Metode Pengambilan Sampel Metode Penelitian 1. Jenis dan Sumber Data

3.4. Metode Penelitian 3.4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penyelesaian penelitian ini dibagi kedalam dua bentuk yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan dari perusahaan, yaitu data jumlah konsumen perbulan tiap salon kecantikan yang menjadi objek penelitian, serta data mengenai tingkat kenyamanan, tingkat kepentingan, dan penilaian kondisi aktual oleh konsumen terhadap fasilitas dalam penerapan Critical Non-Essential CNE. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku, literatur terdahulu maupun dari internet, serta Badan Pusat Statistik dan Dinas Perijinan Kota Bogor mengenai data jumlah penduduk wanita dan data jumlah salon kecantikan di Kota Bogor. Data primer diperoleh melalui observasi, penyebaran kuesioner kepada konsumen dan dengan melakukan wawancara pada pemilik salon kecantikan. Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur dan internet serta pengumpulan data historis mengenai salon kecantikan.

3.4.2. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam pemilihan salon kecantikan adalah judgement sampling. Dengan cara ini setiap salon kecantikan di Kecamatan Bogor Tengah yang memenuhi kriteria yang sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian dipilih menjadi anggota sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk konsumen adalah accidental sampling. Cara ini merupakan cara yang tergantung pada situasi dan kondisi pada saat dilakukan penelitian. Jumlah konsumen yang akan dijadikan responden ditentukan menggunakan rumus Slovin. Jumlah konsumen pada setiap salon kecantikan yang dijadikan sampel ditetapkan berdasarkan jumlah konsumen perbulan tiap salon kecantikan. Informasi yang diperoleh dari Dinas Perijinan Terpadu Kota Bogor, bahwa pada tahun 2010 jumlah salon kecantikan yang berada di Kecamatan Bogor Tengah berjumlah 27 salon kecantikan. Dari 27 salon kecantikan tersebut, 12 salon kecantikan terletak di dalam pusat perbelanjaan dan 15 salon kecantikan tidak terletak di dalam pusat perbelanjaanberdiri sendiri. Seluruh salon kecantikan di Kecamatan Bogor Tengah yang tidak terletak di dalam pusat perbelanjaan ditetapkan untuk dijadikan sampel penelitian. Hal ini dikarenakan konsumen salon kecantikan tersebut tidak mempunyai alternatif lain untuk menghabiskan waktu tunggunya selain di ruang tunggu salon kecantikan tersebut, sehingga ruang tunggu digunakan lebih efektif oleh konsumen. Kemudian 15 salon kecantikan tersebut dikelompokkan berdasarkan tingkat keramaian konsumennya. Pengelompokan salon kecantikan ditentukan dari jumlah konsumen perbulan setiap salon kecantikan. Kelompok salon kecantikan terdiri dari, salon kecantikan kelas ramai, sedang, dan sepi. Jumlah konsumen yang dijadikan responden berbeda-beda di tiap salon kecantikan. Berdasarkan rumus Slovin, diperoleh 100 konsumen yang akan dijadikan responden. Dari 100 responden tersebut, kemudian ditentukan jumlah responden untuk 15 salon kecantikan tersebut berdasarkan jumlah konsumen perbulan tiap salon kecantikan. Semakin banyak konsumen perbulan suatu salon kecantikan, maka semakin banyak konsumen salon kecantikan tersebut yang dijadikan responden.

3.4.3. Alat Pengumpulan Data