Aspek Permodalan Pemasaran GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

46 yang digunakan berasal dari sumber mata air artesis pada kedalaman kurang dari 90 m dengan diameter 0,09 m. Sumur ini dibatasi oleh beton yang berukuran panjang 0,5 m, lebar 0,5 m dan tinggi 0,2 m. 3. Alat transportasi Alat transportasi yang dimiliki oleh perusahaan terdiri dari dua mobil bak terbuka, 12 mobil bak tertutup, dan kereta dorong masing-masing dua buah untuk divisi sayuran dan divisi bunga. Mobil bak terbuka digunakan untuk mengangkut hasil panen yang berasal dari green house ke demplot. Kereta dorong digunakan untuk mengangkut krisan pot yang dipindahkan dari lokasi long day LD ke short day SD dan untuk mengangkut sayuran dari ruang cooling room ke ruang packaging , torn penampungan untuk penyemprotan pestisida, mengangkut hasil panen, mother plant dan panen persemaian ke cooling room. 4. Ruang stok panen Ruang stok panen terdiri atas demplot dan dua cooling room. Demplot merupakan tempat demonstrasi plot, yaitu tempat penyimpanan hasil pemanenan krisan pot yang belum terjual. Konstruksi demplot ini bentuknya sama dengan green house lainnya. Cooling room merupakan ruangan penyimpanan hasil panen cutting tanaman induk krisan pot dan hasil panen persemaian sedangkan cooling room lainnya digunakan untuk menyimpan sayuran yang sudah dikemas maupun yang belum dikemas. Suhu ruangan dibuat rata-rata harian di cooling room 8º C.

5.4. Aspek Permodalan

Sumber keuangan yang digunakan PT Saung Mirwan berasal dari modal sendiri. Hal ini merupakan suatu kekuatan perusahaan, karena perusahaan sampai saat ini tidak memiliki masalah terhadap permodalan. Serta sistem pencatatan yang baik dilakukan dengan menggunakan cara komputerisasi sehingga data mengenai pengeluaran dan pendapatan dapat dirinci sesuai dengan kebutuhan.

5.5. Unit Bisnis

Unit bisnis merupakan satuan usaha yang memiliki satuan fungsional dalam pengelolaanya. Beberapa aspek yang akan diuraikan dalam deskripsi unit bisnis 47 ini diantaranya adalah produk yang dihasilkan, pengadaan bahan baku atau input, teknis dan teknologi produksi serta pemasaran di PT Saung Mirwan.

5.5.1. Pengadaan Bahan Baku

Pemasok input sangat diperlukan dalam suatu kelangsungan kegiatan bisnis dan menjaga kontinuitas dalam memenuhi kebutuhan dalam pengadaan input. Berdasarkan kebutuhan dalam pengadaan input terbagi menjadi pengadaan input sayuran dan non sayur. Pengadaan input non sayuran adalah pengadaan input- input penunjang kegiatan produksi dan kegiatan lainnya. Input tersebut dibutuhkan untuk melakukan kegiatan diantaranya seperti alat tulis kantor, obat- obatan, pestisida, pot, media tanam, plastik, wrapping styrofoam, dan lainnya. Bagian pengadaan melakukan pembelanjaan langsung kepada pemasok tetap yang telah menjadi langganan perusahaan. Pemasok tetap tersebut berada di daerah Jakarta. Pembelanjaan disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan stok barang di gudang. Dalam menyediakan produk bunga baik krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba PT Saung Mirwan lebih mengandalkan produksi sendiri agar kualitasnya lebih terjamin. PT Saung Mirwan tidak menjalin kerjasama dengan pemasok bunga dalam penyediaan komoditas bunga. Berbeda halnya dengan komoditas sayuran, PT Saung Mirwan menjalin kemitraan dengan petani mitra. Untuk menjaga kontinuitas input sayuran PT Saung Mirwan memiliki pemasok tetap yakni para petani yang menjalin kemitraan. Kemitraan yang terjadi telah melalui kesepakatan bersama dengan konsep inti-plasma. PT Saung Mirwan sebagai inti dan para petani sebagai plasma. Dalam konsep kemitraan ini mempunyai kewajiban-kewajiban antara lain : a. Inti berkewajiban : 1. Menyediakan kebutuhan sarana produksi dengan sistem pinjaman 2. Menentukan jenis komoditas yang ditanam oleh plasma petani 3. Menentukan program tanam, yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar 4. Memberikan teknologi tentang teknis budidaya dan pengendalian HPT 5. Membeli semua hasil produksi dari para plasma yang memenuhi standar mutu yang ditentukan oleh inti 48 6. Memberikan penyuluhan dan bimbingan serta pengawasan terhadap plasma di lapangan. b. Plasma berkewajiban : 1. Mengikuti dan melaksanakan program kerja dan teknis budidaya yang diberikan oleh inti. 2. Menjual hasil produksinya kepada inti dengan harga yang telah ditentukan 3. Menyelesaikan pinjaman dengan jangka waktu maksimal 3 bulan dari mulai pengambilan sarana produksi.

