Analisis mineral dan logam berat SNI 01-2896-1998

didinginkan. Larutan ditambahkan akuades sampai volume 50 ml dan disaring dengan kertas saring pencucian asam whatman no 1. Ekstrak dipipet sebanyak 10 ml, ditambahkan 1 ml hidrokuinon dan 1 ml orto-phenatrolin kemudian ditambahkan sodium sitrat sampai pH 3,5. Larutan diencerkan dengan akuades sampai volume 50 ml dan dipanaskan dalam water bath selama 1 jam. Larutan deret standar diperlukan dengan pereaksi yang sama dengan ekstrak sampel. Absorbansinya diukur dengan AAS pada panjang gelombang 248,3 nm. 3 Analisis mineral tembaga SNI 01-2896-1998 Prinsip penentuan kadar tembaga adalah dengan proses pengabuan pada suhu 450 C dengan penambahan asam nitrat HNO 3 . Prosedur analisisnya sebagai berikut: sampel ditimbang sebanyak 25 g dalam gelas piala 250 ml yang terlebih dahulu dicuci dengan HNO 3 6 N. Sampel dikeringkan di dalam oven pada suhu 110-125 C selama 8-24 jam. Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam tungku pada suhu 350 C selama 1-2 jam untuk mencegah terjadinya proses pembakaran cepat yang menyebabkan sampel dapat terhambur ke luar. Suhu dinaikkan hingga 450 C selama 12-24 jam. Apabila sampel abu belum putih sempurna, maka ditambah 0,25-1 ml HNO 3 pekat, kemudian diuapkan di atas hot plate. Sampel dipanaskan kembali pada suhu 450 C di dalam tungku selama 30-60 menit sampai abu benar-benar putih. Abu dilarutkan dalam 2 ml HNO 3 pekat, kemudian diencerkan dengan akuades hingga 25 ml dan dididihkan di atas hot plate. Larutan disaring dengan kertas saring no 42 yang terlebih dahulu dicuci dengan HNO 3 10 dan akuades, filtratnya ditampung dan diencerkan dengan akuades hingga 50 ml. Absorbansinya diukur dengan AAS pada panjang gelombang 324,7 nm. 4 Analisis mineral merkuri SNI 01-2896-1998 Prinsip dari penentuan kadar merkuri mengikat sampel dengan campuran H 2 SO 4 dan HNO 3 dan dioksidasi dengan H 2 O 2. Merkuri yang teroksidasi dikembalikan lagi ke valensi dasarnya melalui penambahan larutan pereduksi dengan cara mereaksikan merkuri dengan SnCl 2 dalam keadaan asam untuk membentuk gas atomik merkuri. Merkuri dalam keadaan dasar ini diaerasikan ke udara dan dibentuk dengan AAS tanpa nyala pada panjang gelombang 256,3 nm. Prosedur analisisnya sebagai berikut: sampel yang telah dihomogenkan ditimbang sebanyak 5 g dan dimasukkan ke dalam labu. Leher labu dibilas dengan 5 ml akuades. Ditambahkan 20 buah batu didih, 10-20 mg V 2 O 5 , dan 20 ml H 2 SO 4 dengan HNO 3 dengan perbandingan 1:1. Labu dihubungkan dengan kondensor dan digoyang-goyang hingga tercampur. Air dingin dialirkan melalui kondensor selama pencampuran dilakukan, kemudian dipanaskan dengan api kecil sampai mendidih sekitar 6 menit dan diakhiri dengan pemanasan kuat api besar selama 10 menit. Selama reaksi berlangsung, labu terus digoyang-goyang. Alat pemanas dimatikan dan kondensor dicuci dengan 15 ml akuades. Ditambahkan 2 tetes H 2 O 2 melalui kondensor ke dalam labu dan dicuci dengan 15 ml akuades. Larutan dalam labu didinginkan pada suhu kamar dengan cara menempatkan dalam gelas yang berisi air. Labu diangkat dari kondensor dan leher labu dibilas dengan akuades. Labu dibilas hati-hati dengan akuades kemudian ditera sampai volume 50 ml. Larutan blanko dan kurva standar disiapkan lalu ditambahkan 100 ml larutan pengencer ke dalam masing-masing labu. Larutan pengencer dibuat dengan cara sebanyak 50 ml HNO 3 dan 67 ml H 2 SO 4 dipipet ke dalam labu ukur 1000 ml yang berisi 300-500 ml akuades kemudian ditera sampai volume 1000 ml. Out put pompa diatur sampai mencapai kira-kira 2 liter udaramenit dengan mengatur kecepatan pompa lalu ditambahkan 20 ml larutan pereduksi ke dalam masing-masing labu. Larutan pereduksi dibuat dengan cara dipipet 50 ml H 2 SO 4 dan ditambahkan 300 ml akuades kemudian didinginkan pada suhu kamar. Sebanyak 15 g NaCl, 25 g SnCl 2 , dan 15 g hidroksil aminasulfat ditimbang, kemudian semua bahan dilarutkan dalam larutan H 2 SO 4 sampai volume 500 ml. Gas inlet adapter dihubungkan dan dilakukan aerasi selama 1 menit. Absorpsi larutan blanko dan larutan standar dicatat lalu diplotkan dalam kurva. Larutan sampel dipipet 25 ml dari labu, kemudian ditambahkan dengan 75 ml larutan pengencer. Out put pompa diatur sampai mencapai kira-kira 2 liter udaramenit dengan mengatur kecepatan pompa lalu ditambahkan 20 ml larutan pereduksi yang telah dibuat ke dalam larutan yang akan diperiksa. Gas inlet adapter dihubungkan dan dilakukan aerasi selama 1 menit. Absorpsi larutan sampel dicatat. Berdasarkan kurva tersebut dapat ditentukan konsentrasi merkuri pasa sampel yang diperiksa. Bila didapat konsentrasi merkuri dalam sampel yang diperiksa menyimpang dari kurva, maka dilakukan penentuan kembali dengan memakai volume larutan standar yang lebih kecil. Kadar masing-masing mineral dalam bahan dihitung dengan rumus: x W Slope V x Abs ppm mineral Kadar = Keterangan : Abs : absorbansi yang terbaca pada AAS V : Volume pengenceran Slope : slope regrsi kurva dari masing-masing mineral W : bobot sampel g

