sebagai antioksidan, anti-inflamansi, detoksifikasi karsinogen, dan antikolesterol Chen dan Blumberg 2007.
Senyawa karbohidrat pada lintah laut terdeteksi ada pada bagian daging dan jeroan Tabel 9. Karbohidrat pada hewan dan manusia diperoleh dengan cara
mengkonsumsi organisme autotroph yang dapat melakukan fotosintesis. Lintah laut mendapatkan karbohidrat dari alga yang dimakannya. Karbohidrat berfungsi
sebagai storing energy seperti pati, dapat juga berguna sebagai transport of energy seperti sukrosa, dan sebagai penyusun dinding sel seperti selulosa Sirait 2007.
Terbentuknya endapan kuning pada pengujian benedict menunjukkan adanya gula pereduksi dalam ekstrak kasar lintah laut. Gula pereduksi terdeteksi
pada bagian jeroan dengan pelarut etanol Tabel 9. Gula pereduksi adalah monosakarida yang mereduksi senyawa lain seperti pereaksi benedict. Bila
monosakarida dioksidasi akan menghasilkan senyawa bergugus karboksil, sedangkan pada waktu yang sama ion Cu
2+
dalam pereaksi benedict direduksi menjadi Cu
+
Roswin et al. 2006.
4.2.3 Aktivitas antioksidan ekstrak kasar lintah laut
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal bebas. Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi
oksidasi, dengan memikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif Winarsi 2007. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda, menghambat dan
mencegah oksidasi lemak atau molekul lainnya dengan cara mencegah terbentuknya radikal bebas Rohman et al. 2006. Keberadaan senyawa
antioksidan dalam suatu bahan dapat diketahui melalui uji aktivitas antioksidan. Pengujian aktivitas antioksidan dalam lintah laut dilakukan dengan metode DPPH.
Hasil analisis IC
50
aktivitas antioksidan lintah laut Discodoris sp. dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 memperlihatkan bahwa nilai aktivitas antioksidan tetinggi diperoleh dari ekstrak kasar daging lintah laut dengan pelarut etanol dengan IC
50
sebesar 441,12 ppm. Perbedaan nilai aktivitas antioksidan ini disebabkan oleh kandungan senyawa antioksidan yang berbeda setiap ekstrak kasar. Penggunaan
y = 0,081x + 17,84 R² = 0,943
20 40
60 80
100
200 400
600 800
1000
A k
tiv it
a s
Konsentrasi ppm
487,23 1269,68
3463,55 2526,11
441,12 832,42
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
Klorofom daging
Klorofom jeroan
Etil asetat daging
Etil asetat jeroan
Etanol daging
Etanol jeroan
IC 50
p p
m
Perlakuan
pelarut yang berbeda dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak lintah laut kasar. Gambar 7 memperlihatkan bahwa aktivitas antioksidan antara kloroform
daging dengan etanol daging tidak terlalu berbeda, hal ini disebabkan karena pada kedua perlakuan tersebut terdeteksi senyawa steroid yang berfungsi sebagai
antioksidan dan saponin pada daging dengan pelarut etanol Tabel 9.
Gambar 7 Hasil analisis IC
50
aktivitas antioksidan lintah laut Discodoris sp. Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat apabila nilai IC
50
kurang dari 50 µgml, kuat apabila nilai IC
50
antara 50-100 µgml, sedang apabila nilai IC
50
berkisar antara 100-150 µgml, dan lemah apabila nilai IC
50
berkisar antara 150-200 µgml Blois 1958 diacu dalam Molyneux 2004. Aktivitas
antioksidan ketiga pelarut masih tergolong lemah dan lebih besar dibandingkan dengan standar yang digunakan yaitu BHT sebesar 397,04 ppm Gambar 8.
Lemahnya aktivitas antioksidan lintah laut ini dimungkinkan karena pada ekstrak kasar lintah laut masih banyak terdapat senyawa lainnya yang dapat mengurangi
aktivitas antioksidannya. Nilai aktivitas antioksidan lintah laut tiap-tiap pelarut dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 8 Hasil analisis IC
50
aktivitas antioksidan standar BHT
y = 0,076x + 13,05 R² = 0,985
20 40
60 80
200 400
600 800
1000
a k
tiv it
a s
Konsentrasi ppm
y = 0,042x + 5,901 R² = 0,995
10 20
30 40
50 60
200 400
600 800 1000
a k
tiv it
a s
Konsentrasi ppm
y = 0,016x + 0,562 R² = 0,85
2 4
6 8
10 12
14 16
500 1000
a k
tiv it
a s
Konsentrasi ppm
y = 0,020x - 0,393 R² = 0,984
5 10
15 20
200 400
600 800 1000
a k
tiv it
a s
Konsentrasi ppm
y = 0,099x + 6,299 R² = 0,971
20 40
60 80
100
200 400
600 800
1000
a k
tiv it
a s
Konsentrasi ppm
y = 0,055x - 1,697 R² = 0,993
10 20
30 40
50 60
200 400
600 800
1000
a k
tiv it
a s
Konsentrasi ppm
a b
c d
e f
Gambar 9 Hasil analisis IC
50
aktivitas antioksidan ekstrak kasar lintah laut a kloroform daging, b kloroform jeroan, c etil asetat daging, d etil
asetat jeroan, e etanol daging, f etanol jeroan. Nilai rata-rata antioksidan lintah laut terbesar didapat pada ekstrak kasar
daging lintah laut dengan pelarut etanol dengan IC
50
sebesar 441,12 ppm. Hasil penelitian yang diperoleh Nurjanah 2010 bahwa nilai IC
50
aktivitas antioksidan pada ekstrak kasar lintah laut kering dengan pelarut metanol yaitu 781,23 ppm