5.5.2. Teknis dan Teknologi Produksi

A. Produksi Sayuran PT Saung Mirwan dalam melaksanakan kegiatan produksi sayuran segar melalui beberapa tahapan, dimulai dari kegiatan pengadaan bahan baku sayuran dan bahan baku penolong lainnya misalnya kemasan yang akan digunakan. Kemudian dilakukan penanganan pertama terhadap bahan baku berupa sayuran yang sudah dipanen, pengangkutan ke lokasi perusahaan, penerimaan bahan baku, sortasi, pengemasan, penyimpanan, dan pendistibusian ke pelanggan sesuai jadwal yang telah disusun. B. Proses Produksi Bunga Krisan, Kalandiva, Kalanchoe dan Kastuba Secara umum proses produksi yang dilakukan di PT Saung Mirwan sama untuk produk yang diusahakan. Beberapa tahapan penting yang dilakukan oleh PT Saung Mirwan dalam memproduksi komoditas bunga yang diusahakan meliputi kegiatan di bawah ini: 1. Pembibitan Bunga Proses produksi pembibitan bunga terdiri dari dua tahapan yaitu proses produksi pada lahan tanaman induk mother plant yang meliputi persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen, serta proses produksi di ruangan propagation yang meliputi pemberian zat perangsang pertumbuhan akar, persiapan media tanam, penanaman, pemeliharaan, panen dan pascapanen. 49 a. Budidaya Tanaman Induk mother plant Tanaman induk berasal dari stek pucuk yang memiliki pertumbuhan dan perakaran yang sehat dan kuat. Ketepatan dalam memilih tanaman induk yang baik sangat penting karena berpengaruh pada hasil produksi. Pada tahap awal, bibit terlebih dahulu ditanam di tempat pembibitan nursery untuk diakarkan selama dua minggu. Setelah itu bibit akan ditanam di lahan yang digunakan khusus sebagai media tanam untuk tanaman induk mother plant. Mother plant berfungsi untuk memproduksi bagian vegetatif tanaman sebanyak mungkin sebagai perbanyakan stek-stek untuk bibit. Stek yang diambil dari tunas mother plant adalah sebanyak 2-3 tunas sepanjang 5-6 cm kemudian disisakan sepasang daun untuk tunas berikutnya. Mother plant digunakan sampai umur produksi 3 bulan setelah itu diafkir. Berikut akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan di lahan mother plant , antara lain : 1. Persiapan Lahan Pada lahan yang akan ditanami, dua minggu sebelumnya harus distrelilkan terlebih dahulu dan dilakukan pengukuran pH tanah dengan menggunakan alat pengukur pH tanah. Perbaikan pH dapat dilakukan dengan menabur dolomit sesuai dengan pH yang dibutuhkan. Pada umumnya pH yang cocok untuk budidaya tanaman krisan yaitu 5,5-6,7. Setelah pengukuran pH tanah, berikutnya dilakukan pembersihan rumput dan tanaman sisa, perataan lahan dan penanaman. Pada tahap penanaman, lahan yang akan digunakan terlebih dahulu disiram hingga benar-benar basah 10 liter air per meter persegi. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang tanam dengan kedalaman 2-3 cm dan sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar keadaan bibit masih segar dan batangnya masih segar. Bibit yang digunakan adalah bibit yang sudah berakar yang telah diseleksi dan bebas dari hama penyakit tanaman yang diperoleh dari bibit yang diimpor atau bibit yang berasal dari stek induk utama yang telah diakarkan. Penanaman bibit dilakukan tidak terlalu dalam untuk menghindari terkena busuk pangkal batang, kemudian setelah itu tanaman ditutup dengan tanah sebatas leher akar untuk selanjutnya tanah disiram kembali agar bibit bias terikat oleh tanah serta tidak rebah. 50 2. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman induk krisan terdiri dari penyiraman, pemupukan, pembersihan gulma, penopingan pemotesan cabang muda, pemangkasan batang dan perlakuan long day. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai kegiatan pemeliharaan: 3. Penyiraman Penyiraman dilakukan dengan tujuan agar kondisi tanah terjaga kelembabannnya. Pada awal penanaman, bibit baru tersebut disiram dengan menggunakan air murni. Penyiraman dilakukan setiap hari dengan menggunakan overhead irrigation pada volume 15 liter per meter persegi selama satu minggu dalam waktu sekitar 15 menit. Setelah tanaman berumur lebih dari satu minggu, penyiraman dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam seminggu dan sudah mulai diberikan nutrisi menggunakan selang membran berpori-pori dengan volume 15 liter per meter persegi. Pemberian nutrisi melalui drip atas dilakukan bersama- sama dengan penyiraman perbandingan tujuh banding tiga untuk air dan nutrisi selama umur tanaman lima minggu dan setelah itu penyiraman hanya dengan menggunakan via flow. 4. Pemupukan Pemupukan susulan dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu dengan menggunakan pupuk CaNO3, KNO3, MgSO4, Borak dan Urea. 5. Pembersihan gulma penyiangan Pada tanaman induk diantara pertanaman biasanya ditumbuhi gulma atau rumput yang harus segera mungkin dibersihkan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman induk. Penyiangan dilakukan seminggu sekali pada minggu ketiga setelah tanam dan dilakukan secara langsung menggunakan tangan. 6. Penopingan dan pemangkasan batang Tanaman induk yang sudah berumur dua minggu dan sudah mulai tumbuh cabang baru dapat dilakukan penopingan atau pemotesan pucuk muda dengan meninggalkan sekitar enam helai daun bawah. Hal ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru yang dapat tumbuh dengan baik dan banyak. Masa vegetatif tanaman adalah lima minggu dengan umur produktif sekitar lima belas minggu. 51 Pemangkasan batang dilakukan setelah usia produktif, karena biasanya pada sisa-sisa hasil pemotesan pucuk akan terdapat tangkai-tangkai yang membuat tanaman menjadi tidak rapi. Tangkai sisa yang sudah tidak diperlukan lagi akan dipotong dengan menggunakan gunting agar penanaman tetap terlihat rapi dan tumbuh dengan baik serta akan memudahkan dalam perawatan selanjutnya. 7. Perlakuan Long day Pemeliharaan tanaman induk dilakukan intensif dalam kondisi lingkungan berhari panjang 14 jam per hari sehingga untuk daerah yang memiliki hari panjang kurang dari 14 jam, secara mutlak harus melakukan penambahan lampu untuk penyinaran pada malam hari. Daerah tropis seperti Indonesia memiliki panjang hari sekitar 12 jam, sehingga perlu ditambahkan penyinaran lampu sekitar lima jam per malam mulai pukul 21.00-03.00. Daya lampu yang digunakan antara 100-150 Watt. Cara menyalakan lampu digunakan metode siklik yaitu dengan memberikan pencahayaan secara bergantian, 10 menit menyala lalu dimatikan selama 15 menit kemudian menyala kembali selama 10 menit demikian seterusnya hingga sekitar lima jam. Pencahayaan dilakukan selama masa periode tanam. Pengawasan terhadap penyinaran cahaya lampu harus diperhatikan karena intensitas cahaya rendah akan mengakibatkan inisiasi pembentukan bunga awal atau kelainan pada bentuk daun stek yang dihasilkan. Untuk itu, jika terjadi penyinaran cahaya terganggu maka harus dilakukan perbaikan sesegera mungkin. 8. