Metode Analisis Risiko TINJAUAN PUSTAKA

13 operasional adalah faktor penyakit, cuaca, mortalitas dan kerusakan pada peralatan teknis. Sumber risiko pasar pada pembenihan udang vannamei adalah fluktuasi harga induk, fluktuasi harga pakan dan fluktuasi harga benih. Diinjau dari segi non-teknis sumber-sumber risiko pasar pada usaha pertanian mencakup fluktuasi harga input dan output. Sementara itu Firmansyah 2009 dalam penelitiannya tentang risiko portofolio pemasaran sayur organik pada perusahaan Permata Hati Organic Farm mengungkapkan ketidakpastian pesanan merupakan sumber utama risiko pasar yang dihadapi perusahaan. Hal yang sama juga ditemukan Sari 2009 yang meneliti tentang risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia. Hasil analisis risiko harga pada kedua komoditas tersebut menunjukkan bahwa fluktuasi harga tidak terlepas dari pengaruh permintaan dan penawaran di pasar. Harga cabai merah biasanya naik pada akhir tahun dimana banyak perayaan hari-hari besar keagamaan sepert lebaran, natal dan tahun baru. Harga rendah terjadi pada bulan-bulan Mei hingga Agustus dimana pada saat tersebut terjadi oversupply diakibatkan adanya panen serentak lahan pertanian cabai Indonesia. Dari penelitian-penelitian terdahulu diperoleh variabel-variabel yang menjadi sumber-sumber risiko yaitu faktor cuaca, hama dan penyakit, kerusakan teknismekanis, efektivitas penggunaan input, harga bibit komoditas serta harga jual komoditas. Variabel-variabel tersebut juga diduga menjadi sumber risiko pada pengusahaan bunga yang diteliti dalam penelitian ini.

2.2. Metode Analisis Risiko

Pengukuran risiko dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis seperti Variance, Standard Deviation dan Coefficient Variation Elton dan Gruber 1995. Ketiga ukuran tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai variance sebagai penentu ukuran yang lainnya. Semakin kecil nilai ketiga indikator tersebut mencerminkan semakin rendah risiko yang dihadapi. Ketiga metode analisis risiko ini digunakan dalam penelitian Ginting 2009 tentang Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada Usaha Cempaka Baru di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor menggunakan expected return. Metode penilaian yang sama juga dilakukan oleh Wisdya 2009 yaitu koefisisen variasi 14 coefficient variation, ragam variance dan simpangan baku standard deviation pada penelitiannya tentang Analisis Risiko Anggrek Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora di Cikampek, Jawa Barat. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian Utami 2009 risiko produksi bawang merah sama dengan yang dilakukan oleh Ginting dan Wisdya yaitu menggunakan Variance, Standard deviation dan Coefficient Variation. Utami menambah alat analisis pada penelitiannya yaitu mempergunakan analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis penawaran. Berbeda halnya dengan penelitian Lestari 2009 tentang risiko dalam usaha pembenihan udang Vannamei Litopenaus vannamei. Metode analisisnya adalah mengidentisikasi sumber risiko yang dihadapi perusahaan, mengklasifikasi sumber risiko ke dalam peta risiko dan mengidentifikasi strategi penanganan risiko yang dihadapi perusahaan. Metode penelitian yang digunakan oleh Lestari ini menghasilkan sumber-sumber risiko secara spesifik dalam pengusahaan udang Vannamei. Pengukuran probabilitas dilakukan dengan analisis nilai standar analisis z-score. Pengukuran dampak risiko dilakukan dengan menggunakan analisis Value at Risk VaR. Metode analisis risiko yang digunakan oleh Firmansyah 2009 dalam penelitiannya tentang risiko portofolio pemasaran sayuran organik menggunakan single-index portofolio dengan bantuan software SPSS. Metode penelitian yang berbeda dari metode penelitian yang diuraikan sebelumnya diperkenalkan oleh Sari 2009 yang meneliti risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar. Metode analisis risiko yang digunakan adalah model ARCH GARCH dan perhitungan VaR Value at Risk.

2.3. Strategi Pengelolaan Risiko