3.4.6 Analisis fitokimia Departemen Kesehatan RI 1995

Analisis fitokimia dilakukan untuk menentukan komponen bioaktif yang terdapat pada serbuk ekstrak kasar lintah laut. Analisis fitokimia yang dilakukan terdiri dari alkaloid, steroidtriterpenoid, saponin, flavonoid, fenol hidrokuinon, molisch, benedict, biuret, ninhidrin. 1 Alkaloid Sejumlah sampel dilarutkan dalam beberapa tetes asam sulfat 2 N kemudian diuji dengan tiga pereaksi alkaloid, yaitu pereaksi dragendorf, meyer dan wagner. Hasil uji dinyatakan positif bila dengan pereaksi meyer terbentuk endapan putih kekuningan, dengan pereaksi wagner membentuk endapan coklat dan dengan pereaksi dragendorf membentuk endapan merah sampai jingga. Pereaksi meyer dibuat dengan cara menambahkan 1,36 HgCl 2 dengan 0,5 g kalium iodida lalu dilarutkan dan diencerkan dengan akuades menjadi 100 ml dalam labu takar. Pereaksi ini tidak berwarna. Pereaksi wagner dibuat dengan cara 10 ml akuades dipipet kemudian ditambahkan 2,5 g iodin dan 2 g kalium iodida, kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan akuades menjadi 200 ml dalam labu takar. Pereaksi ini berwarna coklat. Pereaksi dragendorf dibuat dengan cara 0,8 g bismut subnitrat ditambahkan dengan 10 ml asam asetat dan 40 ml air. Larutan ini dicampur dengan larutan yang dibuat dari 8 g kalium iodida dalam 20 ml air. Sebelum digunakan, 1 volume campuran ini diencerkan dengan 2,3 volume campuran 20 ml asam asetat glasial dan 100 ml air. Pereaksi berwarna jingga. 2 Steroidtriterpenoid Sejumlah sampel dilarutkan dalam 2 ml kloroform dalam tabung reaksi. Anhidrida asetat sebanyak 10 tetes dan asam sulfat pekat sebanyak 3 tetes ditambahkan ke dalam campuran tersebut. Hasil uji positif sampel mengandung steroid dan triterpenoid yaitu terbentuknya larutan berwarna merah untuk pertama kali kemudian berubah menjadi biru dan hijau. 3 Saponin Saponin dapat dideteksi dengan uji busa dalam air panas. Busa yang stabil selama 30 menit dan tidak hilang pada penambahan 1 tetes HCl 2 N menunjukkan sampel mengandung saponin. 4 Flavonoid Sejumlah sampel ditambah serbuk magnesium 0,1 mg dan 0,4 ml amil alkohol campuran asam klorida 37 dan etanol 95 dengan volume sama dan 4 ml alkohol, kemudian campuran dikocok. Hasil uji positif sampel mengandung flavonoid, yaitu terbentuknya warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol. 5 Fenol hidrokuinon Sebanyak 1 g sampel diekstrak dengan 20 ml etanol 70. Larutan yang dihasilkan diambil sebanyak 1 ml kemudian ditambahkan 2 tetes larutan FeCl 3 5. Hasil uji positif sampel mengandung senyawa fenol, yaitu terbentukya larutan berwarna hijau atau hijau biru. 6 Molisch Sebanyak 1 ml larutan sampel ditambahkan 2 tetes pereaksi molisch dan 1 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Hasil uji positif sampel mengandung karbohidrat ditandai oleh terbentuknya kompleks berwarna ungu diantara 2 lapisan cairan. 7 Benedict Larutan sampel sebanyak 8 tetes dimasukkan ke dalam 5 ml pereaksi benedict. Campuran dikocok dan dididihkan selama 5 menit. Hasil uji positif