48 6.
Memberikan penyuluhan dan bimbingan serta pengawasan terhadap plasma di lapangan.
b. Plasma berkewajiban :
1. Mengikuti dan melaksanakan program kerja dan teknis budidaya yang
diberikan oleh inti. 2.
Menjual hasil produksinya kepada inti dengan harga yang telah ditentukan 3.
Menyelesaikan pinjaman dengan jangka waktu maksimal 3 bulan dari mulai pengambilan sarana produksi.
5.5.2. Teknis dan Teknologi Produksi
A. Produksi Sayuran
PT Saung Mirwan dalam melaksanakan kegiatan produksi sayuran segar melalui beberapa tahapan, dimulai dari kegiatan pengadaan bahan baku sayuran
dan bahan baku penolong lainnya misalnya kemasan yang akan digunakan. Kemudian dilakukan penanganan pertama terhadap bahan baku berupa sayuran
yang sudah dipanen, pengangkutan ke lokasi perusahaan, penerimaan bahan baku, sortasi, pengemasan, penyimpanan, dan pendistibusian ke pelanggan sesuai jadwal
yang telah disusun. B.
Proses Produksi Bunga Krisan, Kalandiva, Kalanchoe dan Kastuba Secara umum proses produksi yang dilakukan di PT Saung Mirwan sama
untuk produk yang diusahakan. Beberapa tahapan penting yang dilakukan oleh PT Saung Mirwan dalam memproduksi komoditas bunga yang diusahakan meliputi
kegiatan di bawah ini: 1.
Pembibitan Bunga Proses produksi pembibitan bunga terdiri dari dua tahapan yaitu proses
produksi pada lahan tanaman induk mother plant yang meliputi persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca
panen, serta proses produksi di ruangan propagation yang meliputi pemberian zat perangsang pertumbuhan akar, persiapan media tanam, penanaman, pemeliharaan,
panen dan pascapanen.
49 a.
Budidaya Tanaman Induk mother plant Tanaman induk berasal dari stek pucuk yang memiliki pertumbuhan dan
perakaran yang sehat dan kuat. Ketepatan dalam memilih tanaman induk yang baik sangat penting karena berpengaruh pada hasil produksi. Pada tahap awal,
bibit terlebih dahulu ditanam di tempat pembibitan nursery untuk diakarkan selama dua minggu. Setelah itu bibit akan ditanam di lahan yang digunakan
khusus sebagai media tanam untuk tanaman induk mother plant. Mother plant berfungsi untuk memproduksi bagian vegetatif tanaman sebanyak mungkin
sebagai perbanyakan stek-stek untuk bibit. Stek yang diambil dari tunas mother plant
adalah sebanyak 2-3 tunas sepanjang 5-6 cm kemudian disisakan sepasang daun untuk tunas berikutnya. Mother plant digunakan sampai umur produksi 3
bulan setelah itu diafkir. Berikut akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan di lahan
mother plant , antara lain :
1. Persiapan Lahan
Pada lahan yang akan ditanami, dua minggu sebelumnya harus distrelilkan terlebih dahulu dan dilakukan pengukuran pH tanah dengan menggunakan alat
pengukur pH tanah. Perbaikan pH dapat dilakukan dengan menabur dolomit sesuai dengan pH yang dibutuhkan. Pada umumnya pH yang cocok untuk
budidaya tanaman krisan yaitu 5,5-6,7. Setelah pengukuran pH tanah, berikutnya dilakukan pembersihan rumput dan tanaman sisa, perataan lahan dan penanaman.
Pada tahap penanaman, lahan yang akan digunakan terlebih dahulu disiram hingga benar-benar basah 10 liter air per meter persegi. Penanaman dilakukan
dengan cara membuat lubang tanam dengan kedalaman 2-3 cm dan sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar keadaan bibit masih segar dan batangnya masih
segar. Bibit yang digunakan adalah bibit yang sudah berakar yang telah diseleksi dan bebas dari hama penyakit tanaman yang diperoleh dari bibit yang diimpor
atau bibit yang berasal dari stek induk utama yang telah diakarkan. Penanaman bibit dilakukan tidak terlalu dalam untuk menghindari terkena
busuk pangkal batang, kemudian setelah itu tanaman ditutup dengan tanah sebatas leher akar untuk selanjutnya tanah disiram kembali agar bibit bias terikat oleh
tanah serta tidak rebah.
50 2.
Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman induk krisan terdiri
dari penyiraman, pemupukan, pembersihan gulma, penopingan pemotesan cabang muda, pemangkasan batang dan perlakuan long day. Berikut akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai kegiatan pemeliharaan: 3.
Penyiraman Penyiraman dilakukan dengan tujuan agar kondisi tanah terjaga
kelembabannnya. Pada awal penanaman, bibit baru tersebut disiram dengan menggunakan air murni. Penyiraman dilakukan setiap hari dengan menggunakan
overhead irrigation pada volume 15 liter per meter persegi selama satu minggu
dalam waktu sekitar 15 menit. Setelah tanaman berumur lebih dari satu minggu, penyiraman dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam seminggu dan sudah mulai
diberikan nutrisi menggunakan selang membran berpori-pori dengan volume 15 liter per meter persegi. Pemberian nutrisi melalui drip atas dilakukan bersama-
sama dengan penyiraman perbandingan tujuh banding tiga untuk air dan nutrisi selama umur tanaman lima minggu dan setelah itu penyiraman hanya dengan
menggunakan via flow. 4. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu dengan menggunakan pupuk CaNO3, KNO3, MgSO4, Borak dan Urea.
5. Pembersihan gulma penyiangan Pada tanaman induk diantara pertanaman biasanya ditumbuhi gulma atau
rumput yang harus segera mungkin dibersihkan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman induk. Penyiangan dilakukan seminggu sekali pada minggu
ketiga setelah tanam dan dilakukan secara langsung menggunakan tangan. 6. Penopingan dan pemangkasan batang
Tanaman induk yang sudah berumur dua minggu dan sudah mulai tumbuh cabang baru dapat dilakukan penopingan atau pemotesan pucuk muda dengan
meninggalkan sekitar enam helai daun bawah. Hal ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru yang dapat tumbuh dengan baik dan
banyak. Masa vegetatif tanaman adalah lima minggu dengan umur produktif sekitar lima belas minggu.
51 Pemangkasan batang dilakukan setelah usia produktif, karena biasanya pada
sisa-sisa hasil pemotesan pucuk akan terdapat tangkai-tangkai yang membuat tanaman menjadi tidak rapi. Tangkai sisa yang sudah tidak diperlukan lagi akan
dipotong dengan menggunakan gunting agar penanaman tetap terlihat rapi dan tumbuh dengan baik serta akan memudahkan dalam perawatan selanjutnya.
7. Perlakuan Long day Pemeliharaan tanaman induk dilakukan intensif dalam kondisi lingkungan
berhari panjang 14 jam per hari sehingga untuk daerah yang memiliki hari panjang kurang dari 14 jam, secara mutlak harus melakukan penambahan lampu
untuk penyinaran pada malam hari. Daerah tropis seperti Indonesia memiliki panjang hari sekitar 12 jam, sehingga perlu ditambahkan penyinaran lampu sekitar
lima jam per malam mulai pukul 21.00-03.00. Daya lampu yang digunakan antara 100-150 Watt. Cara menyalakan lampu digunakan metode siklik yaitu dengan
memberikan pencahayaan secara bergantian, 10 menit menyala lalu dimatikan selama 15 menit kemudian menyala kembali selama 10 menit demikian
seterusnya hingga sekitar lima jam. Pencahayaan dilakukan selama masa periode tanam. Pengawasan terhadap penyinaran cahaya lampu harus diperhatikan karena
intensitas cahaya rendah akan mengakibatkan inisiasi pembentukan bunga awal atau kelainan pada bentuk daun stek yang dihasilkan. Untuk itu, jika terjadi
penyinaran cahaya terganggu maka harus dilakukan perbaikan sesegera mungkin. 8. Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman yang baik adalah tanaman yang terbebas dari hama dan penyakit. Hama dan penyakit tanaman HPT merupakan faktor eksternal yang sangat
mempengaruhi kualitas dan produktivitas tanaman. Serangan HPT sangat merugikan tanaman. Tanpa pengendalian yang cepat dan tepat produksi bisa
hancur. Oleh karena itu dalam proses pengendalian HPT diperlukan pengamatan secara rutin untuk mengetahui gejala dini sebelum menyebar pada skala luas.
Program pengendalian HPT yang baik adalah menerapkan teknik pengendalian hama terpadu, baik secara kultur teknis, mekanis, biologi dan kimiawi.
