Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengolahan dan Analisis Data

Kegiatan selanjutnya dari penelitian adalah mencari dan mengumpulkan teori-teori yang terkait dengan masalah yang dihadapi melalui kaji pustaka dan studi literatur. Dengan mengetahui teori-teori yang terkait dengan masalah, akan semakin mudah untuk memahami permasalahan penelitian. Proses penentuan jenis, sumber dan metode pengumpulan data yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian juga semakin mudah dan terarah. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi bagian-bagian non- essential pada bisnis salon-salon kecantikan di Bogor Tengah. Kemudian mengkaji penerapan Critical Non-Essential CNE pada salon-salon kecantikan di Kecamatan Bogor Tengah. Kemudian menganalisis keinginan dan harapan konsumen terhadap fasilitas dalam penerapan Critical Non- Essential CNE pada salon-salon kecantikan di Kecamatan Bogor Tengah. Pada akhirnya, fasilitas-fasilitas yang efektif berdampak pada peningkatan kenyamanan konsumen dapat diketahui. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara kepada pemilik salon, dan penyebaran kuesioner kepada konsumen. Data-data yang didapat dari hasil penelitian akan dianalisa menggunakan metode-metode yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis penerapan Critical Non-Essential CNE, mengetahui keinginan dan harapan konsumen terhadap penerapan Critical Non-Essential CNE, dan menganalisis efektifitas fasilitas dalam penerapan Critical Non-Essential CNE serta dampaknya terhadap tingkat kenyamanan konsumen. Untuk lebih jelasnya, tahapan proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salon-salon kecantikan yang terletak di Kecamatan Bogor Tengah. Hal ini dikarenakan persaingan jasa salon kecantikan di Kecamatan Bogor Tengah sangat tinggi, dilihat dari jumlah salon kecantikan terbanyak dan laju pertumbuhan penduduk terendah ada di Kecamatan Bogor Tengah. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011. NO YES Gambar 3. Tahapan Proses Penelitian Identifikasi Penerapan Critical Non- Essential CNE di salon kecantikan Kecamatan Bogor Tengah Kajian literatur dan studi pustaka Pengolahan dan Analisis Data : 1. Penerapan Critical Non-Essential CNE di salon kecantikan Kecamatan Bogor Tengah Analisis Deskriptif 2. Analisis realita dan keinginan konsumen terhadap fasilitas yang disediakan dalam penerapan Critical Non-Essential CNE di salon kecantikan Kecamatan Bogor Tengah Analisis gap 3. Analisis efektifitas fasilitas dalam penerapan Critical Non-Essential CNE dan dampaknya terhadap tingkat kenyamanan konsumen Deskriptif Uji coba Kuisioner Tabulasi data yang diperoleh Penyusunan Kuisioner OK Pengambilan Sampel : - Judgment Sampling - Accidental Sampling Pengumpulan Data : Wawancara, studi kepustakaan, pengisian kuisioner, sejumlah literatur, laporan jumlah pengunjung tiap salon kecantikan di Kecamatan Bogor Tengah Pengumpulan Data Pengolahan Data Kesimpulan dan Saran Analisis dan Pembahasan serta Implikasi Manajerial Critical Non-Essential CNE 3.4. Metode Penelitian 3.4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penyelesaian penelitian ini dibagi kedalam dua bentuk yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan dari perusahaan, yaitu data jumlah konsumen perbulan tiap salon kecantikan yang menjadi objek penelitian, serta data mengenai tingkat kenyamanan, tingkat kepentingan, dan penilaian kondisi aktual oleh konsumen terhadap fasilitas dalam penerapan Critical Non-Essential CNE. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku, literatur terdahulu maupun dari internet, serta Badan Pusat Statistik dan Dinas Perijinan Kota Bogor mengenai data jumlah penduduk wanita dan data jumlah salon kecantikan di Kota Bogor. Data primer diperoleh melalui observasi, penyebaran kuesioner kepada konsumen dan dengan melakukan wawancara pada pemilik salon kecantikan. Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur dan internet serta pengumpulan data historis mengenai salon kecantikan.

