Sumber-Sumber Risiko TINJAUAN PUSTAKA

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sumber-Sumber Risiko

Sumber-sumber penyebab risiko pada usaha produksi pertanian sebagian besar disebabkan faktor-faktor teknis seperti perubahan suhu, hama dan penyakit, penggunaan input serta kesalahan teknis human error dari tenaga kerja. Sumber- sumber risiko tersebut merupakan sumber risiko teknis produksi. Dilihat dari segi non-teknis sumber-sumber risiko pada usaha pertanian digolongkan pada risiko pasar yang mencakup fluktuasi harga input dan output. Risiko yang terkait dengan produksi pertanian umumnya relatif lebih besar dibandingkan dengan industri lainnya. Ditinjau dari usaha peternakan risiko produksi merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil peternakan. Sebagai contoh, frekuensi hujan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat merusak tanaman, membuat ternak sakit, dan kerusakan lahan. Perubahan suhu udara yang drastis dapat mengakibatkan dampak besar pada ternak sepanjang tahun dan khususnya selama berkembang biak dan pada proses melahirkan. Adanya penyakit dapat mempengaruhi jumlah hewan pada bobot penyapihan dan jumlah ternak saat dipanen. Semua hal tersebut merupakan sumber-sumber risiko yang harus dipahami dengan baik dan dikelola jika sebuah perusahaan pertanian atau peternakan ingin berhasil. 7 Ditinjau dari usaha di bidang pertanian sebagian besar sumber risiko adalah kondisi iklim dan serangan hama dan penyakit. Hasil penelitian Ginting 2009 tentang Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada Usaha Cempaka Baru di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor menyimpulkan bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi produksi jamur antara lain kondisi iklim atau cuaca, hama penyakit, perawatan tanaman jamur beserta input yang digunakan dalam budidaya jamur. Variabel-variabel ini menyebabkan terjadinya fluktuasi produksi pada usaha produksi jamur tiram putih. Demikian juga hasil penelitian Wisdya 2009 yang menemukan bahwa faktor-faktor penyebab risiko produksi pada produksi anggrek Phalaeonopsis antara lain reject yang terdiri dari kontaminasi dalam pembibitan dengan teknik 7 http:www.wyoagrisk.com Production Risk [2 September 2010] 12 kultur jaringan, serangan hama penyakit, virus, mutan, stagnan, dan kerusakan mekanis pada tanaman yang sulit diprediksi. Peluang untuk kondisi tertinggi, normal dan terendah diukur dari proporsi frekuensi atau berapa kali perusahaan mencapai persentase keberhasilan produksi dan pendapatan tertinggi, normal dan terendah selama periode siklus berlangsung. Faktor-faktor penyebab munculnya persentase keberhasilan produksi kondisi tertinggi dan terendah antara lain curah hujan, serangan hama dan penyakit dan kerusakan mekanis. Hasil penelitian Sembiring 2010 tentang analisis risiko produksi sayuran organik menemukan bahwa faktor yang menyebabkan timbulnya risiko produksi pada The Pinewood Organic Farm adalah adanya teknologi yang tidak seimbang serta. Selain itu sumber risiko juga berasal dari lingkungan eksternal budidaya seperti human error yang timbul mulai dari penanaman bibit sehingga mengakibatkan timbulnya tingkat kematian atau mortalitas tanaman yang juga disebabkan oleh serangan hama dan penyakit, kondisi cuaca atau iklim yang tidak pasti. Hal yang sama juga diperoleh Utami 2009 yang meneliti sumber-sumber risiko produksi bawang merah yang menyebabkan fluktuasi produksi. Sumber- sumber risiko antara lain faktor iklim dan cuaca yang sering berubah-ubah, faktor hama dan penyakit, tingkat kesuburan tanah dan efektivitas penggunaan input. Komponen terpenting variabel input pada usahatani bawang merah adalah bibit, pupuk, obat-obatan serta tenaga kerja. Berbeda halnya dengan risiko yang terdapat pada pengusahaan udang vanname yang pengadaan induknya dilakukan dengan impor. Risiko usaha ini cukup kompleks sesuai dengan penelitian yang dilakukan Lestari 2009 yang menyimpulkan sumber-sumber risiko pada usaha pembenihan udang vannamei adalah risiko operasional dan risiko pasar. Sumber-sumber risiko operasional antara lain pengadaan induk udang vannamei yang didatangkan dari Hawaii, Amerika Serikat dengan tingkat risiko sekitar tiga persen. Hal ini disebabkan induk yang didatangkan oleh perusahaan harus melewati proses karantina terlebih dahulu sehingga bisa menimbulkan kegagalan dalam birokrasi. Selain itu sering ditemukan kasus induk udang vannamei yang mengalami stress dikarenakan proses distribusi yang memakan waktu dan adanya perbedaan suhu yang relatif besar antara Negara asal udang dan Indonesia. Selain itu sumber risiko 13 operasional adalah faktor penyakit, cuaca, mortalitas dan kerusakan pada peralatan teknis. Sumber risiko pasar pada pembenihan udang vannamei adalah fluktuasi harga induk, fluktuasi harga pakan dan fluktuasi harga benih. Diinjau dari segi non-teknis sumber-sumber risiko pasar pada usaha pertanian mencakup fluktuasi harga input dan output. Sementara itu Firmansyah 2009 dalam penelitiannya tentang risiko portofolio pemasaran sayur organik pada perusahaan Permata Hati Organic Farm mengungkapkan ketidakpastian pesanan merupakan sumber utama risiko pasar yang dihadapi perusahaan. Hal yang sama juga ditemukan Sari 2009 yang meneliti tentang risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia. Hasil analisis risiko harga pada kedua komoditas tersebut menunjukkan bahwa fluktuasi harga tidak terlepas dari pengaruh permintaan dan penawaran di pasar. Harga cabai merah biasanya naik pada akhir tahun dimana banyak perayaan hari-hari besar keagamaan sepert lebaran, natal dan tahun baru. Harga rendah terjadi pada bulan-bulan Mei hingga Agustus dimana pada saat tersebut terjadi oversupply diakibatkan adanya panen serentak lahan pertanian cabai Indonesia. Dari penelitian-penelitian terdahulu diperoleh variabel-variabel yang menjadi sumber-sumber risiko yaitu faktor cuaca, hama dan penyakit, kerusakan teknismekanis, efektivitas penggunaan input, harga bibit komoditas serta harga jual komoditas. Variabel-variabel tersebut juga diduga menjadi sumber risiko pada pengusahaan bunga yang diteliti dalam penelitian ini.

2.2. Metode Analisis Risiko