Latar Belakang Ekstraksi dan identifikasi senyawa bioaktif lintah laut (Discodoris sp ) sebagai antioksidan

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lebih dari 70 permukaan bumi ini diliputi oleh lautan dan kehidupan yang asli di bumi ini terdapat dalam laut. Dalam ekosistem laut terdapat coral reef, para ahli mengestimasi bahwa kekayaan biologinya sama banyaknya dengan hutan hujan tropis. Organisme laut jenis sponge, soft coral, moluska tanpa cangkang atau hewan bertubuh lunak tergolong sesil atau bergerak lambat dan umumnya mempunyai pertahanan fisik yang kurang karena tidak memiliki pelindung kulit atau duri, organisme tersebut melakukan mekanisme pertahanan kimia yaitu mensintesis racun yang digunakan untuk melawan predator. Kondisi alam dan iklim Indonesia yang tidak fluktuatif membuat laut di Indonesia memiliki potensi sumberdaya dengan keanekaragaman hayati yang sangat besar. Sumberdaya laut tersebut belum terdayagunakan secara optimal. Pemanfaatan sumberdaya laut selain sebagai sumber pangan, juga berpotensi sebagai sumber senyawa bioaktif yang lebih bernilai ekonomis. Produk alami laut menarik perhatian ilmuwan dari berbagai bidang ilmu, yaitu kimia, farmakologi, biologi dan ekologi. Pemikiran ini didukung dengan fakta bahwa sebelum tahun 1995 terdapat 6.500 produk alami laut telah diisolasi, sedangkan jumlah tersebut sekarang meningkat menjadi lebih dari 19.000 senyawa. Salah satu contoh senyawa baru ditemukan dari laut dan digunakan sebagai obat, yaitu prialt ziconotida sebagai analgesik kuat untuk penyakit yang sudah kronis dan yondelis trabectedin atau E-743 sebagai antitumor Sherif et al. 2008. Salah satu komoditi yang dihasilkan dari laut dan mempunyai senyawa bioaktif adalah lintah laut Discodoris sp.. Senyawa bioaktif lintah laut sangat menarik untuk diteliti terutama berkaitan dengan sifat karakteristik kimia maupun biokimianya serta pemanfaatannya untuk bidang pangan dan kesehatan. Menurut pengalaman empiris, lintah laut telah lama digunakan oleh masyarakat pantai di daerah Pamekasan Madura yang dikenal dengan nama lokal ”kok-okok” karena lintah laut tubuhnya bisa memanjang dan mengkerut apabila disentuh. Lintah laut digunakan sebagai bahan pangan dan obat untuk menyembuhkan penyakit borok payudara bagi orang hamil dan menyusui. Lintah laut juga digunakan sebagai jamu untuk menyembuhkan penyakit punggung dan meningkatkan stamina. Beberapa penelitian tentang lintah laut telah dilakukan, yaitu isolasi senyawa steroid dari lintah laut dan ditemukan 7 jenis senyawa metabolit yang salah satu diantaranya adalah senyawa androgen Ibrahim 2001. Peneliti lain mengungkapkan bahwa lintah laut mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh serta sterol pada fraksi nonpolar Witjaksono 2005. Hasil uji fitokimia dari ekstrak metanol lintah laut diperoleh kelompok alkaloid, steroid, asam amino, saponin dan fenol berperan sebagai antioksidan dengan rendemen yang terbesar, yaitu 5,12 serta aktivitas antioksidan 89,44 dibandingkan dengan pelarut yang lain Nurjanah et al. 2010. Lintah laut jenis Discodoris sp. telah dimanfaatkan sebagai formulasi minuman fungsional dan mempunyai aktivitas antioksidan Naiu 2010. Beberapa penelitian tentang senyawa bioaktif dari nudibranch masih terbatas pada penemuan senyawa yang belum diketahui aktivitasnya, yaitu Fontana 2001 berhasil mengisolasi senyawa bioaktif dari nudibranch berupa isokuinolin alkaloid, pentasiklik skalaran, furanoseskuiterpenoid. Wojnar 2008 mengisolasi senyawa terpen, makrolid, peptida dari golongan nudibranch. Mollo 2008 berhasil mengisolasi senyawa apigenin, genkwanin, chrisoeriol, syphonosid dari golongan opisthobranchia. Penelitian yang komprehensif tentang kandungan gizi dan komponen bioaktif dari lintah laut jenis Discodoris sp. ini masih sangat kurang, khasiat dan manfaatnya secara empiris perlu dibuktikan, sehingga diperlukan penelitian yang lebih lengkap untuk menentukan komposisi gizi, komponen kimia, ekstraksi dan identifikasi senyawa dari lintah laut.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian