PDOM = Harga domestik riil kopi Indonesia PINT = Harga internasional riil komoditas kopi
PROD = Produksi kopi Indonesia GDP = PDB per kapita Indonesia
ER = Kurs Indonesia
DEHP = Dummy kebijakan EHP
2.3 Hubungan Kebijakan Early Harvest Programme EHP terhadap Kurva
Perdagangan Internasional
Pemberlakuan kebijakan EHP yang menghapuskan tarif impor mempunyai hubungan berbanding lurus terhadap penawaran ekspor kopi Indonesia. Hubungan
antara penghapusan tarif terhadap keseimbangan perdagangan internasional dapat dilihat pada Gambar 2.1.
PxPy Sc
Se P
1
Tarif A
P B
P
2
Dc
Dc
1
De Qe
1
Qe
3
Qe
4
Qe
2
0 Qc
2
Qc
1
Pasar Indonesia Negara Tujuan Ekspor
Sumber: Salvatore 1997.
Gambar 2.1 Analisis Keseimbangan Parsial atas Penghapusan Tarif pada Pemberlakuan Kebijakan Early Harvest Programme EHP
Pemberlakuan tarif impor menyebabkan harga kopi Indonesia di pasar negara tujuan ekspor yang awalnya P
menjadi P
1
, lebih mahal dari yang
seharusnya. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya permintaan kopi Indonesia yang menggeser kurva Dc
pada negara tujuan ekspor ke kiri bawah sebesar tarif impor, menjadi Dc
1
. Pergeseran kurva Dc mengakibatkan harga kopi dunia turun menjadi P
2
, sedangkan harga yang dibayar konsumen di negara tujuan ekspor menjadi P
1
. Pada kondisi ini, volume kopi yang dapat diekspor turun dari A Qe
1
- Qe
2
menjadi B Qe
3
-Qe
4
. Pada negara pengimpor pemberlakuan tarif impor menyebabkan
peningkatan harga produk, penurunan jumlah konsumsi dan volume impor, dan peningkatan penerimaan pemerintah yang berasal dari tarif impor. Di sisi lain,
bagi negara pengekspor pemberlakuan tarif impor menyebabkan volume ekspor menurun. Dengan kata lain, penghapusan tarif impor yang selama ini menjadi
salah satu penghambat perdagangan mendorong penurunan harga di negara tujuan ekspor. Harga kopi Indonesia yang semakin murah menjadi insentif tersendiri,
dimana permintaan konsumen di negara tujuan ekspor akan semakin bertambah seiring dengan semakin menurunnya tingkat keseimbangan harga.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan penulis sebagai referensi penelitian terbagi menjadi 3 kategori. Kategori pertama adalah penelitian terdahulu
mengenai ekspor kopi. Kategori kedua adalah penelitian terdahulu mengenai data panel, yaitu model yang digunakan dalam penelitian ini. Kategori yang terakhir
adalah mengenai perdagangan bebas ASEAN-China.
2.4.1 Ekspor Kopi
Analisis mengenai faktor-faktor yang memengaruhi penawaran ekspor kopi Indonesia pernah diteliti oleh Rosandi 2007 dengan menggunakan metode
ECM error correction model. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama periode tahun 1976 sampai 2005 penawaran ekspor kopi Indonesia dalam jangka
panjang secara signifikan dipengaruhi oleh produksi kopi dan pengaruhnya positif. Sedangkan konsumsi domestik kopi dan harga domestik kopi
memengaruhi penawaran ekspor kopi Indonesia secara signifikan dan pengaruhnya negatif. Harga ekspor kopi dan nilai tukar berpengaruh tidak
signifikan terhadap penawaran ekspor kopi Indonesia dalam jangka panjang. Penawaran ekspor kopi Indonesia dalam jangka pendek secara signifikan
dipengaruhi oleh produksi kopi dan harga domestik kopi setahun sebelumnya dan pengaruhnya positif. Sedangkan konsumsi domestik kopi, harga ekspor kopi tahun
sebelumnya, dan dummy krisis ekonomi memengaruhi penawaran ekspor kopi Indonesia secara signifikan dan pengaruhnya negatif. Dummy kebijakan
penghapusan kuota ekspor berpengaruh tidak signifikan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Widayanti 2009 yang menganalisis
ekspor kopi Indonesia periode tahun 1975 sampai 1997 menggunakan model persamaan simultan dalam bentuk double logaritma dengan metode two stage
least square 2SLS. Hasil penelitian ini dibagi menjadi 3, yaitu pertama faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap kuantitas ekspor kopi Indonesia. Faktor yang berhubungan positif adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan
penawaran kopi tahun sebelumnya. Harga ekspor kopi FOB berhubungan negatif dengan kuantitas ekspor, hal ini disebabkan mutu kopi Indonesia masih
rendah sehingga tidak memenuhi kualitas yang diminta konsumen luar negeri. Harga kopi dalam negeri berhubungan positif terhadap kuantitas ekspor
disebabkan permintaan kopi dalam negeri yang masih rendah. Kedua, faktor- faktor yang berpengaruh terhadap penawaran kopi dalam negeri. Faktor-faktornya
semua berhubungan positif yaitu harga kopi dalam negeri, tingkat teknologi, dan penawaran kopi setahun sebelumnya. Ketiga, faktor yang berpengaruh terhadap
permintaan kopi dalam negeri adalah tingkat pendapatan masyarakat.
2.4.2 Data Panel
Studi menggunakan metode data panel dilakukan oleh Mustika 2009 yang menganalisis daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran
ekspor televisi Indonesia ke Malaysia, Singapura, dan Thailand pada periode tahun 1996 sampai 2007. Penelitian ini didasari oleh tingginya peningkatan
produksi televisi domestik tetapi tidak diikuti oleh peningkatan yang tinggi dari nilai volume ekspornya, padahal Indonesia merupakan eksportir utama televisi
untuk wilayah ASEAN.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan semua variabel yaitu harga ekspor, harga domestik, produksi domestik, konsumsi
domestik, nilai tukar, lag ekspor, dan dummy krisis ekonomi berpengaruh nyata terhadap volume ekspor televisi Indonesia. Namun untuk pengujian setiap
variabel uji-t hanya terdapat 3 variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan yaitu harga ekspor, produksi domestik, dan lag ekspor. Sedangkan
untuk variabel harga domestik, konsumsi domestik, dan nilai tukar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor televisi Indonesia. Dari
hasil analisis regresi data panel untuk dummy krisis ekonomi menunjukkan bahwa volume penawaran ekspor televisi Indonesia ke Malaysia, Singapura, dan
Thailand sebelum dan sesudah terjadinya krisis ekonomi adalah berbeda secara signifikan. Sedangkan dari uji indeks Revealed Comparative Advantage RCA
menunjukkan bahwa komoditas televisi Indonesia cukup berdaya saing.
2.4.3 Perdagangan Bebas ASEAN-China
Penelitian oleh Veronika 2008 yang menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor wood Indonesia di China, Singapura, dan
Malaysia dalam skema ACFTA dengan menggunakan metode OLS Ordinary Least Square
. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap model permintaan ekspor wood Indonesia di China
yaitu harga ekspor riil, harga substitusi, dan nilai tukar riil rupiah terhadap yuan. Pada model permintaan ekspor wood Indonesia di Singapura variabel yang
berpengaruh nyata yaitu harga substitusi, GDP riil per kapita Singapura, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura. Sedangkan pada model permintaan ekspor
wood Indonesia di Malaysia variabel yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor
riil, GDP riil per kapita Malaysia, dan nilai tukar rupiah terhadap ringgit. Pemberlakuan program ACFTA yaitu normal track I dan II menyebabkan
penurunan permintaan ekspor wood Indonesia di China dan Malaysia, serta peningkatan permintaan ekspor wood Indonesia di Singapura.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ashiqin 2010 mengenai daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor CPO Indonesia dalam skema
ASEAN-China Free Trade Agreement ACFTA dengan menggunakan metode
data panel fixed effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan uji t- statistik dan uji-F pada taraf nyata 5 persen diketahui bahwa seluruh variabel
bebasnya yaitu harga riil CPO internasional, harga riil CPO domestik, harga riil minyak kedelai internasional, harga riil minyak bumi internasional, produksi CPO
domestik, nilai tukar rupiah terhadap dolar, serta lag ekspor berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor Indonesia ke China Malaysia, dan Singapura.
Untuk variabel dummy menunjukkan bahwa volume ekspor CPO Indonesia ke China, Malaysia, dan Singapura sebelum dan sesudah ACFTA berbeda secara
signifikan. Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis keunggulan komparatif dengan memperhitungkan nilai RCA yang menunjukkan bahwa secara umum
komoditas CPO Indonesia di pasar China, Malaysia, dan Singapura memiliki daya saing tinggi selama periode tahun 1994 sampai 2008, hal ini terlihat dari nilai
RCA yang lebih dari 1 RCA1.
