Pengertian Hasil Belajar Hakikat Hasil Belajar

Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagitipe hasil balajar berikutnya. Hafal menjadi prasarat bagi pemahaman. Hal ini berlaku bagi semua bidang study. 13 Pengetahuan merupakan kemampuan untuk mengingat materi pelajaran yang sudah dipelajari dari fakta-fakta. 2 Tipe hasil belajar pemahaman Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Pemahaman dapat dibedakan menajadi tiga kategori yaitu: a Pemahaman penterjemahan, yakni kemampuan menterjemahkan materi verbal dan memahami pernyataan-pernyataan non-verbal b Pemahaman penafsiran, yakni kemampuan untuk mengungkapkan pikiran suatu karya dan menafsirkan berbagai tipe data sosial. c Pemahaman ekstrapolasi, yakni kemampuan untuk mengungkapkan di balik pesan tertulis dalam suatu keterangan atau lisan. 14 3 Tipe hasil belajar aplikasi Aplikasi adalah penggunaan abstrak pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. 15 b. Ranah Afektif Bidang afektif yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tanpak pada siswa dalam berbagai tikah laku 13 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1995, Cet. 5, h. 22 14 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:PT. Ciputra Press, 2005, Cet. 3, h .102 15 Nana Sudjana, op.cit., h. 25 sepertiatensiperhatian terhadap pelajarn, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. Sekalipun bahan pelajaran berisikan bidang kognitif, namun bidang afektif harus menjadi bagian integral daari bahan tersebut, dan harus Nampak dalam proses belajar dan hasil balajar yng dicapai siswa. Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai dari tingkatan yang paling sederhana sampai tingkatan yang paling kompleks. 1 Receivingattending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan stimulasi dari luar yang datang pada siswa, baik masalah situasi, gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. 2 Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseeorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang pada dirinya. 3 Valuing penilaian, yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulasi tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut 4 Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam suatu system organisasi, termasuk menentukan hubungan sutu nilai dengan nilai lain dan kemantapan, danprioitas nilai yang telah dimilikinya 5 Karakteritik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. c. Ranah Psikomotorik Tipe hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan, kemampuan bertindak individuAda 6 tingkatan keterampilan yakni: 1 Gerakan releks keterampilan pada gerakan yang tidak sadar 2 Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar 3 Kemampuan perceptual termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain 4 Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, ketepatan 5 Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks 6 Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif, interpretative Tipe hasil belajar yang dikemukakan diatas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tapi selalu berhubungan satu sama lain bahkan ada dalam kebersamaan. 16

3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Adapun faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut: a. Faktor Eksternal 1 LingkunganLingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Ketika anak didik berada di sekolah, maka dia berada dalam system sosial di sekolah. Peraturan dan tata tertib sekolah harus anak didik taati. Lahirnya peraturan sekolah bertujuan untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah. 16 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung :PT. Sinar Baru Algensindo, 1995 h. 53 Lingkungan sosial budaya diluar ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah. 17 2 Instrumental Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut tentu saja pada tingkatan kelembagaan. Kurikulum dapat dipakai guru dalam merencanakan program pengajaran. Program sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sarana dan fasilitas yang tersedia harus dimanfaatkan sebaik baiknya agar berdaya guna dan berhasil guna bagi kemajuan belajar anak didik di sekolah. a Kurikulum Muatan kurikulum dapat mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik. Jika seorang guru terpaksa menjejalkan materi bahan ajar untuk mengejar target kurikulum, akan memaksa anak didik belajar dengan keras tanpa mengenal lelah. Jadi kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik di sekolah. b Program Keberhasilan sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program bimbingan dan penyuluhan mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan belajar anak didik di sekolah. Wali kelas atau dewan guru dapat berperan sebagai penyuluh bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar dan bagaimana cara belajar yang baik dan benar kepada anak didik. Program pengajaran yang guru buat akan mempengaruhi kemana proses belajar itu berlangsung. 17 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2008 , Cet. 2, h. 176

Dokumen yang terkait

Pengaruh bimbingan orang tua terhadap kemampuan membaca al-qur’an anak di TPQ As-Sa’adah Ciputat- Tangerang Selatan

5 30 103

Upaya meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an melalui program BTA di SMP Yanusa Jakarta

16 174 93

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN MELALUI METODE IQRO’ DENGAN MEDIA FLASH CARD PADA Upaya Mengembangkan Kemampuan Membaca Al Qur’an Melalui Metode Iqro’ Dengan Media Flash Card Pada Kelompok A Di PGTK Permata Hati Kid’s School Delanggu Ta

0 5 18

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN MELALUI METODE IQRO’ DENGAN MEDIA FLASH CARD PADA Upaya Mengembangkan Kemampuan Membaca Al Qur’an Melalui Metode Iqro’ Dengan Media Flash Card Pada Kelompok A Di PGTK Permata Hati Kid’s School Delanggu Ta

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTAS. docx

0 0 1

Pengembangan Model Pembelajaran Kajian C (2)

0 0 32

Penerapan Metode iqro’ dan Pengaruhnya terhadap Kemampuan membaca Al-Qur’an murid MDA Muhammadiyah Bonan Do

0 0 28

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN MENGGUNAKAN METODE IQRO' PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SD NEGERI U TANJUNG BATU KABUPATEN OGAN ILIR -

0 2 103

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI MATERI MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR’AN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS V SDN 1 ASTANAMUKTI KECAMATAN PANGENAN KABUPATEN CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN MENGGUNAKAN METODE IQRO SISWA KELAS III SD NEGERI 2 SINDANG KEMPENG KECAMATAN GREGED KABUPATEN CIREBON PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) - IAIN Syekh Nurj

0 0 25