sebagai variabel antara, apabila nilai R
2
CI lebih besar dari R
2
CP serta nilai R
2
CI lebih kecil dari R
2
IP. Koefisien determinasi yang diperoleh telah memenuhi syarat tersebut, sehingga dapat disimpulkan
bahwa niat beli I bertindak sebagai variabel antara kepercayaan konsumen C terhadap variabel pembelian nyata P.
Hasil yang serupa juga ditunjukkan pada hasil analisis regresi sederhana antara variabel sikap konsumen A terhadap variabel
pembelian nyata P melalui variabel niat beli I. Pada Tabel 12 diketahui koefisien determinasi yang diperoleh adalah R
2
AP sama dengan 0,460; R
2
AI sama dengan 0,428 dan R
2
IP sama dengan 0,745. Variabel niat beli I dapat dinyatakan sebagai variabel antara, apabila
nilai R
2
AI lebih besar daripada nilai R
2
AP. Koefisien determinasi yang diperoleh tidak memenuhi syarat tersebut karena R
2
AI lebih kecil daripada nilai R
2
AP , sehingga dapat disimpulkan bahwa niat beli I bukan bertindak sebagai variabel antara sikap konsumen A
terhadap variabel pembelian nyata P.
4.4.7 Hasil Analisis Consumer Decision Model CDM
Hasil analisis regresi linier yang dilakukan untuk seluruh mahasiswa
menunjukkan bahwa seluruh variabel mempunyai hubungan yang signifikan dengan keseluruhan nilai korelasi di atas
0,5. Variabel yang bertindak sebagai variabel antara dalam penelitian mengenai iklan minuman isotonik televisi Mizone ini adalah variabel
kepercayaan konsumen C, variabel sikap konsumen A, dan niat beli I.
Berdasarkan hasil analisis regresi dan pengaruh antara variabel untuk produk minuman isotonik Mizone, maka diketahui bahwa
variabel pesan iklan F mempunyai pengaruh langsung terhadap variabel pengenalan merek B, kepercayaan konsumen C, dan
variabel sikap konsumen A. Variabel pengenalan merek B memiliki pengaruh langsung terhadap dua variabel, yaitu variabel
kepercayaan konsumen C dan variabel sikap konsumen A. Variabel kepercayaan konsumen C dan variabel sikap konsumen A
tersebut, baik secara bersama-sama maupun secara parsial memiliki pengaruh langsung terhadap variabel niat beli I. Variabel niat beli I
memiliki pengaruh langsung terhadap pembelian nyata P. Dari hasil regresi menunjukkan bahwa variabel pengenalan merek B bukan
merupakan variabel antara sehingga variabel pesan iklan F tidak mempengaruhi variabel kepercayaan konsumen C secara tidak
langsung. Begitu pula dengan variabel pesan iklan F tidak mempengaruhi variabel sikap konsumen A secara tidak langsung,
karena variabel pengenalan merek B bukan sebagai variabel antara. Pesan iklan F memiliki pengaruh tidak langsung terhadap niat beli
I melalui dua variabel antara, yaitu variabel kepercayaan konsumen C dan variabel sikap konsumen A. Terakhir, kepercayaan
konsumen C memiliki pengaruh tidak langsung terhadap pembelian nyata melalui variabel antara, yaitu variabel niat beli I. Sedangkan
sikap konsumen A tidak mempengaruhi pembelian nyata P secara tidak langsung, karena niat beli I bukan sebagai variabel antara.
Variabel pengenalan merek B bukan merupakan variabel antara sehingga pesan iklan televisi Mizone versi “City” tidak dapat
mempengaruhi kepercayaan konsumen melalui pengenalan merek, akan tetapi konsumen memiliki kepercayaan secara langsung yang
dipengaruhi oleh iklan Mizone tersebut. Hal ini terjadi karena konsumen telah mengenal merek Mizone dari media informasi lain.
Ketika konsumen sudah memiliki kepercayaan yang membentuk suatu niat beli sehingga konsumen membeli minuman isotonik Mizone
berarti variabel kepercayaan konsumen C dapat mempengaruhi variabel pembelian nyata P melalui variabel niat beli I karena
variabel niat beli I merupakan variabel antara yang dapat dilihat pada Gambar 16. Dapat disimpulkan bahwa pada jalur ini iklan
televisi Mizone versi “City” dapat mempengaruhi pembelian nyata secara efektif melalui variabel kepercayaan merek dan niat beli.
Pesan iklan televisi Mizone tidak dapat mempengaruhi sikap konsumen A melalui pengenalan merek B secara tidak langsung
karena variabel pengenalan merek B bukan merupakan variabel antara. Akan tetapi pesan pada Iklan Mizone versi “City” dapat
mempengaruhi sikap konsumen secara langsung. Hal ini terjadi karena konsumen telah mengetahui merek Mizone dari media informasi lain.
Namun sikap konsumen tersebut tidak dapat membangun keinginan membeli minuman isotonik Mizone yaitu pembelian nyata P melalui
variabel niat beli I karena pada model ini variabel niat beli I bukan merupakan variabel antara. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada
jalur ini iklan televisi Mizone versi “City” tidak dapat mempengaruhi sampai konsumen membeli Mizone melalui jalur variabel sikap
konsumen dan niat beli. Berarti iklan televisi Mizone hanya dapat mempengaruhi sampai sikap konsumen saja. Hal ini dapat terjadi
karena konsumen telah mengenal merek Mizone dari media informasi lain, lalu konsumen hanya memiliki sikap tertarik pada iklan Mizone
nya saja tidak sampai membeli Mizone. Begitu pun dengan jingle iklannya yang menarik perhatian konsumen karena hangat didengar
sudah lebih dikenal oleh konsumen.
Gambar 16. Hasil Consumer Decision Model CDM untuk minuman isotonik Mizone
Pesan iklan yang ingin disampaikan oleh produsen minuman isotonik Mizone melalui iklan televisi versi “City” berpengaruh
terhadap variabel-variabel yang diukur pada Consumer Decision Model
sampai dengan variabel pembelian nyata seperti yang terlihat pada Gambar 16. Sehingga dapat dikatakan bahwa iklan televisi
minuman isotonik Mizone yang telah ditayangkan tersebut mampu
Berpengaruh secara langsung Tidak berpengaruh secara tidak langsung
F
A B
I C
P
mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan oleh produsen Mizone dengan efektif kepada konsumen melalui tiga variabel
perantara, yaitu variabel kepercayaan konsumen C, variabel sikap konsumen A dan niat beli I.
4.5. Analisis Korelasi Kanonik