Pengertian Ekspor Teori Penawaran Ekspor

2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS

2.1 Pengertian Ekspor

Ekspor adalah berbagai barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dijual ke luar negeri. Ekspor dapat diartikan suatu total penjualan barang yang dapat dihasilkan oleh suatu negara, kemudian diperdagangkan ke negara lain dengan tujuan mendapat devisa. Suatu negara dapat mengekspor suatu barang- barang yang dihasilkan ke negara lain yang tidak dapat menghasilkan barang- barang yang dihasilkan negara pengekspor Lipsey 1995.

2.2 Teori Penawaran Ekspor

Penawaran suatu komoditas baik berupa barang maupun jasa adalah jumlah yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen dalam suatu pasar pada tingkat harga dan waktu tertentu. Jumlah yang ditawarkan menunjuk pada arus penjualan yang terus menerus. Lebih lanjut menurut Salvatore 1997, volume ekspor suatu negara ditentukan oleh harga komoditas di pasar domestik, harga internasional, dan secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar, mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Menurut Lipsey 1995, faktor- faktor yang memengaruhi penawaran ekspor suatu komoditas yaitu : 1. Harga komoditas tersebut Harga sejumlah komoditas mempunyai hubungan yang positif dengan jumlah komoditas yang ditawarkan yaitu semakin tinggi harganya semakin besar pula jumlah komoditas yang ditawarkan, cateris paribus. Hal ini karena peningkatan harga komoditas menyebabkan peningkatan keuntungan yang akan memacu peningkatan produksi maupun penjualan hasil produksinya. 2. Harga komoditas lain: substitusi dan komplementer Perubahan harga komoditas substitusi akan memengaruhi jumlah penawaran pada komoditas yang bersangkutan. Peningkatan harga komoditas substitusi akan menyebabkan berkurangnya jumlah penawaran komoditas yang bersangkutan. Sedangkan perubahan harga komoditas kompelementer seperti peningkatan harga akan memengaruhi jumlah yang ditawarkan, yaitu meningkatnya jumlah penawaran komoditas yang bersangkutan. 3. Harga faktor produksi Harga faktor produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Perubahan harga faktor produksi akan memengaruhi keuntungan yang akan diperoleh perusahaan, jika harga faktor produksi naik, cateris paribus, maka keuntungan perusahaan berkurang sehingga perusahaan akan menurunkan produksinya dan jumlah yang ditawarkan. 4. Tingkat teknologi Teknologi berkorelasi positif dengan jumlah yang ditawarkan. Penggunaan teknologi baru mengakibatkan efisiensi waktu, tenaga, dan modal meningkat dimana peningkatan tersebut berasal dari peningkatan penerimaan dan penurunan biaya pada penggunaan faktor produksi yang sama, akibatnya produksi akan meningkat dan jumlah yang ditawarkan juga akan meningkat, cateris paribus. Tingkat teknologi dapat direpresentasikan dengan jumlah produksi yang dihasilkan, semakin meningkat jumlah yang diproduksi maka menggambarkan tingkat teknologi yang semakin meningkat. Ada 2 faktor tambahan yang dapat memengaruhi penawaran ekspor suatu komoditas ke suatu negara, yaitu : 1. Nilai tukar Nilai tukar berkorelasi positif terhadap penawaran ekspor suatu komoditas. Hal ini terjadi karena pada saat nilai tukar melemah terdepresiasi, secara teori harga produk dalam negeri relatif lebih mahal di pasar internasional. Saat nilai tukar terdepresiasi akan menyebabkan nilai rupiah meningkat sehingga harga ekspor akan meningkat bila dihitung dengan dolar. Hal ini akan menyebabkan margin nilai rupiah terhadap dolar akan semakin besar. Dorongan dari margin nilai rupiah yang semakin besar tersebut menyebabkan peningkatan volume penawaran ekspor, cateris paribus. 2. Pendapatan Kenaikan pendapatan akan menyebabkan jumlah komoditas yang diminta lebih banyak pada setiap harga tertentu. Pada penelitian ini, proxy pendapatan yang digunakan adalah PDB per kapita domestik per tahun, ketika PDB per kapita domestik negara pengekspor meningkat maka uang yang siap dibelanjakan masyarakat pun meningkat. Dengan asumsi kopi sebagai barang normal, peningkatan pendapatan menyebabkan masyarakat dapat meningkatkan konsumsinya. Peningkatan konsumsi masyarakat secara keseluruhan menyebabkan peningkatan permintaan terhadap suatu komoditas secara agregat. Hal ini menyebabkan penawaran terhadap ekspor menjadi berkurang, produsen akan mengalihkan penawaran ke dalam negeri karena dianggap lebih menguntungkan. Sebagai sebuah penawaran, maka ekspor suatu negara akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang memengaruhi penawaran negara pengekspor komoditas yang dihasilkan, yaitu tingkat teknologi yang direpresentasikan dengan produksi komoditas tersebut di negara pengekspor PROD, harga domestik di negara pengekspor PDOM, dan pendapatan negara pengekspor GDP. Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari negara pengekspor, ekspor suatu negara sebagai sebuah penawaran juga dipengaruhi oleh harga di pasar internasional PINT dan nilai tukar uang ER. Variabel buatan juga dimasukkan ke dalam model regresi data panel untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kondisi perekonomian internasional terhadap kegiatan ekspor, yaitu variabel dummy DEHP berupa kondisi perekonomian dalam masa perjanjian Early Harvest Programme EHP. Jumlah volume ekspor merupakan selisih antara jumlah penawaran ekspor dikurangi dengan konsumsi atau permintaan domestik negara yang bersangkutan. Secara matematis model ekspor suatu negara dapat ditulis ke dalam persamaan sebagai berikut : EX = Q s - Q d dimana : Q s = s PINT, ER , PROD, DEHP Q d = d GDP, PDOM sehingga secara keseluruhan fungsi ekspor dari sisi penawaran menjadi : EX = f PDOM, PINT, PROD, GDP, ER, DEHP dimana : Q s = Jumlah penawaran ekspor kopi Q d = Jumlah permintaan kopi domestik EX = Volume ekspor kopi Indonesia PDOM = Harga domestik riil kopi Indonesia PINT = Harga internasional riil komoditas kopi PROD = Produksi kopi Indonesia GDP = PDB per kapita Indonesia ER = Kurs Indonesia DEHP = Dummy kebijakan EHP

2.3 Hubungan Kebijakan Early Harvest Programme EHP terhadap Kurva