Data Panel Perdagangan Bebas ASEAN-China

signifikan terhadap penawaran ekspor kopi Indonesia dalam jangka panjang. Penawaran ekspor kopi Indonesia dalam jangka pendek secara signifikan dipengaruhi oleh produksi kopi dan harga domestik kopi setahun sebelumnya dan pengaruhnya positif. Sedangkan konsumsi domestik kopi, harga ekspor kopi tahun sebelumnya, dan dummy krisis ekonomi memengaruhi penawaran ekspor kopi Indonesia secara signifikan dan pengaruhnya negatif. Dummy kebijakan penghapusan kuota ekspor berpengaruh tidak signifikan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Widayanti 2009 yang menganalisis ekspor kopi Indonesia periode tahun 1975 sampai 1997 menggunakan model persamaan simultan dalam bentuk double logaritma dengan metode two stage least square 2SLS. Hasil penelitian ini dibagi menjadi 3, yaitu pertama faktor- faktor yang berpengaruh terhadap kuantitas ekspor kopi Indonesia. Faktor yang berhubungan positif adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan penawaran kopi tahun sebelumnya. Harga ekspor kopi FOB berhubungan negatif dengan kuantitas ekspor, hal ini disebabkan mutu kopi Indonesia masih rendah sehingga tidak memenuhi kualitas yang diminta konsumen luar negeri. Harga kopi dalam negeri berhubungan positif terhadap kuantitas ekspor disebabkan permintaan kopi dalam negeri yang masih rendah. Kedua, faktor- faktor yang berpengaruh terhadap penawaran kopi dalam negeri. Faktor-faktornya semua berhubungan positif yaitu harga kopi dalam negeri, tingkat teknologi, dan penawaran kopi setahun sebelumnya. Ketiga, faktor yang berpengaruh terhadap permintaan kopi dalam negeri adalah tingkat pendapatan masyarakat.

2.4.2 Data Panel

Studi menggunakan metode data panel dilakukan oleh Mustika 2009 yang menganalisis daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran ekspor televisi Indonesia ke Malaysia, Singapura, dan Thailand pada periode tahun 1996 sampai 2007. Penelitian ini didasari oleh tingginya peningkatan produksi televisi domestik tetapi tidak diikuti oleh peningkatan yang tinggi dari nilai volume ekspornya, padahal Indonesia merupakan eksportir utama televisi untuk wilayah ASEAN. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan semua variabel yaitu harga ekspor, harga domestik, produksi domestik, konsumsi domestik, nilai tukar, lag ekspor, dan dummy krisis ekonomi berpengaruh nyata terhadap volume ekspor televisi Indonesia. Namun untuk pengujian setiap variabel uji-t hanya terdapat 3 variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan yaitu harga ekspor, produksi domestik, dan lag ekspor. Sedangkan untuk variabel harga domestik, konsumsi domestik, dan nilai tukar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor televisi Indonesia. Dari hasil analisis regresi data panel untuk dummy krisis ekonomi menunjukkan bahwa volume penawaran ekspor televisi Indonesia ke Malaysia, Singapura, dan Thailand sebelum dan sesudah terjadinya krisis ekonomi adalah berbeda secara signifikan. Sedangkan dari uji indeks Revealed Comparative Advantage RCA menunjukkan bahwa komoditas televisi Indonesia cukup berdaya saing.

2.4.3 Perdagangan Bebas ASEAN-China

Penelitian oleh Veronika 2008 yang menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor wood Indonesia di China, Singapura, dan Malaysia dalam skema ACFTA dengan menggunakan metode OLS Ordinary Least Square . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap model permintaan ekspor wood Indonesia di China yaitu harga ekspor riil, harga substitusi, dan nilai tukar riil rupiah terhadap yuan. Pada model permintaan ekspor wood Indonesia di Singapura variabel yang berpengaruh nyata yaitu harga substitusi, GDP riil per kapita Singapura, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura. Sedangkan pada model permintaan ekspor wood Indonesia di Malaysia variabel yang berpengaruh nyata yaitu harga ekspor riil, GDP riil per kapita Malaysia, dan nilai tukar rupiah terhadap ringgit. Pemberlakuan program ACFTA yaitu normal track I dan II menyebabkan penurunan permintaan ekspor wood Indonesia di China dan Malaysia, serta peningkatan permintaan ekspor wood Indonesia di Singapura. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ashiqin 2010 mengenai daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor CPO Indonesia dalam skema ASEAN-China Free Trade Agreement ACFTA dengan menggunakan metode data panel fixed effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan uji t- statistik dan uji-F pada taraf nyata 5 persen diketahui bahwa seluruh variabel bebasnya yaitu harga riil CPO internasional, harga riil CPO domestik, harga riil minyak kedelai internasional, harga riil minyak bumi internasional, produksi CPO domestik, nilai tukar rupiah terhadap dolar, serta lag ekspor berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor Indonesia ke China Malaysia, dan Singapura. Untuk variabel dummy menunjukkan bahwa volume ekspor CPO Indonesia ke China, Malaysia, dan Singapura sebelum dan sesudah ACFTA berbeda secara signifikan. Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis keunggulan komparatif dengan memperhitungkan nilai RCA yang menunjukkan bahwa secara umum komoditas CPO Indonesia di pasar China, Malaysia, dan Singapura memiliki daya saing tinggi selama periode tahun 1994 sampai 2008, hal ini terlihat dari nilai RCA yang lebih dari 1 RCA1.

2.4.4 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu