Latar Belakang Munculnya Isu Kepemilikan Terhadap Harta Karun

muatan kapal karam tersebut, misalnya negara asal muatan tersebut atau kewarganegaraan dari pemilik muatan kapal tersebut. 138

A. Latar Belakang Munculnya Isu Kepemilikan Terhadap Harta Karun

yang Ditemukan di Perairan Internasional BAB IV PENYELESAIAN ISU KEPEMILIKAN HARTA KARUN YANG DITEMUKAN DI PERAIRAN INTERNASIONAL Upaya penyelamatan merupakan bisnis yang sangat membutuhkan modal yang sangat intensif. Upaya ini tidak dapat berjalan tanpa peralatan seperti kapal penarik yang besar, dan seperangkat peralatan yang mahal. Dalam industri dengan modal besar kebanyakan investasinya didasarkan pada analisis pengembalian modal yang digunakan. Dalam pasar ekonomi klasik, jika modal berinvestasi di suatu perusahaan tidak menghasilkan lebih banyak uang daripada sektor lain maka tidak ada insentif untuk berinvestasi di sektor tersebut. 139 Untuk itu perusahaan – perusahaan eksplorasi harus melakukan berbagai upaya untuk menghasilkan keuntungan, dan hal itulah yang melatarbelakangi munculnya isu kepemilikan terhadap penemuan harta karun tersebut, karena dengan menjadi pihak yang berhak atas penemuan tersebut maka mereka dapat memperoleh keuntungan baggi perusahaan. Karena adanya insentif keuntungan 138 Patrizia Vigni, Historic Shipwrecks and the Limits of the Flag-State Exclusive Rights Cultural Heritage, Cultural Rights, Cultural Diversity New Developments in International Law 2012, in: Cultural Heritage, Cultural Rights, Cultural Diversity. New Developments in International Law , Borelli S. and Lenzerini F. eds., Leiden: Martinus Nijhoff Publishers, 2012, hal. 283 139 Andreas Tsavliris. loc. cit yang akan diperoleh, hal itu mendorong terjadinya kompetisi, menyebabkan ledakan teknologi, yang berakibat terhadap tingkat penemuan yang belum pernah terjadi. 140 Hal itu berarti tanpa insentif tersebut akan sedikit kompetisi diantara perusahaanpenyelamat, sedikit perkembangan teknologi, dan untuk itu sedikit kapal karam dan muatannya yang akan ditemukan. 141 Motivasi keuntungan bagi perusahaan eksplorasi kapal karam tampaknya diperlukan untuk kelangsungan hidup mereka karena proses mencari dan menyelamatkan bangkai kapal tersebut mahal. 142 Namun, ada beberapa perusahaan eksplorasi yang memperoleh keuntungan dengan tidak secara langsung memperjualbelikan penemuan tersebut. Disamping menjual nilai komersil penemuan tersebut, mereka juga tetap melestarikan kepentingan umum, sama seperti publik melarang penjualan harta karun Mesir kuno ataupun Yunani, Perusahaan menghabiskan waktu bertahun – tahun meneliti untuk menentukan lokasi bangkai kapal. Setelah lokasi diidentifikasi, perusahaan harus menggunakan peralatan berteknologi tinggi hanya untuk mencari tahu di mana letak bangkai kapal. Perusahaan dapat menghabiskan jutaan dolar hanya untuk mencoba mencari bangkai kapal, apalagi jika benar-benar menemukan dan menyelamatkannya. Kemudian, umumnya perusahaan – perusahaan ini akan memperjualbelikan penemuan mereka tanpa memperhatikan nilai non – komersil yang terkandung dalam bangkai kapal beserta muatannya. 143 140 Amber Crossman Cheng, loc. cit dan tetap memperhatikan aspek – aspek nilai non komersil dari penemuan tersebut, yakni kekunoan dan wawasan sejarah serta 141 Christopher R. Bryant, The Archaeological Duty of Care: The Legal, Professional, and Cultural Struggle Over Salvaging Historic Shipwrecks , 65 Alb. L. Rev. 97 2001, hal 106 142 Ibid., hal 110 143 D.K. Abbass, op. cit., hal. 262 – 263 budaya, yang ingin disampaikan oleh bangkai kapal daripada nilai ekonominya, yang membuat bangkai kapal ini penting dan memberikan alasan bagi salvors untuk mencari tahu lebih lanjut. 144

B. Berbagai Kepentingan Competing Interest Dalam Isu Kepemilikan