3.4.2. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam pemilihan salon kecantikan adalah judgement sampling. Dengan cara ini setiap salon kecantikan di Kecamatan Bogor Tengah yang memenuhi kriteria yang sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian dipilih menjadi anggota sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk konsumen adalah accidental sampling. Cara ini merupakan cara yang tergantung pada situasi dan kondisi pada saat dilakukan penelitian. Jumlah konsumen yang akan dijadikan responden ditentukan menggunakan rumus Slovin. Jumlah konsumen pada setiap salon kecantikan yang dijadikan sampel ditetapkan berdasarkan jumlah konsumen perbulan tiap salon kecantikan. Informasi yang diperoleh dari Dinas Perijinan Terpadu Kota Bogor, bahwa pada tahun 2010 jumlah salon kecantikan yang berada di Kecamatan Bogor Tengah berjumlah 27 salon kecantikan. Dari 27 salon kecantikan tersebut, 12 salon kecantikan terletak di dalam pusat perbelanjaan dan 15 salon kecantikan tidak terletak di dalam pusat perbelanjaanberdiri sendiri. Seluruh salon kecantikan di Kecamatan Bogor Tengah yang tidak terletak di dalam pusat perbelanjaan ditetapkan untuk dijadikan sampel penelitian. Hal ini dikarenakan konsumen salon kecantikan tersebut tidak mempunyai alternatif lain untuk menghabiskan waktu tunggunya selain di ruang tunggu salon kecantikan tersebut, sehingga ruang tunggu digunakan lebih efektif oleh konsumen. Kemudian 15 salon kecantikan tersebut dikelompokkan berdasarkan tingkat keramaian konsumennya. Pengelompokan salon kecantikan ditentukan dari jumlah konsumen perbulan setiap salon kecantikan. Kelompok salon kecantikan terdiri dari, salon kecantikan kelas ramai, sedang, dan sepi. Jumlah konsumen yang dijadikan responden berbeda-beda di tiap salon kecantikan. Berdasarkan rumus Slovin, diperoleh 100 konsumen yang akan dijadikan responden. Dari 100 responden tersebut, kemudian ditentukan jumlah responden untuk 15 salon kecantikan tersebut berdasarkan jumlah konsumen perbulan tiap salon kecantikan. Semakin banyak konsumen perbulan suatu salon kecantikan, maka semakin banyak konsumen salon kecantikan tersebut yang dijadikan responden.

3.4.3. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalan penelitian ini adalah kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan kuesioner dengan skala likert. Kuesioner dengan pertanyaan terbuka digunakan untuk memperoleh data dari pihak salon kecantikan, sedangkan kuesioner dengan skala likert digunakan untuk memperoleh data dari konsumen salon kecantikan. Kuesioner terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya menggunakan Microsoft Excel 2007 dan software SPSS versi 16.0 for windows. Uji validitas terlebih dahulu dilakukan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Hasil dari uji validitas akan dibandingkan dengan r tabel bernilai 0,361. Kuesioner yang ditampilkan dalam penelitian ini berupa pernyataan. Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30 responden. Terdapat 14 pernyataan pada kuesioner, yang terdiri dari tiga bagian. Dari hasil uji validitas diperoleh bahwa seluruh butir-butir pernyataan pada kuesioner dinyatakan valid karena nilai r hitung r tabel , dimana nilai r tabel sesuai dengan tingkat kesalahan 10 persen adalah 0,361. Uji reliabilitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab kuesioner apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Dari hasil perhitungan 30 kuesioner yang disebar, maka diperoleh hasil untuk uji reliabilitas variabel tingkat kepentingan adalah 0,773 dan 0,837 untuk variabel kondisi penilaian fasilitas. Dari hasil uji reliabilitas, nilai Alpha Cronbach’s 0,6, maka kuesioner dapat diandalkan atau reliabel.

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data pada penelitian analisis penerapan Critical Non-Essential CNE dan dampaknya terhadap tingkat kenyamanan konsumen salon kecantikan di Bogor adalah dengan menggunakan Metode Analisis Deskriptif, dan Analisis Kesenjangan gap.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Salon Kecantikan di Kecamatan Bogor Tengah

Kota Bogor memiliki 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Bogor Utara, Bogor Timur, Bogor Selatan, Bogor Barat, Bogor Tengah, dan Tanah Sareal. Kecamatan Bogor Tengah mempunyai luas 813 hektar dan didiami oleh lebih kurang 102.203 jiwa. Bogor Tengah merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi, yaitu sebanyak 12.791 jiwa per kilo meter persegi dan memiliki laju pertumbuhan terendah yaitu sebesar 1,15 persen. Kecamatan Bogor tengah memiliki potensi sebagai pusat perdagangan dan jasa termasuk jasa salon kecantikan. Bogor Tengah merupakan kecamatan dengan jumlah salon kecantikan terbanyak dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya di Kota Bogor. Terdapat 27 salon kecantikan yang tersebar di kelurahan-kelurahan dalam Kecamatan Bogor Tengah. Tabel 2. Distribusi Penyebaran Salon Kecantikan per Kelurahan No. Jumlah Salon Kecantikan Kelurahan 1 3 Gudang 2 7 Babakan 3 3 Sempur 4 9 Kebon Kelapa 5 2 Pabaton 6 Tegallega 7 Belong 8 3 Ciwaringin 9 Panaragan 10 Cibogor 11 Paledang 12 Babakan Pasar Jumlah 27 salon kecantikan Sumber : Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bogor 2010 Salon kecantikan di Kecamatan Bogor Tengah memiliki luas tempat usaha mulai dari 25 m2 hingga 176 m2. Modal awal usaha yang digunakan oleh pihak salon kecantikan di Kecamatan Bogor Tengah mulai dari Rp. 30.000.000,- hingga Rp. 300.000.000,-. Jumlah konsumen perbulan berbeda tiap salonnya, mulai dari 50 orang perbulan hingga 600 orang perbulan. Tenaga kerja yang dipekerjakan di salon kecantikan mulai dari 2 orang