Langkah awal untuk mengurangi serangan HPT adalah memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi tanaman seperti pengolahan tanah yang baik
dan pemberian unsur hara yang cukup. Hal ini dilakukan supaya tanaman tumbuh
52 dengan baik. Pengendalian hama dan penyakit pada PT Saung Mirwan juga
dilakukan secara mekanis yaitu menutup tanaman dengan insect screen sehingga hama tidak bisa masuk atau membuat perangkap-perangkap untuk mengurangi
populasi. Langkah terakhir upaya pengendalian hama yang diterapkan di PT Saung Mirwan adalah menggunakan pestisida untuk menekan populasi hama dan
serangan penyakit. Pemakaian pestisida dilakukan dua hari sekali pada pagi hari dengan menggunakan pompa sprayer.
9. Panen dan Pascapanen Kegiatan panen pada tanaman induk krisan merupakan pemangkasan
cutting pucuk tanaman yang akan digunakan sebagai stek. Pemanenan cabang
atau cutting dilakukan dengan menggunakan pisau khusus yang ukurannya telah disesuaikan. Tujuannya agar pada saat kegiatan cutting cabang yang dipanen
memiliki keseragaman tinggi batang 5,2 cm sehingga kegiatan panen cutting mother plant
jadi lebih mudah. Kegiatan pemanenan dapat dilakukan pada saat usia produktif yakni pada
saat tanaman berusia lima minggu hingga 15 minggu. Setiap tanaman induk dapat menghasilkan sekitar delapan stek hasil cutting perbulan, sehingga selama masa
produktif tanaman dapat menghasilkan sekitar 32 stek hasil cutting. Hasil panen berupa cutting motherplant tersebut dimasukkan ke dalam bungkus plastik. Satu
bungkus plastik berisi 52 cutting dan disusun dalam krat keranjang untuk dibawa ke ruang kontrol. Selanjutnya, akan dilakukan quality control untuk melihat
kualitas dan keseragaman dalam ukuran hasil cutting setelah itu baru disimpan ke ruang propagation. Untuk hasil cutting motherplant ekspor langsung dibawa ke
ruang seleksi khusus untuk ekspor. Kemudian dilakukan quality control sebelum disimpan di dalam cooling room. Untuk pengiriman hasil cutting mother plant
yang akan diekspor ke Jepang akan dilaksanakan kembali seleksi dan diperiksa untuk menjamin kualitasnya.
Setelah melalui proses kontrol, hasil panen berupa cutting mother plant tersebut dibawa ke ruang propagation yaitu ruangan untuk melakukan kegiatan
pembiakan atau pengakaran bibit. Ruangan propagation merupakan bangunan rumah plastik berkerangka kayu yang dilengkapi dengan kasa nyamuk berwarna
hijau dan shading net sebagai pengatur cahaya yang masuk serta berlantaikan
53 semen. Ruangan propagation dilengkapi dengan bench atau meja-meja untuk
persemaian. Selain itu juga terdapat perlengkapan peralatan pengairan berupa nozzle
yang dipasang di atas ruangan untuk proses pengkabutan. Hasil cutting mother plant
yang belum berakar sebagian disimpan untuk stok dan sebagian lagi diproses untuk disemai di ruang propagation. Setiap minggunya terdapat rencana
tanam yang telah disusun sesuai kebutuhan. Hasil cutting untuk stok disimpan di cooling room
lemari pendingin berupa kontainer yang di dalamnya terdapat rak- rak stainless steel untuk menyimpan box berisi hasil cutting dan lama
penyimpanan kurang lebih 16 hari.
2 Produksi Bunga Krisan, Kalandiva, Kalanchoe dan Kastuba Pot
Produksi bunga krisan pot menggunakan bibit yang berasal dari produksi sendiri, yakni dari hasil kegiatan panen bibit krisan di ruang propagation.
Mekanisme kerja pada bagian produksi bunga pot, yakni kepala bagian produksi menyusun rencana produksi selama satu bulan. Namun sebelumnya kepala bagian
produksi telah berkoordinasi dengan bagian sales karena rencana produksi yang disusun juga mengacu kepada rencana penjualan yang disusun oleh sales. Untuk
sistem budidaya yang digunakan dalam proses produksi bunga krisan adalah tehnik budidaya secara hidroponik dengan irigasi tetes dan ebb and flow.
Pada proses produksi bunga krisan pot terdapat kegiatan yang harus dilakukan diantaranya pengisian pot, penanaman, penopingan, pemindahan bunga
dan lainnya. Kegiatan tersebut diatur sesuai jadwal untuk dilakukan dalam satu minggunya, sebagai contoh untuk kegiatan penanaman dilakukan pada hari Senin
dan Kamis. Berikut akan dijelaskan mengenai proses produksi bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba pot.
a. Pengisian Pot
Kegiatan pengisian pot dilakukan sebelum penanaman. Jumlah pot yang diisi biasanya disesuaikan dengan rencana tanam yang telah disusun. Kepala
bagian produksi membuat jumlah kebutuhan pot yang akan digunakan, kemudian diserahkan ke bagian pengadaan. Media tanam yang digunakan adalah media
tanam bekas yang dipakai dalam persemaian bibit di ruangan propagation yakni arang sekam, serabut kelapa, tanah gambut feat moss yang sebelumnya sudah
54 disterilisasi. Perbandingan media tanam sekam: serabut kelapa: feat moss adalah
2:1:1. Pot yang digunakan adalah pot dengan diameter 15 cm untuk krisan dan kastuba sedangkan untuk kalandiva dan kalanchoe menggunakan pot dengan
diameter 13 cm. b.
Penanaman Kegiatan penanaman krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba pot
dilakukan dua kali seminggu, yakni hari Senin dan Kamis. Bibit yang digunakan adalah bibit hasil panen dari propagation. Sebelumnya pot yang telah berisi
media tanam tersebut dilubangi sedalam 3-4 cm. Untuk krisan setiap satu pot dibuat lima lubang, karena dalam satu pot tersebut akan ditanam lima bibit krisan
dengan varietas yang sama. Sebelum bibit ditanam, pekerja terlebih dulu memilih bibit untuk melihat keseragaman ukuran dan kualitas dari bibit tersebut. Bibit
bunga yang kira-kira memiliki keseragaman akan disatukan dan ditanam dalam satu pot, hal ini dilakukan dengan harapan ketika bunga tumbuh maka akan
kelihatan bagus. Jika terdapat bibit yang rusak karena proses penyimpanan, maka bibit tersebut tidak layak untuk digunakan misalnya bibit terlalu layu atau
batangnya patah dan daun yang tersisa sedikit. Terdapat perbedaan jarak tanamn untuk komoditas bunga yang diusahakan. Jarak tanaman disesuaikan dengan
ukuran bunga tersebut pada saat dipanen. Jarak tanam untuk bunga krisan adalah 10x10 cm, bunga kalandiva dan kalanchoe adalah 15 x15 cm sedangkan untuk
bunga kastuba 25x25cm. c.
Pemeliharaan Pada proses produksi bunga perlu diperhatikan mengenai perihal
pemeliharaannya, hal ini bertujuan agar bunga dapat tumbuh dengan baik. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, penopingan dan
pemeliharaan. Penyiraman dengan cara ini dilakukan pada krisan, kalandiva, kalanchoe
dan kastuba pot yang telah berumur lima minggu. Penyiraman dilakukan pagi hari selama kira-kira lima belas menit sampai setengah jam untuk masing-masing pot.
Penyiraman tersebut tidak hanya air saja namun telah dicampur dengan zat nutrisi dan pupuk. Untuk krisan pot yang diletakan di atas bench, penyiraman dilakukan
dengan cara irigasi ebb and flow, yakni air yang telah dicampur nutrisi dan pupuk
55 akan dipompa dari mesin irigasi agar mengalir melalui pipa yang tersambung
dengan bench. Setelah krisan berumur enam minggu dapat dilakukan kegiatan pewiwilan
disbudding. Pewiwilan adalah perompesan bakal bunga secara manual dengan menggunakan tangan, hal ini dilakukan untuk membentuk tipe bunga yang akan
tumbuh agar lebih baik karena dalam satu tangkai tumbuhnya bakal bunga tidak serempak. Pewiwilan dilakukan tergantung dari tipe bunga, yakni tipe spray atau
tipe standar. Untuk tipe spray, dalam satu tangkai terdapat empat atau lebih dari satu bakal bunga, sedangkan tipe standar dalam satu tangkai hanya terdapat satu
bakal bunga. Tipe standar ataupun tipe spray tergantung dari varietas jenis bunga krisan.
d. Pemupukan
Hasil pemupukan yang lebih efektif dan efesien tergantung pada alat pemupukan yang digunakan. Pada bunga krisan pot, pemberian pupuk dilakukan
melalui sistem irigasi ebb and flow. Berbeda halnya dengan kalandiva, kalanchoe dan kastuba. Pemberian air dan pupuk dilakukan secara manual.