2.4.4 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada variabel dependen dan independen yang digunakan, dummy kebijakan EHP,
serta fokus penelitian. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh pemberlakuan kebijakan EHP yang menghapuskan tarif impor dari komoditas kopi. Fokus
penelitian ini terletak pada dampak pemberlakuan EHP terhadap ekspor kopi Indonesia, serta langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasinya dengan
mengamati faktor-faktor yang memengaruhi penawaran ekspor.
2.5 Kerangka Pemikiran
Perdagangan antar negara merupakan suatu hal yang telah dipraktikkan sejak berabad-abad yang lalu. Berdasarkan teori-teori ekonomi beberapa ahli
ekonomi dapat disimpulkan bahwa perdagangan antar negara akan memberikan manfaat bagi kedua negara. Manfaat tersebut yang mendorong negara-negara di
dunia untuk menerapkan ekonomi terbuka melalui perdagangan internasional. Seiring dengan perkembangan ekonomi, trend perdagangan dunia telah
mengalami perubahan dengan diberlakukannya liberalisasi perdagangan. Blok- blok perdagangan kerjasama regional antar wilayah telah banyak terbentuk.
Indonesia sendiri saat ini tengah terlibat dalam suatu kawasan perdagangan bebas antar negara-negara di ASEAN dan China atau biasa disebut ACFTA ASEAN-
China Free Trade Agreement dengan kebijakan liberalisasi dini Early Harvest
Programme EHP yang mencakup komoditas kopi didalamnya.
Sejak diberlakukannya EHP, industri kopi Indonesia menghadapi peluang semakin besar untuk meningkatkan volume ekspornya, mengingat Indonesia
merupakan pengekspor kopi terbesar ke-4 di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Selain itu kopi juga merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan
Indonesia dengan sumbangan devisa yang cukup tinggi. Namun, pemberlakuan liberalisasi perdagangan di kawasan ASEAN-China menimbulkan tantangan yang
semakin besar karena Indonesia harus bersaing dengan negara eksportir kopi utama lainnya seperti Vietnam. Disisi lain, pemberlakuan EHP juga memberikan
kekhawatiran kopi Indonesia akan mengalir deras keluar karena ekspor tak terkendali. Sehingga hal tersebut dapat mengancam ketahanan pangan karena
jumlah pasokan dalam negeri akan semakin berkurang. Munculnya EHP sebagai salah satu kebijakan di kawasan perdagangan
bebas regional ASEAN-China, dalam rangka penghapusan hambatan tarif dan non-tarif diharapkan mampu mendorong peningkatan ekspor kopi Indonesia.
Dalam penerapannya, jadwal penghapusan tarif EHP untuk setiap negara tidak sama. Khusus untuk negara anggota baru ASEAN yaitu Kamboja, Laos,
Myanmar, dan Vietnam CLMV jadwal penghapusan hambatan tarif sampai 0 persen waktunya lebih lama, sehingga negara CLMV ini tidak dimasukkan ke
dalam model penelitian. Faktor-faktor yang diduga memengaruhi ekspor kopi Indonesia ke
ASEAN-China yaitu produksi domestik, harga domestik, harga internasional, GDP per kapita pendapatan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dan
dummy kebijakan EHP. Faktor-faktor tersebut serta dampaknya dalam skema EHP
dianalisis dengan menggunakan metode regresi data panel statis. Metode ini merupakan kombinasi antara data time series dan data cross section dengan
rentang waktu 13 tahun selama periode tahun 1999 sampai 2011 dengan negara tujuan ekspor kopi Indonesia ke China, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand. Pada akhirnya penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan bagi pemerintah maupun para produsen kopi Indonesia dalam mengambil kebijakan terkait dengan ekspor kopi ke negara importir, khususnya di
kawasan perdagangan bebas ASEAN-China. Gambaran secara skematis kerangka operasional pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Keterangan :
= Alur penelitian
=
Ruang lingkup penelitian
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Komoditas kopi
Indonesia Faktor-faktor:
Harga domestik riil
Harga Internasional
riil Produksi
domestik GDP per kapita
Indonesia Kurs Indonesia
Dummy EHP Perdagangan
internasional
Faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kopi Indonesia ke wilayah ASEAN-China dalam
skema Early Harvest Programme EHP Early Harvest
Programme
Ekspor kopi Indonesia ke negara - negara di kawasan
perdagangan bebas ASEAN-China
Ekonomi terbuka
Perumusan model dan analisis regresi data panel
Saran dan rekomendasi kebijakan
2.6 Hipotesis Penelitian