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman yang baik adalah tanaman yang terbebas dari hama dan penyakit. Hama dan penyakit tanaman HPT merupakan faktor eksternal yang sangat mempengaruhi kualitas dan produktivitas tanaman. Serangan HPT sangat merugikan tanaman. Tanpa pengendalian yang cepat dan tepat produksi bisa hancur. Oleh karena itu dalam proses pengendalian HPT diperlukan pengamatan secara rutin untuk mengetahui gejala dini sebelum menyebar pada skala luas. Program pengendalian HPT yang baik adalah menerapkan teknik pengendalian hama terpadu, baik secara kultur teknis, mekanis, biologi dan kimiawi. Langkah awal untuk mengurangi serangan HPT adalah memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi tanaman seperti pengolahan tanah yang baik dan pemberian unsur hara yang cukup. Hal ini dilakukan supaya tanaman tumbuh 52 dengan baik. Pengendalian hama dan penyakit pada PT Saung Mirwan juga dilakukan secara mekanis yaitu menutup tanaman dengan insect screen sehingga hama tidak bisa masuk atau membuat perangkap-perangkap untuk mengurangi populasi. Langkah terakhir upaya pengendalian hama yang diterapkan di PT Saung Mirwan adalah menggunakan pestisida untuk menekan populasi hama dan serangan penyakit. Pemakaian pestisida dilakukan dua hari sekali pada pagi hari dengan menggunakan pompa sprayer. 9. Panen dan Pascapanen Kegiatan panen pada tanaman induk krisan merupakan pemangkasan cutting pucuk tanaman yang akan digunakan sebagai stek. Pemanenan cabang atau cutting dilakukan dengan menggunakan pisau khusus yang ukurannya telah disesuaikan. Tujuannya agar pada saat kegiatan cutting cabang yang dipanen memiliki keseragaman tinggi batang 5,2 cm sehingga kegiatan panen cutting mother plant jadi lebih mudah. Kegiatan pemanenan dapat dilakukan pada saat usia produktif yakni pada saat tanaman berusia lima minggu hingga 15 minggu. Setiap tanaman induk dapat menghasilkan sekitar delapan stek hasil cutting perbulan, sehingga selama masa produktif tanaman dapat menghasilkan sekitar 32 stek hasil cutting. Hasil panen berupa cutting motherplant tersebut dimasukkan ke dalam bungkus plastik. Satu bungkus plastik berisi 52 cutting dan disusun dalam krat keranjang untuk dibawa ke ruang kontrol. Selanjutnya, akan dilakukan quality control untuk melihat kualitas dan keseragaman dalam ukuran hasil cutting setelah itu baru disimpan ke ruang propagation. Untuk hasil cutting motherplant ekspor langsung dibawa ke ruang seleksi khusus untuk ekspor. Kemudian dilakukan quality control sebelum disimpan di dalam cooling room. Untuk pengiriman hasil cutting mother plant yang akan diekspor ke Jepang akan dilaksanakan kembali seleksi dan diperiksa untuk menjamin kualitasnya. Setelah melalui proses kontrol, hasil panen berupa cutting mother plant tersebut dibawa ke ruang propagation yaitu ruangan untuk melakukan kegiatan pembiakan atau pengakaran bibit. Ruangan propagation merupakan bangunan rumah plastik berkerangka kayu yang dilengkapi dengan kasa nyamuk berwarna hijau dan shading net sebagai pengatur cahaya yang masuk serta berlantaikan 53 semen. Ruangan propagation dilengkapi dengan bench atau meja-meja untuk persemaian. Selain itu juga terdapat perlengkapan peralatan pengairan berupa nozzle yang dipasang di atas ruangan untuk proses pengkabutan. Hasil cutting mother plant yang belum berakar sebagian disimpan untuk stok dan sebagian lagi diproses untuk disemai di ruang propagation. Setiap minggunya terdapat rencana tanam yang telah disusun sesuai kebutuhan. Hasil cutting untuk stok disimpan di cooling room lemari pendingin berupa kontainer yang di dalamnya terdapat rak- rak stainless steel untuk menyimpan box berisi hasil cutting dan lama penyimpanan kurang lebih 16 hari. 2 Produksi Bunga Krisan, Kalandiva, Kalanchoe dan Kastuba Pot Produksi bunga krisan pot menggunakan bibit yang berasal dari produksi sendiri, yakni dari hasil kegiatan panen bibit krisan di ruang propagation. Mekanisme kerja pada bagian produksi bunga pot, yakni kepala bagian produksi menyusun rencana produksi selama satu bulan. Namun