b Materi yang diajarkan kurang praktis dan cenderung memakan
waktu yang lama, sehingga banyak anak-anak usia SD MI yang belajar dengan menggunakan metode Iqra belum bisa melanjutkan
ketingkatan hafalan, karena masih dalam proses belajar membaca.Hal ini bisa diatasi dengan melewati materi-materi yang
pokok pembahasannya sama.
7. Tujuan pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an
Tujuan pengajaran Baca Tulis Al- Qur‟an tidak jauh berbeda dengan
tujuan pendidikan Al- Qur‟an. Tujuan dalam pendidikan Al-Qur‟an itu sendiri
di antaranya: a.
Mengkaji dan membaca Al-Qur‟an dengan bacaan yang benar, sekaligus memahami
kata-kata dan
kandungan makna-maknanya,
serta menyempurnakan cara membaca Al-
Qur‟an yang benar. b.
Memberikan pemahaman kepada anak tentang makna ayat-ayat Al- Qur‟an dan bagaimana cara merenungkanya dengan baik.
c. Menjelaskan kepada anak tentang berbagai hal yang terkandung di dalam
Al- Qur‟an, seperti petunjuk-petunjuk dan pengarahan pengarahan yang
mengarah pada kemaslahatan seorang muslim. d.
Menjelaskan kepada anak tentang hukum-hukum yang ada di dalam Al- Qur‟an dan memberi kesempatan kepada mereka untuk menyimpulkan
suatu hukum dan kandungan ayat-ayat Al- Qur‟an dengan caranya sendiri.
e. Agar seorang anak berperilaku dengan mengedepankan etika-etika Al-
Qur‟an dan menjadikannya sebagai pijakan dalam bertatakrama dalam kehidupan sehari-hari.
f. Memantapkan akidah Islam di dalam hati anak, sehingga ia selalu
mensucikan dirinya dan mengikuti perintah-perintah Allah swt. g.
Agar seorang anak beriman dan penuh keteguhan terhadap segala hal yang ada di dalam Al-
Qur‟an. Di samping dari segi nalar, ia juga akan
merasa puas terhadap kandungan makna-maknanya, setelah mengetahui kebenaran bukti-bukti yang dibawanya.
h. Menjadikan anak senang membaca Al-Qur‟an dan memahami nilai-nilai
keagamaan yang dikandungnya. i.
Mengkaitkan hukum-hukum dan petunjuk-petunjuk Al-Qur‟an dengan realitas kehidupan seorang muslim, sehingga seorang anak mampu
mencari jalan keluar dari segala persoalan yang dihadapinya.
8. Problematika Program Baca Tulis Al-Qur’an BTQ
Mata pelajaran PAI di Sekolah Dasar mempunyai muatan materi yang sangat banyak mengingat bahwa pelajaran PAI adalah pondasi dasar peserta
didik dalam proses mengenal agamanya yaitu agama Islam. Durasi waktu yang diberikan untuk materi membaca dan menulis Al-
Qur‟an di kelas III terasa belum cukup untuk menghasilkan mutu pendidikan yang maksimal.
Program Baca Tulis Al- Qu‟an adalah salah satu kurikulum Madrasah
yang dinamakan pengembangan diri, dan SDN Kramat 07 Jakarta mengisi pengembangan diri tersebut dengan kegitan pengajaran Baca Tulis Al-
Qur‟an yang bersifat menunjang pengajaran Bahasa Arab dan pelajaran agama yang
lain. SDN Kramat 07 Jakarta menggunakan buku pedom
an Iqro‟ dipakai sebagai buku penunjang dalam pembelajaran mambaca dan menulis Al-
Qur‟an. Para dewan guru sebagi pelaksana program, terus berupaya meningkatkan mutu belajar siswasiswi SDN 07 Jakarta dengan harapan
bimbingan mereka mampu memberikan arahan pada peserta didik agar menjdi pribadi-pribadi yang dekat dengan Al-
Qur‟an. Walaupun program pengajaran ini hanya bersifat membantu siswa
dalam pengajaran Bahasa Arab, khususnya dalam meningkatkan kemampuan membaca, akan tetapi program Baca Tulis Al-
Qur‟an ini sudah dimasukkan
dalam jam pelajran seperti pelajan-pelajaran yang lainnya. Baca Tulis Al- Qur‟an ini diadakan di dalam kelas dan diampu oleh guru yang terkait yaitu
guru Bahasa Arab. 9.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Al-Qur’an.
