini mampu meningkatkan kemampuan psikomotor yaitu keterampilan menggunakan alat-alat dan bahan dalam praktikum serta kemampuan afektif khususnya keterampilan bertanya siswa. Kebiasaan siswa berbicara dalam kelompok dan motivasi untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mampu merangsang siswa untuk aktif bertanya dan mengeluarkan pendapat di kelas. Beberapa kelompok misal- nya, termotivasi untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Setiap siswa dari kelompok tersebut melakukan percobaan bersama-sama, aktif berdiskusi