administrasi bagian kemahasiswaan dan perpusatakaan Fakulatas Hukum Universitas Sumatera Utara.
E. Tinjauan Kepustakaan
Dalam pembahasan isu hukum internasional tidak terlepas dari sumber – sumber hukum internasional yang termaktub dalam pasal 38 ayat 1 Statuta
Mahkamah Internasional International Court of Justice yaitu:
15
15
Statute of the International Court of Justice 1945, pasal 38 ayat 1
a. international conventions, whether general or particular, establishing rules expressly recognized by the contesting states
Perjanjian – perjanjian internasional;
b. international custom, as evidence of a general practice accepted as law Hukum kebiasaan internasional;
c. the general principles of law recognized by civilized nations Prinsip – prinsip umum hukum internasional;
d. subject to the provisions of Article 59, judicial decisions and the teachings of the most highly qualified publicists of the various nations, as subsidiary means for
the determination of rules of law. Putusan – putusan pengadilan internasional dan
ajaran-ajaran para sarjana terkemuka. Pasal 149 Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982, menyatakan:
“Seluruh objek yang bersifat arkeologis dan historis yang ditemukan di Kawasan harus dilestarikan atau dilepaskan untuk kepentingan seluruh umat manusia’...
Sejalan dengan konvensi sebelumnya, pasal 2 ayat 3 Konvensi UNESCO tentang Perlindungan Warisan Budaya Bawah Air tahun 2001, juga mendukung
pernyataan bahwa: “Negara – negara harus harus melestarikan warisan budaya bawah air bagi
kepentingan umat manusia sesuai dengan ketentuan konvensi ini.”
16
Disamping pengaturan hukum berdasarkan konvensi internasional, terdapat juga pengaturan dalam bentuk hukum bangsa – bangsa law of nations dalam
penentuan status kepemilikan harta karun, yaitu law of finds dan law of salvage. Kedua peraturan ini termasuk dalam jus gentium yang termasuk sebagai hukum
kebiasaan internasional international customary law yang banyak digunakan oleh pengadilan nasional dalam penentuan status kepemilikan penemuan harta
karun.
17
F. Metode Penelitian
Untuk melengkapi penelitian ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penelitian yang digunakan
sebagai berikut: 1.
Jenis Pendekatan Dalam penelitian hukum dikenal dua jenis pendekatan dalam penelitian,
yaitu pendekatan yuridis sosiologis dan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan yuridis sosiologis merupakan pendekatan dengan mengambil data primer atau
16
UNESCO Convention on the Protection of Underwater Cultural Heritage 2001 [UCH Convention
], pasal 23
17
Paul V. Niemeyer, Applying Jus Gentium to the Salvage of the R.M.S. Titanic in International Waters
yang memuat kuliah dari Nicholas J Healy, 36 J. Mar. L. CoM. 431 2005, hal. 439
data yang diambil langsung dari lapangan, sedangkan pendekatan yuridis normatif merupakan pendekatan dengan data sekunder atau data yang berasal dari
kepustakaan dokumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif karena yang hendak diteliti dan dianalisa melalui penelitian ini adalah status
kepemilikan harta karun yang ditemukan di perairan internasional. 2.
Data Penelitian Sumber data dari penelitian ini berasal dari penelitian kepustakaan library
research . Penelitian kepustakaan dilakukan terhadap berbagai macam sumber
bahan hukum yang dapat diklasifikasikan atas 3 tiga jenis, yaitu:
18
a. Bahan hukum primer primary resource atau authoritative records, yaitu:
Berbagai dokumen peraturan internasional yang tertulis, sifatnya mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Dalam tulisan ini antara lain adalah
berbagai konvensi dan perjanjian internasional seperti UNCLOS, UCH Convention
, dan International Convention on Salvage serta berbagai putusan internasional maupun nasional dan resolusi lainnya.
b. Bahan Hukum Sekunder secondary resource atau not authoritative
records yaitu:
Bahan-bahan hukum yang dapat memberikan kejelasan terhadap bahan hukum primer. Semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian
tentang isu perdebatan status hukum kepemilikan dan perlindungan terhadap bangkai – bangkai kapal yang berada di dasar laut internasional yang ditinjau dari
sudut pandang hukum internasional seperti literatur, hasil-hasil penelitian, makalah-makalah dalam seminar, dan lain-lain.
18
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Cet.Kedua, Jakarta: Penerbit Rajawali, 1986, hal. 15
c. Bahan Hukum Tersier tertiary resource, yaitu:
Bahan-bahan hukum yang dapat memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder, mencakup kamus
bahasa untuk pembenahan bahasa Indonesia serta untuk menerjemahkan beberapa literatur asing.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengna cara penelitian kepustakaan library research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka atau yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain berasal dari buku-buku baik
koleksi pribadi maupun dari perpustakaan serta jurnal-jurnal hukum. Tahap-tahap pengumpulan data melalui studi pustaka adalah sebagai
berikut: a.
Melakukan inventarisasi hukum positif dan bahan-bahan hukum lainnya yang relevan dengan objek penelitian.
b. Melakukan penulusuran kepustakaan melalui, artikel-artikel media cetak
maupun elektronik, dokumen-dokumen pemerintah dan peraturan perundang-undangan.
c. Mengelompokkan data-data yang relevan dengaan permasalahan.
d. Menganalisa data-data yang relevan tersebut untuk menyelesaikan masalah
yang menjadi objek penelitian.
4. Analisis Data
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, termasuk pula bahan tersier yang telah disusun secara sistematis sebelumnya, akan dianalisis dengan
menggunakan metode-metode sebagai berikut:
19
a. Metode induktif, dimana proses berawal dari proposisi-proposisi khusus
sebagai hasil pengamatan dan berakhir pada suatu kesimpulan pengetahuan baru yang berkebenaran empiris. Dalam hal ini, adapun data-
data yang telah diperoleh akan dibaca, ditafsirkan, dibandingkan dan diteliti sedemikian rupa sebelum dituangkan dalam satu kesimpulan akhir.
b. Metode deduktif, yang bertolak dari suatu proposisi umum yang
kebenarannya telah diketahui diyakini yang merupakan kebenaran ideal yang bersifat aksiomatik self evident yang esensi kebenarannya tidak perlu
diragukan lagi dan berakhir pada kesimpulan pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
c. Metode komparatif, yaitu dengan melakukan perbandingan komparasi
antara satu sumber bahan hukum dengan bahan hukum lainnya.
G. Sistematika Pembahasan