Uji DPPH ANALISIS KAPASITAS ANITIOKSIDAN

Berdasarkan pengukuran terhadap WAI dan WSI, diketahui bahwa WAI dari konsentrat protein kecambah kacang komak dan konsentrat protein kontrol berturut-turut adalah 0.4716 dan 0.4069. Kedua sampel ini tidak berbeda nyata WAI-nya p0.05 pada selang kepercayaan 95. Sedangkan WSI dari konsentrat protein kecambah kacang komak dan konsentrat protein kontrol berturut-turut adalah 0.0115 dan 0.0093. Kedua sampel ini tidak berbeda nyata WSI-nya p0.05 pada selang kepercayaan 95. Hasil pengujian statistik WAI dan WSI kedua sampel ditunjukkan pada Lampiran 41 dan 42. WAI dan WSI konsentrat protein kecambah lebih tinggi daripada konsentrat protein kontrol namun tidak berbeda nyata p0.05. WAI tergantung pada ketersediaan gugus hidrofilik dan kapasitas pembentukan gel. Adanya pembengkakan pati saat germinasi menyebabkan WAI semakin besar. Kenaikan jumlah gugus hidrofil yang terpapar ke permukaan menyebabkan lebih banyak jumlah air yang terikat dalam proses penyerapan. Proses germinasi juga akan mendegradasi molekul-molekul besar amilosa dan amilopektin menghasilkan molekul yang lebih kecil yang relatif lebih mudah larut dalam air. Kemudahan dalam perlarutan dalam air ini menyebabkan WSI nya meningkat.

P. ANALISIS KAPASITAS ANITIOKSIDAN

a. Uji DPPH

Uji DPPH merupakan salah satu metode uji pengukuran aktivitas antioksidan di dalam bahan pangan. Uji DPPH tidak spesifik menguji suatu komponen antioksidan, tetapi digunakan untuk pengukuran aktivitas antioksidan total pada bahan pangan. Pengukuran total aktivitas antioksidan akan membantu untuk memahami sifat-sifat fungsional bahan pangan. Uji DPPH juga merupakan uji yang sederhana, cepat dan murah. sta m ra ge 19 m ka 27 G ke N pe di ka 91 ny no K p be DPPH abil pada su menjadi mole adikal diteta elombang 5 997 di dalam menggunakan acang komak 7. Gambar 27 . ecambah kac ilai yang di erbedaan yan Berdas iketahui bah acang koma 14.50 AEAC yata p0.0 onproteinnya Kedua sampe p0.05 akt erada pada H 1,1-diphen uhu ruang d ekul diamagn apkan deng 17 nm deng m Rajeshwar n uji DPPH k dan kontro Aktivitas an cang komak iikuti oleh h ng nyata pa sarkan pengu hwa aktivita ak dan kont C. Kedua s 05 aktivita a berturut-tu el fraksi no tivitas antio fraksi non nyl-2-picrylh dan menerim netik yang s gan penurun gan penamb r, et al., 200 dari fraksi ol ditunjukk ntioksidan p dan kontrol huruf yang b aired sample ukuran aktiv as antioksida trol berturut sampel fraks as antioksid urut adalah 9 onprotein te oksidannya. nprotein ke hydrazil ada ma elektron stabil. Kema nan absorba bahan antiok 05. Kapasit protein dan an pada Lam ada fraksi p . berbeda pad t-test pada α vitas antioksi an pada fra t-turut adala si protein t dannya. Sed 924.75 AEA ersebut juga Aktivitas cambah ka alah radikal b atau hidrog ampuan redu ansinya pad ksidan Soa tas antioksid nonprotein mpiran 20 da protein dan n da grafik me α = 5 idan dengan aksi protein ah 885.00 A tersebut tida dangkan pa AC dan 887. a tidak berb antioksidan acang koma bebas yang gen radikal uksi DPPH da panjang ares, et al., dan dengan kecambah an Gambar non protein enunjukkan n uji DPPH, kecambah AEAC dan ak berbeda ada fraksi 00 AEAC. beda nyata n tertinggi ak 924.75 AEAC. Hasil pengujian statistik kapasitas antioksidan dapat dilihat pada Lampiran 43. Menurut Hartoyo dan Yulia 2007, aktivitas antioksidan pada fraksi protein mungkin disebabkan kandungan protein atau asam amino yang bersifat antioksidan. Beberapa contoh protein atau asam amino yang telah dikenal mempunyai aktivitas antioksidan diantaranya sistein, metionin, triptofan, lisin, SOD, katalase dan GSH. Hartoyo dan Yulia 2007 juga menyebutkan pada fraksi protein terdapat komponen fitokimia yang yang mempunyai potensi sebagai antioksidan diantaranya steroid, triterpenoid, dan fenol hidrokuinon. Fraksi nonprotein memiliki aktivitas antioksidan yang ditandai dengan lebih tingginya jumlah fitokimia dalam fraksi nonprotein dibandingkan pada fraksi protein. Menurut Hartoyo dan Yulia 2007, komponen fitokimia yang terkandung di dalam fraksi nonprotein adalah steroid, saponin, fenol hidrokuinon, dan triterpenoid. Peningkatan kapasitas antioksidan pada fraksi nonprotein kecambah kacang komak didukung dengan adanya peningkatan kemampuan mereduksi dan total fenol dalam fraksi nonprotein kecambah kacang komak. Pada kecambah kacang komak, fraksi nonprotein cenderung memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan fraksi proteinnya. Hal ini diduga karena terjadi sintesis tokoferol vitamin E dalam proses germinasi. Tokoferol merupakan golongan monofenol yang memiliki aktivitas antioksidan. Tokoferol cenderung lebih larut dalam senyawa nonpolar seperti lemak. Adanya sintesis tokoferol dalam kecambah terlihat dari kadar total fenol pada fraksi nonprotein kecambah yang tinggi. Hal ini disebabkan dalam fraksi nonprotein terkandung lemak, karbohidrat yang tidak larut, serta beberapa komponen lain yang tidak larut dengan perlakuan basa.

b. Uji aktivitas kemampuan mereduksi