sebelumnya kepala bagian produksi telah berkoordinasi dengan bagian sales karena rencana produksi yang disusun juga mengacu kepada rencana penjualan yang disusun oleh sales. Untuk sistem budidaya yang digunakan dalam proses produksi bunga krisan adalah tehnik budidaya secara hidroponik dengan irigasi tetes dan ebb and flow. Pada proses produksi bunga krisan pot terdapat kegiatan yang harus dilakukan diantaranya pengisian pot, penanaman, penopingan, pemindahan bunga dan lainnya. Kegiatan tersebut diatur sesuai jadwal untuk dilakukan dalam satu minggunya, sebagai contoh untuk kegiatan penanaman dilakukan pada hari Senin dan Kamis. Berikut akan dijelaskan mengenai proses produksi bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba pot. a. Pengisian Pot Kegiatan pengisian pot dilakukan sebelum penanaman. Jumlah pot yang diisi biasanya disesuaikan dengan rencana tanam yang telah disusun. Kepala bagian produksi membuat jumlah kebutuhan pot yang akan digunakan, kemudian diserahkan ke bagian pengadaan. Media tanam yang digunakan adalah media tanam bekas yang dipakai dalam persemaian bibit di ruangan propagation yakni arang sekam, serabut kelapa, tanah gambut feat moss yang sebelumnya sudah 54 disterilisasi. Perbandingan media tanam sekam: serabut kelapa: feat moss adalah 2:1:1. Pot yang digunakan adalah pot dengan diameter 15 cm untuk krisan dan kastuba sedangkan untuk kalandiva dan kalanchoe menggunakan pot dengan diameter 13 cm. b. Penanaman Kegiatan penanaman krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba pot dilakukan dua kali seminggu, yakni hari Senin dan Kamis. Bibit yang digunakan adalah bibit hasil panen dari propagation. Sebelumnya pot yang telah berisi media tanam tersebut dilubangi sedalam 3-4 cm. Untuk krisan setiap satu pot dibuat lima lubang, karena dalam satu pot tersebut akan ditanam lima bibit krisan dengan varietas yang sama. Sebelum bibit ditanam, pekerja terlebih dulu memilih bibit untuk melihat keseragaman ukuran dan kualitas dari bibit tersebut. Bibit bunga yang kira-kira memiliki keseragaman akan disatukan dan ditanam dalam satu pot, hal ini dilakukan dengan harapan ketika bunga tumbuh maka akan kelihatan bagus. Jika terdapat bibit yang rusak karena proses penyimpanan, maka bibit tersebut tidak layak untuk digunakan misalnya bibit terlalu layu atau batangnya patah dan daun yang tersisa sedikit. Terdapat perbedaan jarak tanamn untuk komoditas bunga yang diusahakan. Jarak tanaman disesuaikan dengan ukuran bunga tersebut pada saat dipanen. Jarak tanam untuk bunga krisan adalah 10x10 cm, bunga kalandiva dan kalanchoe adalah 15 x15 cm sedangkan untuk bunga kastuba 25x25cm. c. Pemeliharaan Pada proses produksi bunga perlu diperhatikan mengenai perihal pemeliharaannya, hal ini bertujuan agar bunga dapat tumbuh dengan baik. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, penopingan dan pemeliharaan. Penyiraman dengan cara ini dilakukan pada krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba pot yang telah berumur lima minggu. Penyiraman dilakukan pagi hari selama kira-kira lima belas menit sampai setengah jam untuk masing-masing pot. Penyiraman tersebut tidak hanya air saja namun telah dicampur dengan zat nutrisi dan pupuk. Untuk krisan pot yang diletakan di atas bench, penyiraman dilakukan dengan cara irigasi ebb and flow, yakni air yang telah dicampur nutrisi dan pupuk 55 akan dipompa dari mesin irigasi agar mengalir melalui pipa yang tersambung dengan bench. Setelah krisan berumur enam minggu dapat dilakukan kegiatan pewiwilan disbudding. Pewiwilan adalah perompesan bakal bunga secara manual dengan menggunakan tangan, hal ini