e. Pengendalian Hama dan Penyakit
Bunga krisan pot yang berkualitas merupakan bunga yang bebas dari serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, kegiatan pengendalian hama dan
penyakit perlu dilakukan selama proses budidaya. Pengendalian hama dan penyakit terdiri dari dua perlakuan yang disesuaikan dengan umur bunga krisan
pot. Untuk bunga krisan pot yang masih berumur kurang dari dua minggu maka pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan hanya dengan cara mekanis
tanpa menggunakan pestisida, karena tanaman masih bersifat sensitif. Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan adalah dengan pemakaian Insect
Adhesive Treatment Paper IATP, yaitu kertas berwarna kuning yang dilapisi
bahan perekat dan dicampur dengan bau-bauan penarik serangga. Selain itu juga untuk antisipasi di sekitar ruang persemaian di pasang kasa nyamuk berwarna
hijau. Untuk bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba pot yang telah
berumur dua minggu lebih, pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan
56 penyemprotan pestisida. Penyemprotan ini rutin dilakukan 2 hari sekali pada pagi
hari. Hama dan penyakit yang menyerang bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan
kastuba berubah-ubah sesuai dengan perubahan misim, sehingga pengendaliannya juga mengikuti pola musim yang terjadi. Hama dan penyakit yang menyerang
krisan lebih banyak dibandingkan dengan kalandiva, kalanchoe dan kastuba. Adapun hama dan penyakit yang menuyerang bunga krisan antara lain:
1. Leaf Miner
Liriomyza sp. Leaf miner
merupakan hama pada bunga krisan yang hamper selalu ada sepanjang tahun. Hama ini merusak tanaman dengan cara menggorok daun
sehingga terlihat transparan dan cepat menjadi kering. Populasi hama ini akan meningkat jika memasuki musim kemarau.
2. Aphids
Hama ini akan merusak kualitas bunga krisan. Aphids akan mengeluarkan embun madu pada daun krisan dan bila terkena debu maka debu tersebut akan
menempel pada daun tersebut sehingga daun menjadi hitam. Selain itu embun madu tersebut akan mengundang tumbuhnya jamur yang dapat merusak bunga
krisan. 3.
Thrips Thrips
menyerang pucuk tanaman krisan yang masih dalam fase pertumbuhan vegetatif dan daun pucuk tanaman pada fase ini masih menutup.
Hama ini juga berbahaya bila masuk ke dalam bunga yang masih kuncup karena pengendalaiannya sulit sehingga bunga bisa layu dan kering.
4. Ulat
Ulat yang menyerang bunga krisan ada dua jenis yaitu ulat penggerek daun dan ulat penggulung daun. Ulat penggulung menyerang pucuk tanaman krisan
yang masih muda sedangkan ulat penggerek daun menyerang daun-daun krisan yang tua. Serangan hama ini akan meningkat jika terjadi hujan dan panas secara
bergantian. 5.
White Rust White rust
adalah penyakit yang serng menyerang di musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu jamur yang penyebarannya cepat karena
57 sporanya bisa terbawa oleh angin, air atau benda-benda lain yang menempel pada
spora tersebut. Penyebaran jamur ini sangat cepat bila kelembaban udara tinggi. Oleh karena itu teknik penyiraman harus benar untuk mencegah penyebaran white
rust. Jenis hama dan penyakit yang menyerang kalandiva dan kalanchoe antara
lain mildew jamur dan aphids ulat. Bunga kastuba sering diserang hama dan penyakit seperti kupu-kupu putih dan jamur. Umumnya serangan hama meningkat
memasuki musim kemarau sedangkan penyakit meningkat pada musim hujan. f.
Panen dan Pascapanen Waktu panen pada bunga krisan pot berbeda–beda tergantung dari jenis
varietasnya. Untuk varietas 148, 218, 306, 151, 120, 374 waktu panen berumur sekitar 8-9 minggu. Untuk varietas 133, 140, 136, 179, 213, 240, 242, 211, 08,
373 waktu panen berumur sekitar 10-11 minggu. Untuk varietas 112 waktu panen berumur sekitar 11-12 minggu. Waktu panen kalandiva dan kalanchoe adalah 16-
17 minggu sedangkan kastuba waktu panennya 14-15 minggu. Ukuran normal ideal tanaman krisan pot adalah antara 3-35 cm tingginya
dari permukaan pot. Tanaman krisan pot yang telah tiba waktu panennya, kemudian akan dipindahkan ke demplot. Pemindahan tanaman krisan pot
dilakukan dengan menggunakan krat yang diangkut dengan mobil pick-up.
5.6. Pemasaran