2.8. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Ramadhan 2006, dalam penelitiannya tentang analisis efektivitas iklan semen Holcim PT Holcim Indonesia Tbk. pada media televisi bahwa
hasil pengukuran efektivitas iklan menunjukkan hasil yang baik. Sebagian besar responden telah mengetahui hadirnya merek semen Holcim pada pasar
semen nasional. Responden memberikan respon dan sikap yang positif terhadap iklan semen Holcim. Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan metode EPIC model, dapat disimpulkan bahwa iklan semen Holcim dinilai efektif ditinjau dari keempat dimensinya yaitu empati,
persuasi, dampak dan komunikasi. Begitu juga halnya dengan hasil analisis yang menggunakan metode Direct Rating Method DRM, dapat disimpulkan
bahwa iklan semen Holcim dinilai efektif dilihat dari kelima dimensinya yaitu perhatian, pemahaman, aspek kognitif, aspek afektif dan sikap responden
terhadap iklan. Sinaga 2007, dalam penelitiannya tentang efektivitas iklan televisi
sabun Lux dalam mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian produk sabun mandi oleh mahasiswi program strata-1 IPB, iklan sabun Lux hanya
bernilai efektif tetapi belum menampakkan kinerja yang maksimal. Hal ini dilihat dari analisis EPIC model yang dilakukan. Iklan sabun Lux berhasil
memperkenalkan produknya dan cukup menarik perhatian. Selain itu, tayangan iklan televisi sabun Lux selama ini lebih disukai dibanding dengan
iklan produk yang sejenis. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan direct rating method
, iklan sabun Lux dikategorikan sebagai iklan yang baik. Maksudnya iklan sabun Lux memang disukai dan mampu menarik perhatian
khalayak, namun belum terlalu berhasil dalam mempengaruhi keputusan pembelian sabun mandi oleh konsumen. Atribut yang mempengaruhi
konsumen dalam keputusan pembelian sabun mandi adalah warna dan aroma sabun yang variatif, kemasan yang menarik dengan ketersediaan berbagai
ukuran dan bentuk kemasan, harga yang sesuai, merek yang dikenal dengan baik, pengaruh dari keluarga, harapan atas manfaat yang diperoleh dari
produk, serta kesesuaian dengan jenis kulit.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari 2010 mengenai analisis efektivitas iklan televisi deodoran pria Axe dan faktor-faktor yang
mempengaruhi niat beli deodoran khusus pria pada konsumen studi kasus pengunjung pria supermall Karawaci. Berdasarkan analisis Consumer
Decision Model diketahui bahwa iklan televisi deodoran spray Axe yang
telah ditayangkan mampu mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan oleh produsen deodoran Axe dengan efektif kepada konsumen. Pesan iklan
yang ingin disampaikan oleh produsen deodoran spray Axe melalui iklan televisi versi “Call Me” berpengaruh terhadap variabel-variabel yang diukur
pada Consumer Decision Model sampai dengan variabel Niat Beli. Variabel Pesan Iklan F mempunyai pengaruh langsung terhadap variabel Pengenalan
Merek B, Kepercayaan Konsumen C, dan variabel Sikap Konsumen A. Variabel Kepercayaan Konsumen C dan variabel Sikap Konsumen A
tersebut, baik secara bersama-sama maupun secara parsial memiliki pengaruh langsung terhadap variabel Niat Beli I. Begitu pula, variabel Pesan Iklan F
memiliki pengaruh tidak langsung terhadap variabel Kepercayaan Konsumen C melalui variabel antara, yaitu Pengenalan Merek B. Pesan Iklan F juga
memiliki pengaruh tidak langsung terhadap Sikap Konsumen A melalui variabel Pengenalan Merek B sebagai variabel antara. Terakhir, variabel
Pesan Iklan F memiliki pengaruh tidak langsung terhadap Niat Beli I melalui dua variabel antara, yaitu variabel Kepercayaan Konsumen C dan
variabel Sikap Konsumen A. Hasil analisis berdasarkan korelasi kanonik menghasilkan tiga faktor yang paling berpengaruh terhadap niat beli
konsumen untuk membeli deodoran yaitu faktor keluarga -0,618, wiraniaga -0,519, dan suasan tempat pembelian -0,508.
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Industri minuman isotonik kini semakin berkembang. Selain itu banyak produsen isotonik yang masuk dunia bisnis sehingga menghasilkan
persaingan diantara produsen minuman isotonik. Semua produsen merancang sedemikian strategi pemasaran agar menjadi minuman isotonik yang digemari
dan diminati konsumen. Dalam menghadapi pesaingan tersebut, produsen minuman isotonik Mizone merancang berbagai strategi pemasaran dengan
media komunikasi pemasaran, salah satunya melalui iklan. Iklan merupakan bagian yang mendapatkan perhatian khusus, baik
oleh produsen bisnis maupun oleh konsumen yang menerimanya. Produsen Mizone membuat iklan dengan tujuan untuk memperkenalkan produknya
kepada konsumen serta mencapai target penjualannya. Oleh sebab itu, produsen Mizone berusaha merancang strategi iklan yang terbaik dan efektif
guna menerobos kerumunan iklan yang lalu-lalang diberbagai media. Salah satunya iklan yang dirancang oleh produsen Mizone yaitu melalui media
televisi. Iklan televisi memiliki kekuatan yang mampu memberikan pengaruh dan dampak komunikasi yang kuat karena mengandalkan audio, visual, dan
gerak. Iklan melalui media televisi merupakan alternatif komunikasi pemasaran yang sangat menarik untuk dibicarakan.
Tujuan iklan pada akhirnya untuk meningkatkan perubahan sikap dan perilaku konsumen, yaitu tindakan yang diinginkan produsen. Perubahan
sikap dan perilaku konsumen ini yang akan mempengaruhi keputusan pembelian. Keputusan pembelian konsumen didasarkan pada pembelian nyata
konsumen, lalu dipengaruhi oleh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis. Untuk itu perlu diadakan penelitian mengenai efektivitas iklan
Mizone dalam keputusan pembelian minuman isotonik. Sehingga produsen Mizone mengetahui hasil dari rancangan komunikasi pemasaran melalui iklan
televisi tersebut. Penelitian ini menggunakan dua analisis, yaitu Consumer Decision
Model yang digunakan untuk mengetahui efektivitas iklan televisi Mizone,