dilakukan untuk membentuk tipe bunga yang akan tumbuh agar lebih baik karena dalam satu tangkai tumbuhnya bakal bunga tidak serempak. Pewiwilan dilakukan tergantung dari tipe bunga, yakni tipe spray atau tipe standar. Untuk tipe spray, dalam satu tangkai terdapat empat atau lebih dari satu bakal bunga, sedangkan tipe standar dalam satu tangkai hanya terdapat satu bakal bunga. Tipe standar ataupun tipe spray tergantung dari varietas jenis bunga krisan. d. Pemupukan Hasil pemupukan yang lebih efektif dan efesien tergantung pada alat pemupukan yang digunakan. Pada bunga krisan pot, pemberian pupuk dilakukan melalui sistem irigasi ebb and flow. Berbeda halnya dengan kalandiva, kalanchoe dan kastuba. Pemberian air dan pupuk dilakukan secara manual. e. Pengendalian Hama dan Penyakit Bunga krisan pot yang berkualitas merupakan bunga yang bebas dari serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, kegiatan pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan selama proses budidaya. Pengendalian hama dan penyakit terdiri dari dua perlakuan yang disesuaikan dengan umur bunga krisan pot. Untuk bunga krisan pot yang masih berumur kurang dari dua minggu maka pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan hanya dengan cara mekanis tanpa menggunakan pestisida, karena tanaman masih bersifat sensitif. Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan adalah dengan pemakaian Insect Adhesive Treatment Paper IATP, yaitu kertas berwarna kuning yang dilapisi bahan perekat dan dicampur dengan bau-bauan penarik serangga. Selain itu juga untuk antisipasi di sekitar ruang persemaian di pasang kasa nyamuk berwarna hijau. Untuk bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba pot yang telah berumur dua minggu lebih, pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan 56 penyemprotan pestisida. Penyemprotan ini rutin dilakukan 2 hari sekali pada pagi hari. Hama dan penyakit yang menyerang bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba berubah-ubah sesuai dengan perubahan misim, sehingga pengendaliannya juga mengikuti pola musim yang terjadi. Hama dan penyakit yang menyerang krisan lebih banyak dibandingkan dengan kalandiva, kalanchoe dan kastuba. Adapun hama dan penyakit yang menuyerang bunga krisan antara lain: 1. Leaf Miner Liriomyza sp. Leaf miner merupakan hama pada bunga krisan yang hamper selalu ada sepanjang tahun. Hama ini merusak tanaman dengan cara menggorok daun sehingga terlihat transparan dan cepat menjadi kering. Populasi hama ini akan meningkat jika memasuki musim kemarau. 2. Aphids Hama ini akan merusak kualitas bunga krisan. Aphids akan mengeluarkan embun madu pada daun krisan dan bila terkena debu maka debu tersebut akan menempel pada daun tersebut sehingga daun menjadi hitam. Selain itu embun madu tersebut akan mengundang tumbuhnya jamur yang dapat merusak bunga krisan. 3. Thrips Thrips menyerang pucuk tanaman krisan yang masih dalam fase pertumbuhan vegetatif dan daun pucuk tanaman pada fase ini masih menutup. Hama ini juga berbahaya bila masuk ke dalam bunga yang masih kuncup karena pengendalaiannya sulit sehingga bunga bisa layu dan kering. 4. Ulat Ulat yang menyerang bunga krisan ada dua jenis yaitu ulat penggerek daun dan ulat penggulung daun. Ulat penggulung menyerang pucuk tanaman krisan yang masih muda sedangkan ulat penggerek daun menyerang daun-daun krisan yang tua. Serangan hama ini akan meningkat jika terjadi hujan dan panas secara bergantian. 5. White Rust White rust adalah penyakit yang serng menyerang di musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu jamur yang penyebarannya cepat karena 57 sporanya bisa terbawa oleh angin, air atau benda-benda lain yang menempel pada spora tersebut. Penyebaran jamur ini sangat cepat bila kelembaban udara tinggi. Oleh karena itu teknik penyiraman harus benar untuk mencegah penyebaran white rust. Jenis hama dan penyakit yang menyerang kalandiva dan kalanchoe antara lain mildew jamur dan aphids ulat. Bunga kastuba sering diserang hama dan penyakit seperti kupu-kupu putih dan jamur. Umumnya serangan hama meningkat memasuki musim kemarau sedangkan penyakit meningkat pada musim hujan. f. Panen dan Pascapanen Waktu panen pada bunga krisan pot berbeda–beda tergantung dari jenis varietasnya. Untuk varietas 148, 218, 306, 151, 120, 374 waktu panen berumur sekitar 8-9 minggu. Untuk varietas 133, 140, 136, 179, 213, 240, 242, 211, 08, 373 waktu panen berumur sekitar 10-11 minggu. Untuk varietas 112 waktu panen berumur sekitar 11-12 minggu. Waktu panen kalandiva dan kalanchoe adalah 16- 17 minggu sedangkan kastuba waktu panennya 14-15 minggu. Ukuran normal ideal tanaman krisan pot adalah antara 3-35 cm tingginya dari permukaan pot. Tanaman krisan pot yang telah tiba waktu panennya, kemudian akan dipindahkan ke demplot. Pemindahan tanaman krisan pot dilakukan dengan menggunakan krat yang diangkut dengan mobil pick-up.

5.6. Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai orang lain. PT Saung Mirwan harus mampu memenuhi keinginan maupun kebutuhan baik secara individual maupun kelompok dengan cara memberikan nilai tambah dan mempermudah proses pertukaran produk. Hal-hal yang diperlukan dalam pemasaran adalah : 1. Melihat potensi pasar 2. Melihat fungsi-fungsi pemasaran yang menyangkut penjualan, pembelian pengangkutan, penyimpanan, standarisasi dan grading, pembelanjaan 3. Menanggung resiko yang dihadapi 58 4. Melakukan kegiatan promosi untuk memenuhi saluran distribusi Kegiatan pemasaran yang dilakukan PT Saung Mirwan terbagi menjadi kegiatan pemasaran untuk produk sayuran dan kegiatan pemasaran untuk produk bunga krisan. Untuk produk sayuran, PT Saung Mirwan melakukan kegiatan pemasaran ke supermarket-supermarket besar yang berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi Jabodetabek. Untuk bunga krisan, kalandiva, kalanchoe dan kastuba dalam pot pemasaran dilakukan ke wilayah domestik sekitar Jabodetabek. Pemasaran bunga krisan ditujukan kepada distributor, produsen bunga, florist, dekorator atau konsumen retailer. Konsumen retailer merupakan konsumen yang melakukan pembelian permintaan dengan waktu yang tidak menentu. Konsumen retail biasanya melakukan pembelian dengan cara langsung datang ke PT Saung Mirwan, jumlah pembeliannya pun tidak banyak. Untuk sistem pemesanan ada standar minimal order yakni 100 pot untuk krisan pot. Untuk sistem order pihak pemesan harus memberikan uang Down Payment DP atau membayar abodemen. Pembayaran dapat dilakukan dengan dua cara yakni tunai dan pembayaran abodemen. Pembayaran secara tunai adalah apabila pelanggan pada saat mendapatkan langsung membayarnya secara tunai, biasanya dilakukan oleh customer retail , untuk pembayaran secara tunai selambat-lambatnya satu sampai dua minggu setelah produk sampai ke tangan konsumen. Untuk pembayaran secara abodemen adalah pelanggan yang melakukan pembayaran pada akhir periode tertentu misalnya untuk 3 atau 4 bulan sesuai dengan jumlah bunga yang telah dipesan. PT Saung Mirwan selalu berupaya untuk menghasilkan dan menawarkan produk yang terbaik kepada pelanggan mencakup mutu, jumlah, tepat waktu, harga yang terjangkau, kesinambungan dalam ketersediaan produk, kemudahan informasi serta keramahan untuk mencapai kepuasan konsumen.

5.7. Analisis Pendapatan