Sedangkan pernyataan pembelian nyata yang tidak berpengaruh terhadap pembelian nyata adalah niat konsumen untuk membeli
minuman isotonik Mizone yang memberi kesan produk Mizone dapat membuat segar kembali setelah meminumnya. Artinya, pernyataan
tersebut tidak menjadi pertimbangan bagi penonton iklan televisi Mizone versi “City” untuk membeli produk Mizone. Perhitungan
lengkap dari hasil analisis data ini dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 11. Hasil analisis regresi metode stepwise I dan P
Variabel Pernyataan variabel
yang berpengaruh Koefisien
regresi t
hitung
p-value I - P
I. Karakter I. Mudah diingat
I. Durasi singkat I. Modern
1,24 1,06
0,91 0,84
4,47 3,34
3,26 2,97
0,000 0,001
0,002 0,004
signifikan p-value alpha 0,05
4.4.6 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Antara
Pembuktian ada tidaknya variabel antara, digunakan alat bantu koefisien determinasi R
2
. Suatu variabel akan dinyatakan sebagai variabel antara jika koefisien determinasi dari suatu variabel terhadap
variabel antara tersebut lebih besar daripada nilai koefisien determinasi dari variabel termaksud ke variabel akhir.
Variabel kepercayaan konsumen C dapat diketahui sebagai variabel antara pesan iklan dengan niat beli I dibutuhkan alat bantu
koefisien determinasi antara variabel pesan iklan F terhadap variabel niat beli I itu sendiri, maka dilakukan analisis regresi sederhana
antara variabel pesan iklan F terhadap variabel niat beli I. Pada Lampiran 3 dapat dilihat nilai koefisien korelasi antara variabel pesan
iklan F dengan variabel niat beli I adalah sebesar 0,337. Nilai koefisien determinasi antara kedua variabel tersebut adalah sebesar
0,114, artinya bahwa niat penonton iklan televisi Mizone versi “City” dapat dijelaskan oleh variabel pesan iklan sebesar 11,4 persen. Pada
Tabel 12, diketahui nilai R
2
FC sama dengan 0,268 dan R
2
CI sama dengan 0,506. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut terlihat
bahwa nilai R
2
FC lebih besar daripada nilai R
2
FI dan nilai R
2
FC lebih kecil daripada nilai R
2
CI . Dengan demikian, variabel
kepercayaan konsumen C memperkuat pengaruh antara variabel pesan iklan F terhadap variabel niat beli I. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel kepercayaan konsumen C bertindak sebagai variabel antara pesan iklan F terhadap variabel niat beli I.
Tabel 12. Hasil analisis regresi pengaruh variabel antara
Variabel Koefisien Determinasi R
2
Arti F – C - I
R
2 FI
= 0,114 R
2 FC
= 0,268 R
2 CI
= 0,506 R
2 FI
R
2 FC
R
2 CI
C Merupakan Variabel Antara
F – A - I R
2 FI
= 0,114 R
2 FA
= 0,304 R
2 AI
= 0,428 R
2 FI
R
2 FA
R
2 AI
A Merupakan Variabel Antara
F – B - C R
2 FC
= 0,268 R
2 FB
= 0,519 R
2 BC
= 0,288 R
2 FC
R
2 FB
R
2 BC
B bukan Merupakan Variabel Antara
F – B - A R
2 FA
= 0,304 R
2 FB
= 0,519 R
2 BA
= 0,379 R
2 FA
R
2 FB
R
2 BA
B bukan Merupakan Variabel Antara
C – I – P R
2 CP
= 0,485 R
2 CI
= 0,506 R
2 IP
= 0,745 R
2 CP
R
2 CI
R
2 IP
I Merupakan Variabel Antara
A – I - P R
2 AP
= 0,460 R
2 AI
= 0,428 R
2 IP
= 0,745 R
2 AP
R
2 AI
R
2 IP
I bukan Merupakan Variabel Antara
Hasil analisis regresi sederhana yang menguji pengaruh antara variabel pesan iklan F terhadap variabel niat beli I melalui sikap
konsumen A yang diduga sebagai variabel antara diperoleh hasil koefisien determinasi R
2
FI sama dengan 0,114; R
2
FA sama dengan 0,304 dan R
2
AI sama dengan 0,428 Tabel 12. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut diketahui bahwa R
2
FA lebih besar nilainya daripada R
2
FI dan R
2
FA lebih kecil daripada nilai R
2
AI, yang berarti bahwa variabel sikap konsumen A memperkuat pengaruh antara
variabel pesan iklan F terhadap variabel niat beli I. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sikap konsumen A memang benar
bertindak sebagai variabel antara pesan iklan F terhadap variabel niat beli I.
Hasil yang serupa juga ditunjukkan pada hasil analisis regresi sederhana antara variabel pesan iklan F terhadap kepercayaan
konsumen C melalui variabel pengenalan merek B. Pada Tabel 12 dapat dilihat nilai koefisien determinasi yang diperoleh R
2
FC sama dengan 0,268; R
2
FB sama dengan 0,519 dan R
2
BC sama dengan 0,288. Nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R
2
FB lebih besar daripada nilai R
2
FC dan nilai R
2
FB lebih besar daripada nilai R
2
BC. Hal ini menunjukkan variabel pengenalan merek B tidak mempengaruhi pengaruh antara variabel pesan iklan F terhadap
variabel kepercayaan konsumen C. Oleh karena itu, variabel pengenalan merek B bukan sebagai variabel antara pesan iklan F
terhadap variabel kepercayaan konsumen C. Pengenalan merek B juga bukan sebagai variabel antara
pesan iklan F terhadap variabel sikap konsumen A. Hal ini dapat dilihat dari koefisien determinasi yang diperoleh dari analisis regresi
linier. Pada Tabel 12 diketahui koefisien determinasi yang diperoleh adalah R
2
FA sama dengan 0,304; R
2
FB sama dengan 0,519 dan R
2
BA sama dengan 0,379. Variabel pengenalan merek B dapat dinyatakan sebagai variabel antara, apabila nilai R
2
FB lebih besar dari R
2
FA serta nilai R
2
FB lebih kecil dari R
2
BA. Koefisien determinasi yang diperoleh tidak memenuhi syarat tersebut karena nilai R
2
FB lebih besar dari R
2
BA, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengenalan merek B bukan sebagai variabel antara pesan iklan F terhadap
variabel sikap konsumen A. Variabel niat beli I bertindak sebagai variabel antara
kepercayaan konsumen C terhadap variabel pembelian nyata P Hal ini dapat dilihat dari koefisien determinasi yang diperoleh dari analisis
regresi linier. Pada Tabel 12 diketahui koefisien determinasi yang diperoleh adalah R
2
CP sama dengan 0,485, R
2
CI sama dengan 0,506, dan R
2
IP sama dengan 0,745. Variabel niat beli I dapat dinyatakan
sebagai variabel antara, apabila nilai R
2
CI lebih besar dari R
2
CP serta nilai R
2
CI lebih kecil dari R
2
IP. Koefisien determinasi yang diperoleh telah memenuhi syarat tersebut, sehingga dapat disimpulkan
bahwa niat beli I bertindak sebagai variabel antara kepercayaan konsumen C terhadap variabel pembelian nyata P.
Hasil yang serupa juga ditunjukkan pada hasil analisis regresi sederhana antara variabel sikap konsumen A terhadap variabel
pembelian nyata P melalui variabel niat beli I. Pada Tabel 12 diketahui koefisien determinasi yang diperoleh adalah R
2
AP sama dengan 0,460; R
2
AI sama dengan 0,428 dan R
2
IP sama dengan 0,745. Variabel niat beli I dapat dinyatakan sebagai variabel antara, apabila
nilai R
2
AI lebih besar daripada nilai R
2
AP. Koefisien determinasi yang diperoleh tidak memenuhi syarat tersebut karena R
2
AI lebih kecil daripada nilai R
2
AP , sehingga dapat disimpulkan bahwa niat beli I bukan bertindak sebagai variabel antara sikap konsumen A
terhadap variabel pembelian nyata P.
4.4.7 Hasil Analisis Consumer Decision Model CDM