Derajat putih Whiteness ANALISIS SIFAT FISIKOKIMIA

a 21.4 b 23.5 5 10 15 20 25 Kontrol Kecambah D e r a jat put ih Jenis konsentrat Secara visual, dapat dilihat pada Gambar 13 bahwa konsentrat protein kecambah kacang komak memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan konsentrat protein kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan nilai L lightness yang lebih besar yaitu 57.34. Peningkatan kecerahan warna diduga disebabkan karena proses perendaman akan melarutkan senyawa-senyawa pengotor yang berada di kulit biji. Pengotor ini juga akan terendapkan bersama komponen nonprotein dalam proses pembuatan konsentrat protein. Ketika proses pelarutan protein kemudian dilakukan proses penyaringan, komponen pengotor akan tertahan disaringan.

g. Derajat putih Whiteness

Derajat putih adalah atribut untuk menduga objek mendekati warna referensi yang lebih putih Waggle, et al., 1989. Derajat putih diukur dengan menggunakan parameter warna putih yaitu MgO yang bernilai 81.6 lalu dikonversi ke standar BaSO 4 dengan nilai 110.8. Derajat putih sangat penting karena dapat mempengaruhi penerimaan konsumen pada produk terutama produk tepung-tepungan. Derajat putih pada konsentrat protein kecambah dan konsentrat protein kontrol dapat diperlihatkan pada Lampiran 8 dan Gambar 15. Gambar 15 . Derajat putih konsentrat protein kecambah kacang komak dan kontrol. Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda nyata paired sample t-test pada α = 5 Berdasarkan pengukuran terhadap derajat putih, diketahui bahwa konsentrat protein kecambah kacang komak memiliki derajat putih yang lebih tinggi yaitu 23.5 dibandingkan dengan konsentrat protein kontrol yaitu 21.4. Akan tetapi pada kedua sampel tidak ada perbedaan yang nyata p0.05 dalam derajat putihnya pada selang kepercayaan 95. Hasil pengujian statistik derajat putih dapat dilihat pada Lampiran 29. Derajat putih memiliki hubungan yang linear dengan nilai L Lightness. Semakin tinggi nilai L, maka nilai derajat putih juga semakin besar. Kenaikan nilai derajat putih konsentrat protein kecambah kacang komak juga ditandai dengan peningkatan nilai kecerahan L. Hal ini disebabkan oleh adanya pelarutan kotoran- kotoran selama proses germinasi dan juga selama pembuatan konsentrat. Kotoran akan larut bersama air rendaman maupun mengendap bersama komponen nonprotein di saringan. Selama germinasi, terjadi proses degradasi protein menjadi asam-asam amino. Asam-asam amino yang berukuran molekul lebih kecil dapat dengan mudah larut dalam air sehingga beresiko terjadi kehilangan selama pembuatan konsentrat. Asam-asam amino tertentu seperti lisin dapat mendorong terjadinya reaksi non-enzimatis dengan komponen gula menghasilkan reaksi mailard. Produk dari reaksi mailard ini adalah melanoidin yang dapat membentuk warna coklat pada produk. Oleh karena terjadi kehilangan beberapa asam amino menyebabkan berkurangnya substrat bagi reaksi mailard sehingga warna dari konsentrat protein kecambah kacang komak lebih tinggi dibandingkan konsentrat protein kontrol.

h. Densitas kamba