Korelasi antara Matriks Korelasi

mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan oleh produsen Mizone dengan efektif kepada konsumen melalui tiga variabel perantara, yaitu variabel kepercayaan konsumen C, variabel sikap konsumen A dan niat beli I.

4.5. Analisis Korelasi Kanonik

Analisis korelasi kanonik dilakukan untuk mengetahui hubungan antara gugus peubah bebas dengan gugus peubah tak bebas secara serempak. Peubah-peubah yang digunakan sebagai gugus peubah terikat dependen adalah peubah-peubah pembelian nyata oleh konsumen yang terdiri dari lima peubah, yaitu pembelian nyata modern Y 1 , pembelian nyata kesan Y 2 , pembelian nyata karakter Y 3 , pembelian nyata mudah Y 4 , dan pembelian nyata singkat Y 5 . Gugus peubah independen atau bebas dalam penelitian ini didasarkan pada teori perilaku konsumen yang ada mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan penelitian terdahulu dengan topik yang sesuai yang telah disesuaikan dengan karakteristik produk yang diteliti yaitu produk minuman isotonik Mizone. Peubah independen yang akan dianalisis dalam penelitian ini berjumlah 21 variabel, yaitu status sosial X 1 , teman X 2 , keluarga X 3 , banyak aktivitas X 4 , wiraniaga X 5 , besar pengeluaran X 6 , jenis aktivitas X 7 , variasi rasa X 8 , bentuk kemasan X 9 , ukuran kemasan X 10 , harga X 11 , merek X 12 , manfaat mengkonsumsi X 13 , pengetahuan atribut X 14 , pengetahuan tempat pembelian X 15 , kepercayaan X 16 , kepribadian X 17 , gaya hidup X 18 , iklan X 19 , media informasi X 20 , dan pengalaman X 21 .

4.5.1 Matriks Korelasi

Korelasi antara masing-masing gugus peubah independen X, korelasi antar masing-masing gugus peubah dependen Y, dan korelasi antara gugus peubah dependen Y dengan gugus peubah independen X dapat dilihat pada Lampiran 4.

1. Korelasi antara

peubah-peubah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen X dengan peubah pembelian nyata konsumen Y Hubungan linier antar peubah-peubah dependen Y, yaitu pembelian nyata konsumen dengan peubah independen X, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat dilihat pada Tabel 14. Nilai korelasi antara pembelian nyata minuman isotonik oleh konsumen dengan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang didapatkan menunjukkan nilai kurang dari 0,5. Hal ini dapat dikatakan bahwa hubungan antara gugus peubah independen X dengan gugus peubah dependen Y secara umum adalah lemah. Tabel 13. Matriks korelasi antar peubah dependen Y dengan peubah independen X Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 Y 5 X 1 0,297 0,212 0,205 0,103 0,091 X 2 0,130 0,135 0,235 0,244 0,161 X 3 0,112 0,073 0,077 0,062 0,073 X 4 0,250 0,320 0,339 0,134 0,185 X 5 0,313 0,135 0,122 0,294 0,199 X 6 0,262 0,238 0,206 0,173 0,129 X 7 0,205 0,117 0,212 0,078 0,115 X 8 0,229 0,170 0,109 0,183 0,189 X 9 0,229 0,259 0,262 0,204 0,271 X 10 0,201 0,328 0,340 0,225 0,259 X 11 0,087 0,212 0,122 0,174 0,162 X 12 -0,053 -0,098 -0,026 0,067 0,193 X 13 0,030 0,294 0,174 0,035 0,083 X 14 0,139 0,265 0,191 0,079 0,024 X 15 0,308 0,174 0,235 0,174 0,179 X 16 0,234 0,270 0,370 0,106 0,146 X 17 0,258 0,352 0,273 0,251 0,230 X 18 0,408 0,381 0,418 0,156 0,133 X 19 0,341 0,360 0,339 0,317 0,162 X 20 0,394 0,439 0,384 0,251 0,170 X 21 0,120 0,204 0,206 0,027 0,072 Pembelian nyata modern Y 1 konsumen minuman isotonik memiliki hubungan yang rendah dengan semua faktor, yang paling dekat hanya dengan faktor gaya hidup X 18 dan faktor media informasi X 20 dengan nilai korelasi secara berturut-turut adalah 0,408 dan 0,394; sedangkan yang paling lemah adalah dengan faktor harga X 11 , merek X 12 dan manfaat mengkonsumsi X 13 yang memiliki nilai korelasi 0,087; - 0,053; dan 0,030. Pembelian nyata kesan Y 2 memiliki hubungan paling dekat dengan faktor media informasi X 20 dengan nilai korelasi sebesar 0,439; hubungan paling lemah adalah dengan faktor keluarga X 3 dan merek X 12 yang memiliki nilai korelasi 0,073 dan -0,098. Pembelian nyata karakter Y 3 memiliki hubungan paling dekat dengan faktor gaya hidup X 18 dengan nilai korelasi 0,418 dan memiliki hubungan paling lemah dengan faktor keluarga X 3 dan merek X 12 yang memiliki nilai korelasi 0,077 dan -0,026. Pembelian nyata mudah Y 4 memiliki hubungan paling dekat dengan faktor wiraniaga X 5 dan iklan X 19 yang memiliki nilai korelasi 0,294 dan 0,317; hubungan paling lemah adalah dengan faktor keluarga X 3 , jenis aktivitas X 7 , merek X 12 , manfaat mengkonsumsi X 13 , pengetahuan atribut X 14 dan pengalaman X 21 yang seluruhnya memiliki nilai korelasi dibawah 0,1. Peubah pembelian nyata singkat Y 5 memiliki korelasi yang paling dekat dengan faktor bentuk kemasan X 9 yang memiliki nilai korelasi sebesar 0,271; hubungan paling lemah adalah dengan faktor status mahasiswa X 1 , keluarga X 3 , manfaat mengkonsumsi X 13 , pengetahuan atribut X 14 dan pengalaman X 21 yang seluruhnya memiliki nilai korelasi dibawah 0,1. Dari hasil korelasi, jika dianalisis secara keseluruhan pada gugus peubah dependen Y dan independen X, maka pembelian nyata konsumen yang paling memiliki hubungan dengan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah pembelian nyata kesan Y 2 dengan faktor media informasi X 20 yang memiliki nilai korelasi sebesar 0,439; artinya bahwa peran media informasi memiliki arti penting bagi konsumen minuman isotonik dalam mempengaruhi pembelian nyata khususnya dalam menciptakan kesan bahwa minuman isotonik yang ditawarkan mampu memberikan manfaat sesuai dengan yang diharapkan konsumen.

2. Korelasi antar peubah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen X