Densitas kamba ANALISIS SIFAT FISIKOKIMIA

Berdasarkan pengukuran terhadap derajat putih, diketahui bahwa konsentrat protein kecambah kacang komak memiliki derajat putih yang lebih tinggi yaitu 23.5 dibandingkan dengan konsentrat protein kontrol yaitu 21.4. Akan tetapi pada kedua sampel tidak ada perbedaan yang nyata p0.05 dalam derajat putihnya pada selang kepercayaan 95. Hasil pengujian statistik derajat putih dapat dilihat pada Lampiran 29. Derajat putih memiliki hubungan yang linear dengan nilai L Lightness. Semakin tinggi nilai L, maka nilai derajat putih juga semakin besar. Kenaikan nilai derajat putih konsentrat protein kecambah kacang komak juga ditandai dengan peningkatan nilai kecerahan L. Hal ini disebabkan oleh adanya pelarutan kotoran- kotoran selama proses germinasi dan juga selama pembuatan konsentrat. Kotoran akan larut bersama air rendaman maupun mengendap bersama komponen nonprotein di saringan. Selama germinasi, terjadi proses degradasi protein menjadi asam-asam amino. Asam-asam amino yang berukuran molekul lebih kecil dapat dengan mudah larut dalam air sehingga beresiko terjadi kehilangan selama pembuatan konsentrat. Asam-asam amino tertentu seperti lisin dapat mendorong terjadinya reaksi non-enzimatis dengan komponen gula menghasilkan reaksi mailard. Produk dari reaksi mailard ini adalah melanoidin yang dapat membentuk warna coklat pada produk. Oleh karena terjadi kehilangan beberapa asam amino menyebabkan berkurangnya substrat bagi reaksi mailard sehingga warna dari konsentrat protein kecambah kacang komak lebih tinggi dibandingkan konsentrat protein kontrol.

h. Densitas kamba

Densitas kamba merupakan massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu Wirakartakusumah, et al., 1992. Densitas kamba menyatakan keringkasan suatu bahan dalam menempati volume. Semakin besar densitas kambanya, maka semakin ringkas bahan te le se ke D pr ba ad D pa da G ka N be ka ba da de m de rsebut karen bih besar. D ecara signif edelai, P. a ensitas kam rotein kontro Berdasa ahwa densita dalah 0.8663 ensitas kam ada selang k apat dilihat p Gambar 16 . acang komak ilai yang dii erbeda nyata Densita acang koma ahwa pada v apat menem ensitas kam menggunakan ensitas kamb na dapat me Densitas ka fikan p0. ngularis , da mba pada k ol dapat dipe arkan pengu as kamba da 3 gml dan k mba pada pad kepercayaan pada Lampir Densitas k k dan kontro ikuti oleh hu a paired sam as kamba y ak dibanding volume yang mpati volum mba yang n jenis pen banya tidak nempati vol amba pada t 05 lebih an P. calca konsentrat p erlihatkan pa ukuran terh ari konsentra konsentrat pr da kedua sam 95. Hasil ran 30. kamba gm ol. uruf yang sam mple t-test pa yang lebih b gkan konsen sama yaitu me tersebut tidak berb nggiling dan berbeda nya lume yang s tepung kaca besar dens atarus Chau protein keca ada Lampiran hadap densi at protein kec rotein kontro mpel tidak b pengujian st ml konsentr ma pada gra ada α = 5 besar pada ntrat protein 1 ml, konsen sebanyak 0 beda nyata n blender ata p0.05 sama dalam ang komak sitasnya dib u dan Cheu ambah dan n 9 dan Gam itas kamba, cambah kaca ol adalah 0. berbeda nyat tatistik dens rat protein afik menunju konsentrat kontrol me ntrat protein 0.8663 g. A a disebabka yang sama antara ked berat yang dilaporkan bandingkan ung, 1998. konsentrat mbar 16. diketahui ang komak 8597 gml. ta p0.05 sitas kamba kecambah ukkan tidak kecambah enunjukkan n kecambah Akan tetapi an karena a sehingga dua sampel. a 0.472 b 0.636 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 kontrol Kecambah Ak tivitas air Jenis konsentrat Densitas kamba kedua sampel sedikit lebih tinggi dibandingkan makanan berbentuk bubuk lainnya yang umumnya berkisar antara 0.30-

0.80 gml Wirakartakusumah, et al., 1992. i.

Aktivitas air Aw Aktivitas air saat ini merupakan parameter yang penting untuk menunjukkan kebutuhan air atau hubungan air dengan mikroorganisme dan aktivitas enzim. Kandungan air dalam bahan pangan selalu berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya berhubungan erat dengan daya awet bahan pangan tersebut Purnomo, 1995. Pengaruh aktivitas air sangat luas dalam bidang kimia maupun mikrobiologi pangan yaitu pengaruhnya terhadap pertumbuhan mikroba, reaksi-reaksi enzimatik maupun reaksi nonenzimatik pencoklatanbrowning dan lain-lain Fardiaz, et al., 1992. Aktivitas air pada konsentrat protein kecambah dan konsentrat protein kontrol dapat diperlihatkan pada Lampiran 10 dan Gambar 17. Gambar 17 . Aktivitas air konsentrat protein kecambah kacang komak dan kontrol. Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada grafik menunjukkan perbedaan yang nyata paired sample t-test pada α = 5 Berdasarkan Gambar 17 tersebut, dapat diketahui bahwa perlakuan germinasi dapat meningkatkan aktivitas air konsentrat protein menjadi 0.636 dibandingkan konsentrat protein kontrol yaitu 0.472. Kenaikan aktivitas air ini disebabkan adanya proses imbibisi air ke dalam biji saat proses perendaman. Aktivitas air di atas 0.6 menunjukkan bahwa konsentrat protein kecambah rentan terhadap pertumbuhan khamir osmofilik Pomeranz, 1991. Pengujian dengan statistik menggunakan paired sample t-test juga menunjukkan perbedaan yang nyata p0.05 antara kedua sampel. Hasil pengujian statistik dapat dilihat pada Lampiran 31. Dalam proses germinasi, air digunakan untuk mengaktifkan enzim-enzim hidrolitik seperti amilase, protease, dan lipase. Enzim- enzim ini akan memecah makromolekul seperti karbohidrat, protein, dan lemak menjadi mikromolekul seperti glukosa, asam amino, dan asam lemak bebas. Menurut Troller dan Christian 1978, ketika Aw meningkat maka kecepatan reaksi enzimatik juga akan meningkat. Hal ini disebabkan adanya peningkatan lubang kapiler yang diisi dengan air menghasilkan pelarutan substrat yang lebih besar, dan meningkatkan kecepatan reaksi. Air bebas tersedia untuk mendorong reaksi enzimatis sehingga reaksi hidrolisis dapat terjadi.

e. Daya cerna protein in vitro