Rancangan Penelitian Ekstraksi dan identifikasi senyawa bioaktif lintah laut (Discodoris sp ) sebagai antioksidan

Gambar 5 Diagram penelitian Lintah laut Pemisahan Pengeringan Analisis Proksimat Kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat Jeroan lintah laut kering Daging lintah laut kering Analisis Mineral dan logam berat Analisis asam amino dan asam lemak Pengeringan Ekstraksi Ekstrak kasar Fraksinasi lanjut KLT Identifikasi GC-MS Analisis: Antioksidan Fitokimia Antioksidan terbaik Jeron Daging Senyawa aktif Antioksidan terbaik Antioksidan terbaik 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Lintah Laut Discodoris sp.

Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui sifat dari bahan baku yang digunakan. Suatu bahan baku memiliki sifat fisik maupun kimia yang berbeda dengan yang lainnya. Karakterisasi pada penelitian ini meliputi pengukuran rendemen dan analisis kandungan gizi bahan baku yang meliputi proksimat, asam amino, asam lemak, kandungan mineral, dan logam. Hasil analisis karakteristik daging lintah laut secara visual, yaitu lintah laut asal pantai Pamekasan Madura memiliki tekstur bagian daging yang lebih keras dibandingkan dengan bagian jeroannya. Pada bagian daging setelah dikeringkan diperoleh warna lebih cerah dibandingkan dengan bagian jeroannya. Hal ini juga terlihat setelah dilakukan ekstraksi, larutan ekstrak pada bagian daging lebih cerah dibandingkan pada bagian jeroannya. Karakteristik lintah laut Discodoris sp. pada saat hidup, setelah preparasi dan setelah dikeringkan disajikan pada Gambar 6. a b c d Gambar 6 Lintah laut; a utuh segar, b setelah preparasi daging dan jeroan, c setelah dikeringkan, dan d tepung lintah laut

4.1.1 Rendemen

Hasil pengukuran rendemen lintah laut pada Tabel 3 menunjukkan bahwa daging segar setelah preparasi sebesar 50,00 dan bagian jeroan sebesar 16,67 serta bagian lain berupa lendir, darah dan air sebesar 33,33. Setelah dikeringkan rendemen berubah menjadi semakin kecil yang disebabkan banyaknya kandungan air yang menguap. Jumlah rendemen pada bagian daging setelah pengeringan menjadi 13,33 dan pada bagian jeroan sebesar 4,67. Penurunan rendemen lintah laut disebabkan penguapan kandungan air dalam bahan dengan adanya energi panas matahari. Hal ini juga menunjukkan bahwa organisme perairan termasuk ikan dan lintah laut ini memiliki kandungan air yang tinggi sehingga diperlukan penanganan yang bagus untuk mengurangi kerusakan pada bahan baku. Semakin tinggi rendemen maka semakin tinggi pula nilai ekonomisnya sehingga lebih efektif. Tabel 3 Rendemen lintah laut setelah preparasi Keterangan Berat segar Berat kering Lintah laut utuh 3000 g Daging lintah laut 50,00 13,33 Jeroan lintah laut 16,67 4,67 Sisa 33,33

4.1.2 Kandungan proksimat lintah laut

Senyawa kimia yang mutlak diperlukan oleh tubuh adalah zat gizi. Zat gizi berperan dalam penyediaan energi, proses pertumbuhan, perbaikan jaringan, pengaturan serta pemeliharaan proses fisiologis dan biokimiawi di dalam tubuh. Zat gizi diklasifikasikan dalam 6 kelompok besar, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air Tejasari 2003. Hasil analisis kandungan proksimat dari lintah laut baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk kering dapat dilihat pada Tabel 4. Kandungan proksimat lintah laut pada Tabel 4 menunjukkan adanya perbedaan dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono 2005, Andriyanti 2009 dan Nurjanah 2010. Perbedaan tersebut disebabkan oleh asal dan jenis sampel yang digunakan berbeda. Lingkungan atau habitat, jenis makanan juga mempengaruhi kandungan proksimat dalam tubuh organisme. Setiap organisme memiliki karakteristik kandungan proksimat yang berbeda. Tabel 4 Hasil analisis proksimat lintah laut Discodoris sp. Proksimat Segar Kering Discodo ris baholen sis a Discodo ris sp. b Disco doris sp.c Daging Jeroan Daging Jeroan Air 83,00±1,25 77,93±0,27 11,17±1,49 9,22±1,11 19,36 10,45 15,25 Abu 1,87±0,20 2,92±0,32 17,96±0,25 26,86±0,64 10,69 11,97 11,74 Protein 12,31±0,86 13,60±0,16 45,13±0,29 37,57±1,21 59,79 59,11 49,60 Lemak 0,44±0,06 0,44±0,04 2,67±0,14 7,10±0,44 5,84 1,41 4,58 karbohidrat 2,38±1,87 5,12±0,62 23,07±1,83 19,26±0,86 4,42 17,08 18,83 Sumber: a Witjaksono 2005 b Andriyanti 2009 c Nurjanah 2010 Kandungan proksimat lintah laut pada bagian daging dan jeroan juga menunjukkan hasil yang berbeda Tabel 4. Kadar air pada bagian daging lebih tinggi dibandingkan pada bagian jeroan lintah laut. Hal ini disebabkan oleh karakteristik daging lintah laut lebih kompak dibandingkan jeroan, sehingga masih banyak air yang terperangkat di dalam sel. Karakteristik jeroan lintah laut lebih lunak, sehingga mudah untuk dihancurkan dan air lebih mudah menguap. Kadar air lintah laut dalam bentuk segar lebih tinggi dibandingkan dengan dalam bentuk kering, hal ini disebabkan karena lintah laut dalam bentuk segar belum mengalami pengeringan sehingga masih banyak air yang terperangkap dalam sel. Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu menunjukkan kandungan mineral yang terdapat dalam suatu bahan Sudarmadji et al. 2007. Mineral memegang peranan penting dalam memelihara fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan Almatsier 2006. Hasil analisis kadar abu lintah laut pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pada jeroan lintah laut lebih tinggi dibandingkan daging, hal ini disebabkan oleh pada jeroan merupakan tempat saluran pencernaan dimana banyak terdapat mineral- mineral yang ikut terbawa bersama makanan. Lintah laut merupakan organisme yang hidup di habitat berlumpur dan menempel pada subtrat, makanannya berupa