Untuk menciptakan suatu sistem proses belajar mengajar yang baik tidaklah mudah, hal ini disebabkan permasalahan dalam kegiatan belajar
mengajar begitu kompleks, dalam arti untuk menciptakan kondisi yang efektif sangatlah dipengaruhi oleh komponen.komponen yang ada dalam proses
belajar mengajar itu sendiri baik yang sifatnya intern maupun yang ekstern. Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi proses
belajar mengajar adalah: a.
Faktor internal faktor dari dalam siswa, yakni kondisi keadaan jasmani dan rohani siswa;
b. Faktor eksternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi
lingkungan sekitar siswa; c.
Faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
45
Selain dari beberapa hal di atas sistem pengolahan dan administrasi yang baik dalam suatu sekolah, beberapa faktor tersebut di atas dapat
mempengaruhi efektif tidaknya kegiatan belajar mengajar, untuk lebih jelasnya sebagian dari faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Faktor murid
Murid atau anak didik merupakan potensi yang harus dikembangkan. Didalam mendidik atau membimbingnya harus melihat
potensi.potensi yang ada pada diri anak didik tersebut, sehingga potensi- potensi tersebut dapat dikembangkan dengan baik pula.
45
Syah, op. cit., h.130
b. Faktor guru
Belajar mengajar adalah aktivitas interaksi antara guru dan murid. Dimana interaksi itu bukan hanya membutuhkan keterlibatan dari
pihak murid saja melainkan juga keterlibatan sorang guru, sehingga tidak berat sebelah atau dalam artian harus saling mengisi sehingga terdapat
Feed back timbal balik diantara keduanya. Gurupun harus menjadi suri tauladan dan dapat mengantarkan
anak didiknya kearah tujuan yang telah ditentukan, melalui kegiatan bimbingan, pendidikan,latihan, dan pengarahan,maka sikap prilaku dan
pengetahuannya dapat terbentuk dengan baik yang kemudian menjadi pribadi yang baik dan berkualitas. Syarat menjadi guru Al-
Qur‟an antara lain:
1 Mengetahui dasar pengetahuan pendidikan dan ilmu jiwa, di samping
pengalaman mengajar. 2
Mengetahui bahasa Arab dengan baik serta metode pengajarannya. 3
Mencintai profesinya sebagai pengajar, mencintai bahasa Arab, serta menanamkan pada murid rasa cinta terhadap bahasa Arab.
4 Penuh vitalitas dan terbuka dalam menghadapi siswa sehingga tidak
kaku dan menjemukan, di samping ia dapat memikat untuk diperhatikan dan dicintai siswa.
5 Dapat mengemukakan ciri-ciri khas bahasa perantara bahasa siswa
dan persamaan-persamaannya dengan bahasa asing, dan dapat mengetahui kesulitan-kesulitan pengucapan pada setiap bahasa karena
mengetahui dasar-dasar ilmu fonetik empiris. 6
Mengenal negeri-negeri Arab dari segi kebudayaan, sosial, dan politik serta ekonominya.
c. Faktor lingkungan Sekolah
Adapun yang dimaksud dengan lingkungan sekolah adalah bagaimana menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan di
lingkungan sekolah tempat siswa belajar, sehingga membantu kegiatan belajar mengajar, seperti rasa aman, suasana yang bersih, keindahan,
ketertiban, dan kekeluargaan. Menurut Drajat seperti yang dikutip oleh Nasih dan Kholidah,
Metode merupakan faktor lain yang harus ada dalam pengajaran Bahasa Arab.
Metode adalah cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Secara etimologi, metode berasal
dari kata method yang berarti suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu
tujuan. Apabila kata metode disandingkan dengan pembelajaran, maka berarti suatu cara atau system yang digunakan dalam sutu
pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan, menguasai bahan pelajaran
tersebut.
46
Pandangan Arifin seperti yang dikutip oleh Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholidah
“metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Arab metode disebut “thariqat”. Dalam kamus
besar bahasa Indonesia “metode” adalah cara yang teratur dan berfikir baik untuk mencapai maksud. Sehingga dapat dipahami
bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar mencapai tujuan pelajaran.
”
47
Menurut Evelin S. dan Hartini N., “metode pembelajaran diartikan
sebagai prinsip-prinsip
yang mendasari
kegiatan mengarahkan
perkembangan seseorang khusunya proses belajar mengajar. ”
48
46
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam, bandung: Refika Aditama, 2009, Cet. I, h. 29
47
Ibid., h. 29
48
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: DANA DIPA PNB UNJ, 2007, h. 54